Saturday, November 30, 2013

MUJAHID JANGKRIK 11


Sudah baca buku La Tahzan?

Sepi, tak ada jawaban.

***

Masa berkabung hanya tiga hari, itu kata Rasulullah, manusia pertama yang harus kita cintai sebelum siapapun. Kesedihan, sedalam apapun tak boleh mengurangi penghambaan kita kepada Allah, karena memang kita di cipta hanya untuk itu, bukan yang lain.
Kau bersedih sudah lebih dari lima tahun, masihkah akan kau perpanjang? Keluarlah dari persembunyianmu, kesendirianmu. Terlalu sayang bila keindahan ukhuwah kau tinggalkan hanya untuk meni’mati kesedihanmu yang tak berujung.

Bila sedih itu tak jua beranjak pergi, bila kecewa selalu menggelayuti, bisikkan pada jiwamu,’ Yaa Robb, siapakah aku ini? Beraninya aku kecewa dengan kehendakMu?

Aku sangat faham apa yang kau rasa, sedih hatimu, sesak dadamu menahan rindu. Aku pernah muda, pernah seusiamu, pernah jatuh cinta tak berbalas, sakit! Sangat! Tapi semua aku kendalikan, dia yang kucinta tak tahu.
Siapapun tak kuberi tahu, hanya Dia sipemilik cinta tempatku mengadu. Air mata kutumpahkan saat tahajud panjangku. Imanku selalu menuntunku tuk menerima itu dengan lapang dada dan hanya kebaikan kumohonkan untuk penggantinya.

Biarlah Allah yang memilihkan penggantinya. Namanya kuukir di satu sudut hatiku, yang suatu saat muncul sebagai kenangan manis memoriku, sambil senyum kuberujar, ‘ jika dulu ku bersatu  denganmu, apakah kehidupanku sebaik saat ini?

Itu sebabnya aku tak segera meninggalkanmu, aku empati dengan apa yang terjadi padamu. Aku tak rela syaithon tertawa melihatmu jatuh karena cinta, aku tak rela da’wah ini kehilangan satu tentaranya karena tersandung kerikil cinta.

***

Sampai pagi pesan itu tak berbalas, tunda. Ada gangguan jaringan seperti biasanya, atau mujahid jangkrik sengaja mematikan hp nya?

Terasa ada yang beda, biasanya dipagi buta sudah ada yang menyapa, tapi pagi ini, … sepi. Ada setitik rasa kehilangan yang kurasa, tapi aku harus membiasakannya, agar apa yang kuangankan menjadi nyata. Aku tak tahu apa yang sedang terjadi di sana, ku berharap semua baik baik saja, semoga pesan pesanku sampai dan dibacanya, walau dia tidak langsung menjawabnya, bukan itu pentingnya, tatapi harapku isi pesan pesanku merasuki jiwanya, membangkitkan semangatnya, memotivasi dirinya. Terus saja pesan aku kirimkan, dengan harapan, dia membacanya.

Allah tak suka bila hambaNya berbagi cinta dengan makhluqNya, sehingga Allah uji kecintaan kekasihNya Ibrahim tuk korbankan anaknya, agar cintanya hanya tuk Allah semata. Bisa jadi dikala kita sedang lupa kepada Allah. Dia menguji kita dengan sesuatu yang menyakitkan, padahal itulah cara Allah tuk mengembalikan cinta kita kepadaNya.


***

Mi! Lagi apa? Nih aku baru saja pulang.

Ha ha ha ,Umi kira ngambek, syukurlah sudah pulang, nggak nyangkut di pesisir.

Nih sedang sekarat, tadi malam nabrak truk  he he … innalillahi… masih hidup. Nggak nyangka juga, hanya luka ringan dan keseleo, padahal motor hancur.

Masyaallah, kenapa bisa begitu? Allah belum izinkan kau menghadapNya, karena tugasmu di sini belum selesai.

Tikungan tajam, lampu kurang berfungsi dengan baik, sambil melamun juga, cieee…. Yeach mungkin belum saatnya juga

Sabar kenapa?Nggak usah ditunggu, perasaan pede banget, seperti yang bekalnya sudah menggunung. Nggak jadi kesini? Apa sudah nggak minat? Sms Umi yang panjaaaang semalam sampai tidak?apa jatuh di kolong truk?

Nih sms Umi baru kubuka, insyaallah nati kalau sudah sembuh ketempat Umi.

Aku sedih. Kejadian kemarin telah mengganggu fikirannya, konsentrasinya, menyebabkan dia celaka, Ya Allah, ampuni aku, bila ini terjadi karena salahku. Tak tahan, air mata meleleh di pipiku. Tak ada kejadian tanpa izinNya, termasuk awal dari kejadian ini. Terusiknya hati Habib meng smsku, bukan suatu kebetulan, Pasti ada maksud Allah membiarkan kejadian ini. Galibnya apa yang terjadi, merupakan ujian bagi pelaku maupun penyaksi, agar diambil pelajaran untuk meningkatkan kualitas keimanannya, itu pedomanku dalam mengamati dan mengalami setiap kejadian.

***

Akhirnya dia membalas, setelah 2 jam dari pernyataannya sedang membuka sms dariku.

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi… Aku tenggelam dalam lautan luka yang mendalam.. aku tersesat dan tak tau arah pulang… kian lama kian pasrah kurasakan jiwaku.
Selama ku mencari… selama ku menanti…bayang bayangmu di atas senja… matahari membakar rinduku… aku mulai terbang tinggi bersama mega mega menembus dinding waktu…aku coba pejamkan mata dan memanggil namamu…
Tertutup sudah pintu hatiku… yang pernah terbuka hanya untukmu… kini kau pergi dari hidupku…harus merelakanmu walau aku tak mau…

Hening… sepi…kutunggu, tapi tak ada lagi suara sms masuk. Kubiarkan dulu, kutunggu…ku ulang ulang membaca pesan itu… belum ada perubahan, aromanya masih sama dengan kemarin kemarin sebelum pernyataannya yang kupaksa itu, bahkan ini kurasa lebih pilu… Sebegitukah aku di hatinya? Sungguh, aku heran, mengapa bisa sampai seperti itu? Apakah karena aku termasuk orang yang sering mengabaikan perasaan karena tak ingin terhanyut dan terjebak di dalamnya?  Jujur! Aku tepengaruh! Inikah yang selama ini di bilang orang chemistry cinta? Rasa getar dalam hati terhadap seseorang, tanpa alasan. Seperti pengakuan Habib tentangku, nyaman. Hanya itu. Secara logika sama sekali tidak masuk akal. Ketemu belum pernah, interaksi langsung belum pernah, ada kepentingan? Tidak ada. Artinya ini murni, chemistry. Sayang! Salah alamat, walaupun Habib menolak mentah mentah kalau kukatakan cintanya salah alamat. Tidak ada cinta yang salah alamat, dia yakin itu.

Sudah ngomongnya? Sekarang sedang apa?

Sedang berbaring Mi!

Sudah makan? Keseleonya sudah di urut? Siapa yang merawat?

Nggak pengen makan Mi, semalam diantar supir truk berobat ke klinik, keseleo belum bisa diurut, lukanya sudah berhenti berdarah. Ya .. biar dulu lah, nanti juga sembuh sendiri. Biar tambah kurus gitu, sembuh juga mau apa? Sebentar sebentar ngeluyur.

Hei, sudah begitu banyak sakit yang kau rasa,masih belum sadar juga, masih belum kembali mendekat kepadaNya, dengan cara apa agar kau bangkit? Tak ada yang bisa menolongmu, kalau kau tak mau ditolong. Untuk apa aku ada menemanimu, mendampingi, kalau kau sendiri tak ada niat untuk bangkit?

Dikala malam hatiku menangis, dikala hatiku teriris…teringat cerita cinta yang telah lalu. Jikalau malam hatiku terdiam membisu… kuteringat tentangmu… ku tak bisa tanpamu.

Oke, siapa yang tahu esok hari? Kalau kau butuh aku, selagi kumampu, selagi kubisa menemani, selagi ku ada, bangkit segera. Berhenti merintih, kuatkan pijak kakimu, tegapkan badanmu, bentangkan kepak sayapmu, selagi ku ada, selagi kubisa, selagi kumampu. 
Kadang ku beprfikir, bagaimana kau di mata ibu,ayah, adik dan saudara serta tetanggamu? Apa kata mereka tentangmu? Korban cinta? Lemah? Sensi? Atau kau mampu gagah di hadapan mereka, tanpa tahu hancurnya hatimu?
***

No comments:

Post a Comment