Saturday, February 1, 2014

BAMBU

"Umi, ini apa?" Husna menunjukkan bungkusan.

Setelah kuteliti isinya, langsung kutanya,"Dari siapa?"

"Dari bu Nur, apa sih itu Mi?"

"Bambu." jawabku ringan.

"Bambu koq seperti itu, untuk apa?"

"Dimasak, dibuat sayur."

"Haaah! kita mau makan sayur bambu?"

Ha ha ha, Husna benar-benar kaget dan sepertinya tidak percaya, mungkin dianggapnya bercanda.

"Ini memang bambu, tapi tunasnya, biasanya di sebut rebung."

Husna diam, mungkin membayangkan dan menghubungkan antara bambu yang biasa dilihatnya dengan wujud rebung di tangannya.

"Bambu yang masih bayi ya Mi?"

"Bolehlah dibilang begitu, karena tunas adalah anak bambu yang baru muncul dari permukaan tanah. Enak dimakan ketika tingginya tidak melebihi 30 cm dari permukaan tanah, kalau lebih tinggi, sebagian sudah mengeras, jadi hanya sedikit yang bisa di ambil untuk sayur."

"Bambukan banyak jenisnya, apa semua jenis rebungnya enak dimakan?"

"Setahu Umi, yang biasa dimakan dari jenis bambu betung, itu loh bambu yang bisa besar. Betung jenis bambu yang kuat, biasa dipakai untuk membuat saung, meja kursi, alat rumah tangga dan sebagainya."

"Kalau rebung jenis bambu yang suka dibuat untuk tiang bendera atau untuk galah nggak bisa ya Mi?"

"Kalau bisanya ya bisa, soalnya kalau kita mau sayur toh dia nggak bisa lari menghindar, he he. Tapi rasanya kurang enak."

"Jenis apa lagi yang rebungnya biasa dimakan?"

"Rebung bambu kuning biasanya dipakai untuk obat sakit kuning."

"Subhanallah, dari satu nama tanaman aja jenisnya macam-macam, kegunaannya juga ya Mi."

"Alllahu Akbar. Kalau kita mau memikirkan begitu luar biasanya ciptaan Allah yang ada di alam ini, bagaimana luar biasanya yang menciptakan?"

Yaa Allah, jadikan anak-anakku menjadi hambaMu yang selalu bersyukur dengan mentadabburi ayat-ayatMu. Jadikan mereka orang-orang yang selalu taat dan tunduk pada kebesaranMu, amin.

No comments:

Post a Comment