Wednesday, February 26, 2014

WARNA-WARNI

" Dik, nggak ada baju yang lain?"

" Kenapa mbak?"

" Terlalu ngjreng!"

" Lha iyalah, bagi Mba Ani terlalu ngjreng, lha memang seleranya kusam."

" Kok gitu sih ngomongnya?" Ani cemberut mendengar jawaban adiknya.

Tiba-tiba Umi muncul dari dapur, mendengar suara yang mulai meninggi.

" Is, kok belum berangkat, nanti terlambat?"

" Ya, Mi, pamit dulu, Assalamu'alaikum," Isnaini mencium Umi sambil melirik Ani dan meleletkan lidah.

" Mi, kok dibiarin sih pake baju ngjreng begitu?"

" Sabar Ani, Alhamdulillah adikmu sudah mau menutup auratnya dengan rapi, kita hargai itu dulu."

" Tapikan itu termasuk tabaruj? Berhias dan menarik perhatian lawan jenis?"

" Ani, dalam berdakwah kita dianjurkan dengan bijaksana, misalnyapun berdebat atau berbantahan, juga tetap dengan cara yang baik. Perhatikan lawan bicara, tak semua bisa dengan cara tegas. Karakter manusia berbeda-beda. Rasulullah shalallahu'alaihiwassalam menganjurkan kita bicara dengan bahasa kaumnya, salah satu maksudnya, bicaralah sesuai dengan kondisi psikologis lawan bicara, agar dia bisa memahami ajakan kita dengan sukarela. Untuk orang tertentu, mungkin cocok dengan gaya to the point, tapi ada yang sulit menerima bahkan lari dari ajakan kita, walau dia tau ajakan kita benar."

Ani menunduk, mendengar penjelasan Umi, sebenarnya hatinya masih belum setuju melihat adiknya berpakaian dengan pakaian bercorak dan modis, walau diakui, sudah menutup aurat sesuai yang diperintahkan, hanya muka dan telapak tangan yang tidak terbalut pakaian, tapi hatinya kurang puas.

Menurutnya, kalau bisa lebih sempurna dengan pakaian polos dan warna gelap, mengapa tidak dilakukan?
Tapi rasa hormat pada Umi membuatnya tidak membantah.

Umi menghela nafas, inilah dunia, penuh warna. Dua orang, yang keluar dari rahim yang sama, dididik dengan cara yang relatif sama, hasilnya hmmm, bagaimana lagi di luar sana? Alangkah beragamnya warna karakter manusia? Jika kita tidak bijak menghadapinya, bisa-bisa stress!

6 comments:

  1. ya begitulah kehidupan... banyak ragam dan warnanya.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang bisa menikmati kehidupan adalah mereka yang piawai meramu warna menjadi sebuah tampilan yang harmoni

      Delete
  2. Betul...
    Setiap manusia punya watak berbeda. Ada yang justru defensif kalau dinasehati secara frontal. Cara kalem lebih oke deh kayaknya. Toh gak bisa dipaksa juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. minimal tidak timbul permusuhan, andainyapun ajakan itu belum diikuti

      Delete
  3. Khotibunnas Ala Qodri Uqulihim, nasihat ini sangat singkat, namun penjabarannya luar biasa panjang dan luas, bicaralah kepada manusia menurut ukuran pemahaman mereka itu wah ternyata, banyak sisi yang harus kita perhatikan supaya nasihat kita diterima orang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita bisa pelajari bagaimana para sahabat berbicara kepada manusia dengan membaca kitab monumental Ini

      http://www.kangdana.com/2014/02/download-gratis-kitab-al-bidayah-wan.html

      Delete