Monday, February 24, 2014

GARA GARA LEPTOP ERROR

Cuaca malam cerah, awak kapal yang sedang dalam perjalanan mencari daerah yang kaya rempah-rempah, asyik bercengkerama melawan dingin dan kengerian di lautan lepas.

"Siapa mau hadiah?" tiba-tiba pimpinan kapal ikut nimbrung dalam kerumunan itu.

"Hadiah apa Tuan Bus?"

"Apapun yang kalian minta, dengan syarat tentunya."

Yang hadir tentu saja antusias, hadiah? Apapun? Wow!

Pria yang dipanggil tuan Bus minta disediakan meja, kemudia mengeluarkan sebutir telur rebus dari kantung bajunya.

"Siapa yang bisa meletakkan telur ini dalam posisi berdiri, silahkan sebut hadiah yang diinginkan."

Mulailah mereka mencoba satu persatu, tapi sampai seluruh peserta mencoba, bahkan sampai ada yang berulang, tetap saja tak ada yang berhasil.

"Nyerah dech." Satu persatu mereka mundur

"Bagaimana?" tanya tuan Bus, semua angkat bahu,hilang harapannya dapat hadiah.

"Oke, mau tahu caranya?"

"Ya iyalah, penasaran nih."

Tuan Bus ambil posisi, gayanya begitu meyakinkan dan . . .

"Prok!"

"Uuuuu kalau begitu mah bisaaaa!" serempak peserta berkoar.

Ha ha ha, itu bedanya tuan Bus dengan anak buah kapalnya.

Tuan Bus, dialah Columbus. Dia punya pemikiran yang berbeda dengan anak buah kapalnya, pantaslah kalau dia dijadikan pemimpin ekspedisi itu.

Ehh...penasaran ya? Bagaimana Columbus bisa meletakkan telur dalam keadaan berdiri?

Ha ha ha, silahkan tanya mas Agung Pribadi, penulis buku Gara-Gara Indonesia, beliau bisa menjawabnya karena cara berfikirnya mirip dengan Columbus.

Kok bisa?

Buktinya beliau menulis buku sejarah dengan cara yang berbeda dengan penulis lain. Beliau menulis sejarah sekaligus memotivasi pembaca untuk belajar dari sejarah dan mengelola kehidupan ke depan berdasarkan pelajaran yang bisa diambil dari sejarah.

Beliau juga mampu memandang sejarah dari sudut yang berbeda, menarik benang merah untuk membangkitkan nasionalisme anak bangsa, menyadarkan kita bahwa selama ini sebagai negara dan bangsa yang luar biasa, lebih banyak menguntungkan pihak lain dibandingkan dengan mensejahteraan bangsa sendiri.

Mungkin ada yang sinis dan berkomentar," Ah ada-ada aja Si Agung, pakai ilmu cocoklogi."

Ha ha, jangan tersinggung Mas Agung, itulah manusia.

Kok di bilang cocoklogi? Karena selama ini tidak ada yang menghubungkan antara penemuan benua Amerika oleh Columbus dengan Indonesia sebagai surganya rempah-rempah, atau tidak ada orang berfikir, setidaknya yang menuliskannya, bahwa Napoleon kalah karena gunung Tambora di Indonesia meletus.

Dalam buku ini juga diungkap fakta bahwa kekalahan Amerika di perang Vietnam yang terkenal itu, yang menginspirasi beberapa film box office, gara-gara pemimpin perang Vietnam belajar perang gerilya dari buku Pokok-Pokok Perang Gerilya karya AH Nasution, salah satu jendarl perang Indonesia.

Nah, langsung disambungkan dengan beberapa buku yang menginspirasi perubahan dunia, sekaligus pernyataan, banyak tokoh hebat dalam hidupnya, tapi yang bisa memanjangkan cerita kehebatannya adalah yang mau menuliskannya, nah...ini motivasi bagi calon penulis. Jangan bingung mau menulis apa, karena bisa jadi tulisan kita sekarang bukan apa-apa, tapi di generasi berikutnya, tulisan kita sangat berarti. Mungkin ini bisa memotivasi kita untuk memilih jenis tulisan, eh tanya mas Agung dech, adakah dalam sejarah, buku fiksi yang mempengaruhi perubahan dunia?

Ee, apa hubungannya dengan judul ya?

Ah, ini hanya mengekor gaya mas Agung membuat judul.

Dua hari yang lalu terjadi musibah, leptop error, layar monitor retak, jadi tidak bisa digunakan.

Malam hari biasanya saya membawa leptop ke kamar tidur, sambil menemani sibungsu tidur.

Gara-gara leptop tidak bisa digunakan, akhirnya saya kembali ke kebiasaan lama, membaca buku, yang belakangan ini saya baca kalau keluar rumah, membaca di sela-sela menunggu kegiatan mulai atau menemani sibungsu main pasir di luar rumah.

Alhamdulillah, tadi malam buku Gara-Gara Indonesia terbaca 30%, dari bacaan itu terinspirasi menuliskan ini, saya tidak yakin bisa menyelesaikan dalam waktu dekat, mengingat kebiasaan selama ini kalau baca secomot-comotnya, di mana ada kesempatan membaca, di situ buku yang terdekat di baca. Ha ha, perpustakaan keluarga saya berserak di seluruh ruang, karena biasanya buku-buku yang nangkring di rak perpustakaan yang sesungguhnya, jarang tersentuh.

Jadi, mohon maaf ya mas Agung, kalau dalam tulisan ini ada yang tak sesuai dengan buku, karena belum sampai tuntas bacanya.

2 comments:

  1. yang penting semangatnya, Mak ^^

    saya malah udah lama ndak baca buku karena kebanyakan baca blog *eh*. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebagai manusia kadang kita lalai satu dua hal, itu sebabnya Allah sering mengingatkan dengan kejadian yang dianggap tidak sesuai dengan rencana dan harapan, padahal itu justru membantu kita untuk hal yang lebih baik dari rencana kita.

      Delete