Saturday, December 21, 2013

SUDAH RIZKI?


Mas, mengapa kehidupan kita begini begini aja? Apakah memang segini rizki kita atau usaha kita belum maksimal?

Entahlah Dik, Mas belum bisa menjawabnya, mungkin bisa kita evaluasi lagi langkah langkah kita selama ini, sudahkah maksimal dalam ikhtiar?

Hal ini sangat merisaukan belakangan ini Mas, aku khawatir akan mempengaruhi hal lain.

Maksud adik?

Banyak mas, misalnya masalah keikhlasan, sikap dan perasaan.

Mas belum faham banget, bisa dijelaskan?

Begini lho mas, contoh, hampir setengah bulan ini Mas tidak memberi uang belanja, kemudian Adik belanja dengan uang penghasilan sendiri, nah, ketika sedang sensi, kadang ada rasa kurang ikhlas,
Atau mungkin dengan kondisi seperti itu mempengaruhi sikap Adik ke Mas, entah dengan kata kata
Bisa juga anak anak yang jadi sasaran, jujur, Adik masih sering terpengaruh suasana hati ketika bersikap, belum pinter memilah milah, kapan harus bersikap manis dengan siapa, dan lain lain.

Kalau menurut Adik, selama ini Mas sudah maksimal belum?

Sudah, bahkan kadang over load, herannya, koq hasilnya masih seperti ini? Padahal ilmu kita lumayan banyak, relasi kita nggak sedikit, hubungan kita dengan orang lain juga baik, tidak punya musuh, sering menolong orang, jadi di mana masalahnya?

Apa menurut Adik kita hidup kekurangan?

Kalau mengukurnya dari makan cukup, kita nggak kekurangan, Alhamdulillah nggak pernah kelaparan karena nggak ada yang dimakan, tapi kadang Adik nelangsa kalau anak anak minta sesuatu yang jelas jelas kebutuhan, kita tidak bisa segera memenuhinya. Belum lagi SPP yang sering nunggak, hutang tidak lunas lunas, kadang kalau sudah mikir itu, kepala nyut nyutan.

Terus, Adik pengennya seperti apa?

Nggak muluk muluk koq Mas, ya cukup makan, biaya pendidikan, bebas hutang, pakaian sekedarnya, kendaran seadanya.

Mas  tambahin ya? Kalau mau beli ada uang, mau pergi ada kendaraan, he he he.

Aaah, Mas niiiih, kan nggak dilarang?

Dik, anak anak kita bermasalah yang berat nggak? Seperti salah gaul, narkoba, melawan orang tua, mengganggu orang lain?

Alhamdulillah nggak Mas, malah mereka semua membanggakan dengan prestasi dan pergaulannya.

Hubungan kita, ada masalah nggak? Misalnya ada orang ketiga.

Memang Mas punya wanita lain? Atau sudah minat poligami?

Husss, ya nggaklah, memang Adik sudah siap dipoligami? He he he, bercanda...gitu aja langsung cembetut., mana berani Mas berfikiran seperti itu, amanah yang ada saja belum sukses, koq mau ambil amanah baru, nggak berani ngadepin pertanyaan Allah nanti diyaumil akhir. Halaaaah, langsung sumringah.

He he he

Kalau misalnya, masalah kita sekarang, ekonomi yang fluktuatif, ditukar dengan masalah yang Mas sebutkan tadi, mau nggak? Kita diberi harta melimpah, tapi diberi masalah anak anak atau yang lainnya, pilih mana?

Nggak..nggak..nggak, yang sekarang aja deh, belum tentu kita kuat menghadapi kalau diberi masalah yang lain.

Maafin Mas ya? Seharusnya nafkah keluarga tanggung jawab Mas, tapi nyatanya Adik ikut bekerja keras membantu mencukupi nafkah, padahal tugas Adik sendiri sudah sangat berat. Harusnya Adik fokus ke urusan anak anak dan rumah serta belajar, menambah wawasan untuk membimbing anak anak, mereka sangat butuh bimbingan seorang ibu yang cerdas.

Ya nggak apa apalah Mas, Adik juga membantu mencari nafkah di rumah, sambil mengawasi anak anak, itupun kalau urusan anak sudah beres, .kitakan sudah sepakat, anak anak adalah urusan yang utama.

Apa Adik nggak usah ikut mencari nafkah? Biar Mas nggak merasa bersalah, tapi mungkin Adik harus lebih berhemat.

Nggak deh Mas, rasanya nggak sanggup kalau harus berhemat lagi, ini sudah pool, mananya lagi yang mau dihemat? Dari pada Adik nanti stress karena harus lebih berhemat, lebih baik kerja lebih keras untuk membantu Mas, bukankah itu juga peluang sedekah untuk Adik?

Mas hargai pilihan Adik, tapi tolong maafin Mas ya?

Nggak ada yang perlu dimaafin, Mas nggak salah, anggep anggep memang rizki kita segini jatahnya, yang penting kita sudah maksimal ikhtiar, hasilnyakan kembali kepada Allah, eh maafin Adik juga ya, kalau pas lagi suntuk, kadang sikap Adik menyebalkan.

Mungkin kita perlu lebih meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah, agar nikmatnya ditambah.

Ya Mas, kadang ketika sedang suntuk, nggak sadar mengeluarkan keluhan, yang intinya kurang bersyukur.    

No comments:

Post a Comment