Sunday, September 1, 2013

TIDAK SEMPAT SAKIT


Tidak sempat sakit, itu kesimpulan sementara dari pengamatan saya sebagai seorang terapis terhadap ibu ibu yang masih mempunyai anak balita, apalagi yang lebih dari satu, lebih lebih yang masih memiliki bayi.
Ibu dengan kondisi tersebut belum bisa disebut sakit sebelum benar benar sudah terkapar, tidak bisa bangun, bahkan mungkin sampai di rawat inap di rumah sakit.
Selama masih bisa bangun, belum disebut sakit, karena banyak aktivitas yang masih dikerjakan, walaupun dengan menahan sakit, karena banyak pekerjaan yang sulit digantikan orang lain.
Bahkan untuk berobatpun masih direpotkan dengan membawa anak anak, sehingga proses konsultasi dan terapi sering tidak optimal.

Hal ini seharusnya bisa dicegah atau diminimalisir, karena bila dibiarkan akan berakibat fatal, baik bagi kesehatan si ibu maupun urusan urusan yang menjadi tanggung jawab si ibu, satu hal yang juga menjadi dampak bila ibu sakit, mayoritas si bapak stres, karena harus memikirkan dan menyelesaikan hal hal yang biasanya beres ditangani si ibu.

Sebaiknya setiap kita menyadari, gangguan kesehatan apa yang menjadi langganan, apa pemicu yang menghadirkannya, bagaimana cara mencegahnya, cara pengobatan seperti apa yang bisa mengatasinya.

Contoh : seorang ibu memiliki gangguan maag kronis, kambuh bila terlambat makan, maka di upayakan agar tidak terlambat makan. Tetapi kadang kondisi ideal itu sulit dicapai, karena kesibukan dan mengutamakan urusan anak anak dan lainya, seorang ibu sering lalai terhadap kebutuhannya.
Saran lain, sebaiknya ada upaya untuk memperbaiki fungsi pencernaan, sehingga gangguan itu teratasi, minimal jarang kambuh, misalnya dengan terapi akupunktur 3 x seminggu selama satu bulan.

Contoh lain, dengan menyediakan waktu berbekam rutin 1 atau 2 bulan sekali, sangat efektif menjaga kesehatan, sehingga diharapka , kita bisa lebih produktif.

Silahkan dihitung dari sudut pandang produktifitas, ekonomi dan kenyamanan, insyaallah anda akan setuju dengan saya.

No comments:

Post a Comment