Saturday, September 21, 2013

CERDAS !

"Wahai Rasulullah, apakah engkau ingin supaya mereka melaksanakan perintahmu? Keluarlah, tetapi jangan bicara sepatah katapun dengan mereka, sembelihlah ternak qurbanmu sendiri lalu panggillah tukang cukur dan bercukurlah."

Cerdas ! Solutif !

Sederhana, tetapi merupakan solusi dari masalah besar yang sedang dihadapi Rasulullah saw, suaminya.

Kala itu, pada bulan Dzulqa'idah tahun keenam hijriyah, Rasulullah Saw bersama seribu empat ratus muslim ingin menunaikan umroh di Makkah, sekaligus melepas rindu melihat kembali tanah kelahiran yang selama ini ditinggalkan. Ummu Salamah turut menyertai perjalanan beliau kali ini.

Namun kaum musyrikin Quraisy menghalangi mereka. Dari peristiwa ini tercetuslah perjanjian Hudaibiyah, yang mana isinya membuat rasa kecewa yang sangat besar bagi kaum muslimin.

Usai penulisan perjanjian itu, Rasulullah memerintahkan kepada para sahabat," Bangkitlah, sembelihlah hewan kalian, kemudian bercukurlah!". Namun tak satupun dari mereka yang bangkit, terbawa perasaan kecewa yang menggelayuti hati mereka. Perintah di ulang sampai tiga kali, tetapi tetap tidak mengubah kondisi.

Masuklah Rasulullah ke kemahnya, menemui Ummu Salamah dan menceritakan apa yang baru saja terjadi di luar kemah.
Mendengar usul istrinya. Rasulullah bergegas keluar dan melakukan apa yang di anjurkan istrinya itu. Subhanallah, apa yang dilakukan Rasulullah benar benar membawa hasil, bahkan para sahabat menangis menyesali sikapnya yang telah mengecewakan dan meragukan manusia yang sangat mereka cintai.

Cerdas tidak selamanya harus mampu membuat perencanaan proyek besar, tetapi cukuplah dikatakan cerdas ketika seseorang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan cara sederhana, tetapi efeknya luar biasa. Ini salah satu hal yang bisa kita lihat dari sosok seorang Ummu Salamah, mampu mengatasi masalah besar dengan cara yang sederhana. Sama halnya ketika beliau mendapat larangan dari keluarganya untuk pergi berhijarah dengan suaminya. Beliau optimalkan air matanya untuk mengeruk belas kasihan keluarganya. Mungkin air mata selama ini lambang kelemahan, tetapi beliau memanfaatkan untuk hal spektakuler dalam hidupnya, Subhanallah.

Perempuan harus cerdas! karena perempuan tidak bisa terlepas dari perannya sebagai pendidik generasi. Bagaikan pisau, kecerdasan akan terasah ketika sering digunakan, itu hal yang tidak bisa di tawar tawar lagi.






No comments:

Post a Comment