Monday, November 25, 2013

HILANG MA'NA KARENA BAHASA? 3

Kesan tertentu terhadap pembicara, sampai menjadi label yang diakui banyak pihak, bukanlah proses yang  direncanakan dengan mudah atau didapat di awal kemunculannya. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dan pengalaman yang berulang ulang, istilahnya, jam terbang yang semakin tinggi.

Label itu tersemat dan terbentuk biasanya tak lepas dari karakter dan gaya, ilmu yang di kuasai dan cara mengemas isi pembicaraan.

Ketika seorang pembicara mengenali ciri khas yang ada dalam dirinya dengan baik, menguasai tema pembicaraan dalam arti yang sesungguhnya, maksudnya benar benar bergelut dengan hal tersebut, ditambah dengan referensi yang mendukung, serta contoh contoh yang menarik, tentu dia akan nyaman dan menikmatinya. Terakhir, dia bisa menyesuaikan gaya komunikasinya dengan kondisi audien.

Respon dan penilaian yang didapat akan mempengaruhi pembicara dalam penampilan berikutnya, dia akan perkuat sisi menariknya. Hal inilah yang sering menjebak, sehingga tujuan eksistensi diri lebih dominan dibandingkan dengan tujuan materi pembicaraan yang disampaikan.
Wajar kalau setelah acara, audien tidak menangkap pesan yang disampaikan, alih alih membuat perubahan sikap yang lebih baik, karena yang melekat justru kesan tentang pembicaranya.

Itu juga yang terjadi pada penulis.
Kita bisa melihat kesan yang didapat pembaca dari komentar yang disampaikan. Itu sebabnya, ketika kita mempostiong tulisan, perlu kita perhatikan komen komen yang bermunculan, walaupun tidak 100% komen itu murni tentang tulisan kita, karena kadang panjangnya komen bukan tentang tulisan, tetapi lebih banyak komunikasi antar komentator yang mengakrabkan tetapi tidak membicarakan tentang isi tulisan.

Kadang kita temui, seorang penulis menceritakan kajadian tragis, tapi karena gaya yang dipakai ngocol, komen yang muncul tentang gaya penulisannya, bukan tentang ketragisan isi tulisannya.

Dan itu yang saya maksud dengan judul tulisan di atas.

Sebelum lebih jauh, kita kembalikan pada idealisme kita diawal, apa yang kita cari dengan menjadi penulis?

No comments:

Post a Comment