Tuesday, December 24, 2013

PAHLAWAN = PERBUATAN + PENGAKUAN

Berbicara, bisa jadi pahlawan.
Menulis, bisa jadi pahlawan.
Bertindak, bisa jadi pahlawan.

Ketika pembicaraan berefek menginspirasi, memotivasi kemudian membuat yang mendengar melakukan perubahan pola hidup menuju kebaikan yang signifikan, maka dia akan mengatakan, "Dia pahlawan bagiku."

Ketika sebuah karya tulis menyebabkan pembacanya berfikir, berazzam dan bertindak meninggalkan keburukan dalam hidupnya dan mulai langkah baru tuk kehidupan yang lebih baik, maka dia pantas mengatakan,"Dia pahlawan bagiku."

Ketika seseorang bertindak dengan berani, kadang tidak memikirkan keselamatan diri untuk membela dan menolong seseorang, sehingga bebas dari ancaman, maka sangat layak bila yang bersangkutan berterimakasih dan berujar."Dia pahlawan bagiku."

Ketika seseorang melakukan tindakan heroik, tapi sayang tak satupun orang mengakuinya, maka tak mungkin dia akan mengatakan,"Aku pahlawan."

Dua hal yang harus ada untuk mendapat gelar pahlawan, yaitu perbuatan dan pengakuan.

Apakah cukup dua hal tersebut? Ya, cukup dua.

Di mana faktor keikhlasan?

Ikhlas ada di hati, urusan yang bersangkutan dan Allah semata.

Jika yang dicari penilaian Allah, maka jangan pernah berbuat kebaikan tanpa menyertakan keikhlasan, rugi.

Jika ingin gelar pahlawan, berbuatlah sebanyak banyaknya, jangan lupa hadirkan saksi sebanyak banyaknya.

Boleh dapat dua duanya? Hahhh!

Begini rumusnya:

              "Berbuat baiklah sebanyak banyaknya karena Allah semata, lillahi ta'ala. Allah suka hambaNya    bersyukur dengan bukti, dengan amal kebaikan yang mendatangkan kemaslahatan dan kemanfaatan bagi orang banyak. Orang yang mendapat kebaikan tentunya senang dan dengan tulus akan berterima kasih. Rasa terima kasih kolektif akan mengimbas pada pengakuan kolektif tentang jasa seseorang terhadap komunitasnya, dan gelar pahlawan akan disematkan, walaupun kadar kepahlawanan juga relatif, tergantung siapa yang memberikan pengakuan. Gelar kepahlawanan yang disematkan pada diri seseorang bisa menjadi sebuah warisan yang spesial bagi anak cucunya."

Ini pendapatku, bagaimana pendapatmu?

No comments:

Post a Comment