Thursday, February 13, 2014

VALENTIN DAN BISNIS

14 Februari, hari ini, biasa diperingati sebagai hari kasih sayang atau hari raya Valentin.

Pasangan kekasih, terutama yang sedang pacaran, sibuk menyiapkan diri menyatakan rasa cinta dan sayangnya dengan memberikan sesuatu sebagai bukti.

Siapakah pihak yang paling diuntungkan dalam meriahnya perayaan hari ini?

Hmm tentunya pebisnis yang berkaitan dengan barang-barang yang biasa dijadikan sebabagi bukti cinta, seperti kartu ucapan,coklat, perhiasan dan suvenir lainnya.

Pada tahun 1847, kartu valentin untuk pertama kalinya diproduksi secara massal di Amerika.

Di Jepang, dilakukan marketing besar-besaran untuk promosi bahwa tanggal 14 februari adalah saat tepat bahkan wajib bagi seorang wanita untuk menghadiahkan coklat kepada pria yang disukainya, sedang tanggal 14 Maret sebagai hari, di mana para pria yang mendapat coklat , membalas dengan memberi sesuatu kepada wanitanya.

Di Indonesia, pertokoan dan media, seperti stasiun TV, stasiun radio, majalah dan lainnya, biasanya punya edisi khusus dan acara khusus yang dikaitkan dengan perayaan valentin.

Sudah galibnya seorang pebisnis memanfaatkan momen tertentu untuik meningkatkan omzet usahanya, andai momen yang ada kurang mendukung, maka upaya mempopulerkan momen itu masuk dalam agenda upaya meningkatkan penjualan.

Ada baiknya kita sedikit mengintip sejarah untuk mencari tahu, mengapa hari valentin begitu layak diperingati? Dan di mana posisi kita seharusnya dalam menyikapi hari ini?

Bersumber ensiklopedia Wikipedia, yang sering menjadi rujukan saat ini untuk mencari tahu, pada kalender Athena kuno, pertengan Januari sampai pertengahan Februari, dipersembahkan sebagai bulan Gamelon untuk pernikahan Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma, 15 Februari diperingati sebagai hari raya Luperalia, untuk Lupercus sebagai dewa kesuburan.

Menurut Paus Gelasius I (th 496), tidak ada yang diketahui tentang siapa yang dimaksud dengan santo Valentinus; ada yang mengatakan, sang paus menetapkan 14 Februari sebagai hari peringatan santo Valentinus untuk mengungguli hari raya Lupercalia, 15 Februari.

Paus Gregorius XVI (1836) menyatakan, sisa kerangka yang di gali dari makam santo Hippolytus di Via Tibernitus, dekat Roma, sebagai jenazah St. Valentinus.

Hari raya dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969.

Di abad pertengahan, sastrawan Inggris Geoffrey Chaucer ( abad 14) dalam karyanya menyatakan bahwa tanggal 14 Februari adalah saat burung memilih pasangannya.

Juga ada sumber menyatakan bahwa tanggal tersebut memperingati santo Valentinus membantu secara rahasia pernikahan serdadu Romawi karena aturan kaisar Claudius II menetapkan larangan menikah bagi para serdadu.

Jadi, apa kepentingan kita, terutama Muslim, ikut merayakan peringatan hari ini, yang konon kabarnya merupakan hari termeriah kedua setelah perayaan hari Natal?

Belum lagi kalau ditinjau dari kacamata akidah dan ibadah, di mana posisi kita?

Secara substansi, okelah kalau kita setuju dengan konsep kasih sayang yang perlu digalakkan, tetapi mengapa merujuk ke sana sedang Islam sendiri sebagai Rahmatan Lil Alamin? Justru lebih luas cakupannya bukan?

Marilah kita, sebagai manusia yang akan bertanggung jawab terhadap kehidupan kita kepada yang memberi hidup, sedikit lebih kritis dan cermat, mengapa dan untuk apa kita melakukan seseuatu, sedang Allah menciptakan kita hanya dengan tujuan ibadah, artinya apapun yang kita lakukan orientasikan untuk tujuan ibadah.

2 comments: