Thursday, February 6, 2014

DI TIRU

"Waah! gayaku ditiru!"

Mungkin kita pernah berfikir seperti itu ketika melihat sikap, gaya berpakaian, cara pendekatan pada seseorang, dan sebagainya, termasuk di dalamnya gaya kepenulisan.

Setelah beberapa bulan bergabung di Komunitas Bisa Menulis, aku juga memperhatikan hal seperti itu. Aku mencermati gaya kepenulisan anggota yang aktif memposting hasil karyanya, baik itu yang berupa puisi, cerpen, potongan novel, artikel maupun tulisan yang tak jelas jenisnya, yaa semacam curahan hati gitu!

Aku memperhatikan gaya masing-masing anggota, baik dari cara pemilihan judul, gaya narasi atau dialog dalam tulisannya, ciri khas pesan-pesan yang disampaikan, gaya mengundang komentator, gaya menanggapi komentar-komentar yang masuk, termasuk gaya mencari sensasinya he he.

Dari pengamatan itu, sedikit-demi sedikit aku mengenali satu-dua anggota yang kemudian berlanjut menjadi sebuah persahabatan dan ikatan emosional, sehingga ketika jiwa membutuhkan sesuatu, tahu siapa yang akan dihubungi.

Selain itu juga mengenali, gaya yang mana orisinil milik siapa, siapa yang meniru dalam rangka belajar kemudian menemukan gayanya sendiri.

Bagi seseorang yang "merasa" gayanya ditiru, akan ada beberapa sikap mental yang muncul, tergantung sifat apa yang mendominasi dirinya.

Bagi seseorang yang jiwa bisnisnya dominan, bisa jadi dia akan bergumam," Hah, gawat. Ada pesaing baru yang akan menyaingiku!"

Bagi yang jiwa pendidiknya lebih dominan, dia akan merasa bahagia," Alhamdulillah, pelajaranku bisa diterima dengan baik."
Seorang guru akan bahagia jika muridnya lebih pandai dan sukses dari dirinya, karena dia tahu, akan ada pahala yang mengalir baginya.

Bagi yang dalam dirinya memiliki jiwa bisnis dan jiwa pendidik yang berimbang, dia akan mengatakan,"Hmm muridku sudah memahami dan mengikuti jejakku, artinya ada dua orang dengan gaya yang sama, kalau begitu aku harus lebih kuat dengan gayaku agar tetap laku atau aku akan memodifikasinya menjadi suatu gaya yang lebih menarik."

Ha ha ha ini hanya sekedar opini.

2 comments:

  1. mau nggak mau jadi penyalur ide,kalo membawa berkah dan manfaat tentu senanag ya mbk^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali, kalau nggak mau ditiru ya jangan tampil he he, maka tampillah dg kebaikan sehingga semakin banyak yang meniru semakin banyak kebaikan yang akan kita terima

      Delete