Tuesday, November 12, 2013

BELAJAR DARI SEJARAH







Thomas Carlyle mengatakan “ the history of the world is but the biography of greatman”, sejarah tak lebih merupakan kumpulan biografi orang orang besar.

Thomas Carlyle, seorang sejarawan, guru, penulis satir, penulis essay dari Skotlandia yang hidup pada 1795-1881.

Apa yang bisa kita simpulkan dari ucapannya tersebut?

Hanya orang orang besarlah yang namanya akan tercatat dalam sejarah.

Siapakah orang orang besar

Berikut apa kata Samson Rahman dalam pengantar buku yang 
diterjemahkannya ”Tarikh Khulafa” tulisan Imam As-Suyuthi :

·         Orang orang yang melakukan pekerjaan agung dan besar
·         Orang orang yang mampu mengubah arah mata angin fikiran dan pola fikir manusia
·         Manusia yang memiliki karakter, integritas dan bobot ( bobot = mampu mengopimalkan potensi diri untuk mengubah dunia)

Sejarah selalu merekam mereka yang mampu bertarung menegakkan dua sisi kemanusiaan yang saling berseberangan. Dalam sejarah akan selalu ada manusia yang membela kemanusiaan dan sosok yang menghancurkan kemanusiaan, sosok yang mengagungkan keadilan dan sosok yang melecehkan keadilan, antara yang menegakkan kebenaran dan meruntuhkan kebenaran. 

Ada sosok Habil yang bijak dan Qobil yang jahat, ada sosok  Musa yang alim dan Firaun yang dzalim, ada sosok Muhammad yang rahmatan lil alamin ada sosok Abu Jahl yang kurang ajar.
Habil, Musa dan Muhammad telah mempergunakan potensi baiknya sebagai manusia, sedang Qobil, Firaun dan Abu Jahl mengembangkan potensi jahatnya
.
Tidak semua kita berkesempatan terukir dalam sejarah, karena begitu kecilnya peluang untuk itu. Benar, belum ada penelitian, satu nama dalam sejarah mewakili atau membanding berapa jumlah yang tak tercatat dalam sejarah. Contoh, ada berapa manusia di suatu zaman, dan berapa orang saja yang namanya tercatat dalam sejarah. Ada berapa manusia di zaman Musa dan Firaun, sedang yang kita kenal hingga saat ini dua nama tersebut, di tambah beberapa orang disekitarnya yang diabadikan dalam sejarah?

Mungkin kita tak mampu mencatatkan diri dalam sejarah dunia yang akan terus dipelajari sepanjang zaman, tapi bolehlah kita mengukir sejarah dalam silsilah keluarga dan yang terpenting bagaimana kita belajar dari sejarah, sebagaimana perintahNya agar kita mengambil pelajaran dari orang orang terdahulu.

Sejarah dibuat agar kita dapat gambaran, ketika manusia mengembangkan salah satu potensi dirinya dengan sungguh sungguh dan maksimal, akan jadi seperti apa nantinya.

Silahkan memilih tokoh seperti apa, sejarah telah menyediakan begitu beragam model yang bisa kita jadikan figur untuk patokan.

Manusia diberi potensi yang sama, juga diberi kesempatan di dunia yang sama, dipersilahkan memilih jalan hidupnya, bagaimana akhirnya? Biarlah Lauhul Mahfuzh yang menyimpan catatannya.

Repotnya kalau belajar sejarah dunia tercampur dengan cerita israiliyat, atau sejarah nasional terkolaborasi dengan cerita klenik atau cerita rakyat, sehingga pembaca sulit membedakan, mana tokoh sungguhan, mana tokoh khayalan, mana sejarah, mana karangan.

Satu hal yang kita tak boleh lupa, bahwa setiap diri akan tercatat rapi dalam sejarahnya masing masing, karena sang pencatat sejarah itu tak pernah mengantuk maupun tidur, dia akan selalu menemani dan mencatat sedetail apapun yang kita lakukan. Jangan pernah lupakan dia, sejarawan abadi, Raqib dan Atid.

#edisi kangen baca buku tebal//

4 comments: