Tuesday, September 3, 2013

............OOHHHHHH

Ini kejadian lebih dari setahun yang lalu, tepatnya Februari 2012.
Saat itu, anakku yang kelima, perempuan berumur 6 tahun lebih, sedang sakit.
Anak yang ke enam berumur 2 tahun.

Hari itu aku ada jadwal rutin mengisi kajian disebuah majlis ta'lim mingguan. Tepat waktu harusnya aku berangkat, Alhamdulilllah kedua anakku tidur. Karena aku faham kebiasaan anakku yang ke enam, berapa lama dia tidur dan bagaimana bangunnya, maka kuberanikan diri menitipkan keduanya pada penjagaan putra sulungku, yang saat itu beruia 17 tahun dan sedang ada di rumah.

Dengan mengendarai motor, perjalanan menghabiskan waktu sekitar 15 menit. Sesampai di sana, karena agak terlambat, aku langsung mendapat kesempatan menyampaikan materi kajian. Baru saja aku menyampaikan kalimat pembuka, tiba tiba hp berbunyi, menandakan ada sms masuk. Feelingku mengatakan, mungkin sms dari rumah, aku minta izin tuk membacanya, ternyata dugaanku benar.

. . . . . .  Oohhhhhh. . . . .. . Astaghfirullah....
" Sebuah fenomena yang sangat menyedihkan sekali, ketika seorang anak perempuan kecil yang belum cukup dewasa umurnya, yang ketika itu dalam kondisi sakit, yang mana keadaan sakit itu amat sangat menyiksa, sehingga ia menangis dengan tersedu sedu. Ketika itu ibundanya sedang pergi keluar, yang pastinya kami sangat mengetahui bahwa beliau sedang sangat dibutuhkan oleh orang lain di luar sana. Jauh di dalam diriku yang dalam, tepatnya dilubuk hati kecilku, ia menyeru kepada tanganku untuk mengetik dan mengirimkan sms. . . .' umy. . Hafa nangis.' he he he."

Selesai membaca, aku langsung mengatakan pada peserta ta'lim," Ibu ibu, mohon maaf, saya harus segera pulang." sambil segera berkemas, air mataku tak dapat dibendung.
Peserta kaget dan bingung melihat sikapku, mereka ikut panik," ada apa Umy?"
Astaghfirullah, aku baru sadar, dan berusaha memaksakan tersenyum," ah tidak apa apa, tolong ta'limnya diteruskan dengan diskusi sesuai thema hari ini, nanti sms dari anak saya, saya teruskan ke ibu ibu."
" Oh , ya my. hati hati."

Diperjalanan, aku memikirkan tindakanku hari ini, salahkah? Demikian tegakah aku dengan anak anak? Tapi kan anakku sakit flu biasa? demamnya sudah lewat kemarin? Sebenarnya aku termasuk orang yang tidak panikan, tapi pada kenyataannya, kalau sudah menyangkut keselamatan anak, aku tidak ada bedanya dengan ibu ibu lain, reflek, panik. Mungkin itu yang dibilang naluri keibuan.

Dan sangat banyak ibu ibu seperti aku, dimana suatu saat harus bertemu dengan situasi harus mengambil keputusan tepat antara kepentingan dirinya, anak anak, keluarga, tugas da'wah dan juga karirnya.
Sering terjadi, keputusan yang kurang bijak berakibat pada penyesalan yang panjang selama hidupnya.

No comments:

Post a Comment