Wednesday, February 5, 2014

MENANAM - MENUAI

Kalau kita menanam benih padi, wajar kalau akan menuai bulir padi.

Jika kita menanam biji mangga, seharusnya akan menuai buah mangga.

Jika kita menanam pikiran, maka akan menuai perbuatan.

Loh koq gitu? Apa hubungannya?

Oke, perhatikan diri masing-masing, apakah yang kita lakukan tanpa dipikirkan sebelumnya?

Hampir semua perbuatan merupakan apa yang kita pikirkan sebelumnya, terutama yang kita pikirkan berulang-ulang. bahkan seorang yang kurang pede sekalipun, ketika memikirkan sesuatu secara berulang-ulang, membuatnya berani melakukan apa yang dipikirkannya.

Jika kita menanam perbuatan, maka kita akan menuai kebiasaan.

Apa yang kita lakukan merupakan refleksi dari apa yang kita pikirkan.

Biasanya kita akan merasakan berat saat melakukan sesuatu saat pertama kalinya.

Pernah bicara di depan kelas disaksikan guru dan semua teman? Bagaimana rasanya ketika itu kita lakukan untuk pertama kalinya? Kaki terasa berat untuk diajak melangkah ke depan kelas, kaki tangan terasa dingin, keringat bercucuran, jantung berdegup kencang, suara seakan tidak mau keluar, ketika keluar terasa bergetar. Jarum jam terasa berhenti berputar, karena begitu lama terasa siksa di hadapan puluhan pasang mata.

Situasi seperti ini sangat wajar dan hampir pasti pernah dialami oleh semua pembicara yang sekarang kelihatannya begitu mempesona di panggung, nggak percaya? Silahkan survey!

Perbuatan yang kita lakukan berulang-ulang, diawal sangat berat dan sulit melakukannya, lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang kita dengan ringan hati dan senang melakukannya, bahkan tanpa memikirkannya lebih dulu.

Kebiasaan dalam diri seseorang yang sudah tidak pernah ditinggalkannya lagi, maka akan menjadi karakter, dalam arti sesuatu yang tak terpisahkan dari dalam diri seseorang. Sesuatu yang menjadi ciri dan tanda yang dikenali orang lain tentang dirinya.

Karakter yang mendominasi seseorang sangat berperan dalam menentukan nasibnya.

Hah! Jadi, nasib yang diterima seseorang diawali dengan penanaman pikiran ya?

Hmmm jadi, kalau kita ingin mengubah nasib berarti harus mengubah pola pikir ya?

No comments:

Post a Comment