Sunday, September 15, 2013

DALAM PROSES 1

" Aku fikir, dengan di beri 6 orang anak, kamu sudah jadi orang sabar lho'" celetuk seorang sahabatku, ketika suatu sore berkunjung ke rumah.
Komentar itu terlontar ketika aku agak membentak anakku yang berumur hampir 4 tahun karena bertingkah yang kurang baik untuk kesekian kalinya setelah kuperingatkan.

Hhhhhh, mungkin kesimpulannya benar. Aku belum berubah menjadi penyabar, lemah lembut dan santun, walaupun sudah diamanahi anak anak yang tidak sedikit menurut keumuman  zaman sekarang.
Kalau yang disebut sabar adalah lemah lembut, bicara tertahan, tidak membentak atau berkata tegas atau kasar, tidak berteriak ketika memanggil, waaaah, jelas jelas aku tidak masuk kriteria, dan untuk menjadi seperti itu sangat menyiksa, he he he.

Dalam menerapkan konsep pendidikan, setiap keluarga mempunyai kebijakan dan teknis yang berbeda beda, sangat tergantung karaklter kedua orang tuanya.
Jika seorang ibu berasal dari keluarga yang lembut, santun karena berasal dari keluarga dan sukubangsa yang mempunyai karakter seperti itu dan si bapak juga seperti itu, maka kemungkinan besar pola pendidikan dan sikap terhadap anak anaknyapun seperti itu.
Tapi bagaimana jika kedua belah pihak hasil didikan dan pembentukan karakter keluarga yang tegas, keras, bahkan kasar? karakter seorang manusia dewasa tidak terbentuk dalam sekejap, tetapi bertahun tahun secara terus menerus, mungkinkah dengan proses singkat karakter tersebut dapat diubah?

Ketika seorang pria dipertemukan dengan seorang wanita dalam ikatan pernikahan, maka saat itu terjadi upaya untuk menyesuaikan diri dari kedua belah pihak, bukan upaya untuk mengubah karakter pasangannya karena, ketika ada upaya untuk mengubah karakter pasangan, mau tidak mau ada tuntutan. Ketika suatu hubungan didasari tuntutan, biasanya akan sering muncul ketegangan.

Itulah kami, aku dan suami semata berupaya untuk lebih saling mengenal dan memahami, ketika ada suatu hal yang mengganjal, maka kami diskusikan untuk membuat kesepakatan, ada upaya upaya untuk memperbaiki kualitas diri, masing masing memperbaiki diri, pasangan berfungsi mengingatkan dan mendampingi dalam proses perubahan itu. kami menyadari, bukan suatu hal yang mudah untuk mengubah kebiasaan, apalagi karakter. Kami sepakat untuk saling menghormati dan bersabar pada proses perubahan yang butuh waktu yang tidak sebentar, kami lebih fokus pada tahap berikutnya, mempersiapkan diri menjadi orang tua, sambil terus melanjutkan proses perbaikan diri yang kami belum tahu kapan akhirnya.

No comments:

Post a Comment