Friday, September 20, 2013

JANJI ALLAH MENGUATKAN KAMI

( di tulis oleh Neny Suswati, di muat di majalah Tarbawi edisi 291 th 14, rubrik KIAT )

Saya menikah di usia 26 tahun, usia yang cukup matang untuk segera hamil. Ternyata tidak semua kenyataan sesuai dengan harapan. Tetapi kami yakin Allah selalu memberikan yang terbaik pada hambaNYA, walaupun saat itu belum tahu dimana sisi baiknya.

Tiga tahun kemudian, anak pertama kami lahir. Akan tetapi, sekali lagi kami harus bersabar, Allah belum izinkan kami mengemban amanah ini. Kami tetap dengan prasangka baik kami. Kami lanjutkan kesibukan, konsentrasi membimbing anak didik kami di TPA, sambil terus berkonsultasi dengan dokter, yang jug ibu dari salah satu santri kami.

Sepuluh bulan kemudian Allah izinkan saya hamil yang kedua. Belum cukup dua bulan, kehamilan itu berakhir. Kami sangat sedih, tapi apa yang bisa kami ucapkan selain, innalillahi wainna ilaihi rojiun?

Kami tetap dengan prasangka baik, ini yang terbaik untuk kami. Alhamdulillah, bulan berikutnya saya langsung hamil lagi. Kali inipun belum juga di izinkan, abortus lagi. Atas anjuran dokter, saya di kuret sebagai upaya persiapan kehamilan berikutnya dan pencegahan abortus lagi.

Subhanallah, ujian ini melatih kami untuk bersabar dan tidak mengurangi keyakinan kami akan janji Allah. Kesedihan itu juga tidak mengurangi semangat kami dalam menjalani kehidupan dan amal sholeh. Dukungan dari keluarga dan sahabat sangat membantu kami.

Hingga januari 1995, penantian kami berakhir dan anugerah itu kami terima. Putra kami lahir, sehat, sempurna dan selamat. Tidak berhenti sampai disitu, anugerah itu datang beruntun. Kami dianugerahi tiga putra dan tiga putri, dengan jarak kelahairan antara 2,5 - 5 tahun. Allah mengatur semuanya, padahal saat itu usia saya menjelang 45 tahun saat melahirkan anak ke enam, subhanallah.

Anugerah itu terus kami rasakan. Kini, dengan izin Allah, anak pertama dan kedua kami telah hafal Al Quran 30 juz. Mohon doanya, semoga kami konsisten dengan cita cita kami, menjadi keluarga hafizh/ hafizhoh, amin.

No comments:

Post a Comment