Tuesday, December 3, 2013

MUJAHID JANGKRIK 16


Pagi harinya

Umi belum mandikan? Mandi bareng yuk?

Pletak!

Ya, kan sunnah  kalau bareng.

Jedasss!

Suara apaan itu mi?

Monggo, Umi sedang berlari mengejar impian. Andai tak tidur takkan membuatku lelah dan terkulai, maka sayang punggungku menyentuh kasur.

Memang apa impian umi?

Detikku taat, nafasku ibadah, gerakku manfaat, diamku berfikir, lisanku dzikir, salah satunya dengan menulis, menulis, menulis.

Bahagianya Abi punya pendamping seperti Umi, sering ku bermimpi Umi jadi milikku, tentu keadaanku tak seperti ini, berjalan tanpa arah.

Arah itu tetap ada, hanya kau abaikan. Abi juga kadang cemburu koq, kalau Umi di depan computer terus, he he he.

Kalau Abi enak, cemburu bisa di atasi, datang saja ke Umi, ada jalan keluar, kalau aku mau apa? Paling- paling  jadi nyesek atau memimpikan Umi.

Habib oh Habib, mengapa kau memilih nasib seperti itu?

Memilih apa Umi? Lha itu yang kurasa?

Rasa itu bisa di ubah Habib sayaaaang... wuih ge er! Contoh, rasa benci bisa sirna karena memaafkan, rasa dengki bisa hilang karena keridhoan, rasa cintamu tuuuh, bisa diubah menjadi sayang. Jangan terjebak dengan desiran desiran di hati. Nikmati saja itu sebagai kenangan yang tak kan hilang.

Habib tidak menjawab, kudiamkan saja, aku tidak tahu bagaimana suasana hatinya. Sejak peristiwa kecelakaaan itu aku berusaha lebih hati hati menjaga perasaannya, aku belum tahu kekuatan hatinya. Kadang ku nilai lemah sekali, bayangkan! Begitu mudahnya dia terpengaruh dengan sms, dengan membaca postinganku di blog, yang menyebabkan kondisinya drop. Ternyata Habib menelfonku beberapa menit kemudian.

“ Assalamu’alaikum.”

“ Wa’alaikum salam, pengen dengar suara Umi.”

“ Ha ha, masih tho? Tahu nggak apa kata si bungsu? Suara Umi tuh seperti suara ayam. Masa suara ayam bisa bikin tentram?

“ Ya nggak apa apa lah, iya, memang jelek suara Umi, tapi aku suka, senang, tenang mendengarnya.”

 ‘ Lha kalau bagus sudah jadi penyanyi!”

“ Kalau nggak penyiar radio.”

“ Eh Umi dulu penyiar radio lho, eh bukan nara sumber tetap di radio.”

“ Kapan itu Mi? Sekarang koq nggak lagi?”

Tigabelas tahun lalu, adalah sekitar lima tahun, seminggu sekali. Akhirnya berhenti, susah ngatur waktunya.”

“ Mi ...” tut ...tut...tut...

Putussss. Langsung ku sms Habib.

Pulsa habis? Apa sudah puas mendengar ayam meringkik?

Eror tadi, ah Umi, yg kucari bukan indahnya suaramu, tapi nyaman dan tenangnya hati saat mendengar suara orang yg kucintai.

Hadeeeh!

Kemudian kutuliskan ulang sms yg pernah dikirimkannya padaku saat sebelum kepergiannya ke pesisir.

Bismillah. Mungkin sampai disini cerita cinta diantara kita berdua, mulai saat ini aku akan mengganggapmu sebagai ibu, teman atau guruku, semoga Allah mempertemukan kita di surga sebagai jodoh. (ingat)

Ya masih ingat koq.

Ya sudah, itu pedoman tuk melangkah.

***

Umi, ada info dari teman, aku disuruh aktif lagi kajian pekanan, aku dimasukkan kelompok malam Kamis, menurut Umi bagaimana? Aku ingin ikut, tapi masih belum tenang, banyak fikiran

Ikut saja secepatnya, insyaallah akan membantu menenangkan fikiran, jangan tunda kebaikan ketika ada kesempatan.

Entahlah Mi... pengen libur saja dulu, nanti ku fikirkan lagi.

Kurang lama memikirkannya? Butuh waktu berapa tahun?

Nanti kalau sudah sembuh, ketempat Umi dulu.

Kapan sembuhnya?

Nanti kalau sudah sembuh, sekarang belum.

***
Mi badanku sakit sakit semua, panas dingin, mual mual, kepalaku pening, duh... maafkan Habib ya kalau selalu menyusahkan Umi?

Menyusahkan apa? Umi  hanya membantu Habib sebisanya, nggak usah mikir seperti itu, yang penting kembalikan hati kepada Allah, ikut maunya Allah, ridho dengan yang Allah beri, sudah beres. Kapan Allah mau ambil, nggak masalah. Nggak ada jaminan Umi mati lebih dulu karena lebih tua atau Habib lebih dulu karena penyakitan, he he mo duluan siapa?

Pengennya aku saja yang duluan, kalau Umi, sayang, karena banyak yang membutuhkan.

Rugiiii! Belum sempat nyicip nikah, weeek.

Nyiciplah di akherat sama Umi.

Lha Abi sama siapa?

Sama bidadari lainkan banyak, di dunia Abi sama Umi, di akherat tinggal giliran aku merasakan sama Umi.

Ha ha ha maksa! Serius nih, Umi tuh masih heran dan seperti tidak percaya lho kalau ada yg jatuh cinta he he, Umi saja nggak tahu Abi cinta ngga sama umi, kalau sayang mah jangan di tanya.

Ya kalau di dunia kan Umi nggak bisa jadi milikku karena sudah ada Abi. Aku berharap dan berdoa semoga Allah mempertemukan kita di surga sebagai jodoh.

Hmmm Umi perlu belajar cinta nih sama Habib, tapi kalau bikin sengsara nggaklah, biarkann saja nggak tahu cinta.

***
 Belum mulai kerja?

 Nih sedang melihat tanaman.

Tersenyumkah mereka? Orang yg dinanti telah datang? Atau mereka mengeriyitkan kelopak daunnya karena belum merasakan perubahan dihatimu?

Ah Umi bisa saja.

***
Sedang apa Mi?

Baru selesai kajian pekanan.

Materinya apa Mi?

Istiqomah, ini Umi kirim ringkasannya ya, semoga bermanfaat.

Istiqomah, tetap teguh di jalan Allah, bagi seorang Muslium sesuatu yang harus diupayakan selalu ada dalam dirinya. Untuk mendapatkan istiqomah, ada beberapa hal yang harus diupayakan dalam diri seorang Muslim, yaitu:
1.      Berusaha untuk selalu merasa diawasi Allah, sehingga selalu berhati hati dalam mengambil tindakan.
2.      Mengingat perjanjian dengan Allah, janji untuk mengesakan dan beribadah hanya kepada Allah.
3.      Selalu mengevaluasi diri, mengamati perkembanhan kleistiqomahan.
4.      Menghukum diri jika melakukan kelalaian, sebagaimana pernah dicontohkan oleh salah seorang sahabat yang menginfakkan kebunnya yang telah melalaikannya dari sholat jamaah.
5.      Bersungguh sungguh mengimplementasikan Islam dalam kehidupannya.

Kiat mendapat istiqomah
1.  Minta kepada Allah untuk tetap istiqomah, karena istiqomah diawali amalan hati, maka berdoalah ‘ yaa muqollibalqulub tsabit qolbi ala dinika ( Wahai yang membolak balikkan hati,tetapkan hatiku pada dinMu’
 2. Mengenal hakekat istiqomah, istiqomah pada hakekatnya adalah syahadat kita kepada Allah, tetap dalam janji mengesakan Allah, tidak mempersekutukannya dengan apapun.
3. Pokok istiqomah ada pada hati, jadi benar benar harus diperhatikan masalah kesehatan hati. 4. Lakukan yang terbaik, seakan akan kita menyaksikan Allah, setidaknya pasti Allah. Menyaksikan
 5. Tidak bersandar pada amal, artinya keistiqomahan itu di peroleh tidak semata mata karena banyaknya amalan kita, lebih karena adanya rahmat Allah.
 6. Istiqomah di dunia selamat di jembatan shirohol mustaqim.
.7.Penghalang istiqomah adalah subhat dan syahwat.
 8.Jangan meniru gaya/hidup orang kafir.

Sengaja ku kirimkan ringkasan materi kajian itu, karena ku harap bisa memberikan sedikit pengaruh pada upaya yang sedang di jalaninya.


***

Sudah berapa lama nggak ikut kajian pekanan?

Sudah lama…

Lima tahun?

Setelah tamat SMA masih aktif sekitar satu tahun. Kalau dari segi amalan ibadah, insyaallah masih terjaga, dulu aku juga ikut kajian saja, nggak masuk dalam struktur partai, kalau Umi masuk struktur nggak?

Sekarang Umi ngurus majelis ta’lim ibu ibu, pernah dua periode jadi ketua kewanita tingkat kecamatan. Kalau pendapat Umi pribadi juga nggak terlalu senang berpartai, penuh fitnah dan sulit menjaga keikhlaan dalam beramal, tapi sebagai peserta tarbiyah kita punya kewajiban taat selama nggak beretentangan dengan syariat. Kalau ada yang nggak sreg, Umi sms ke dewan syariah..

Umi lagi  chatingan, dengan  siapa, laki laki ya?

Ya, yang bisa ngasih, banyaklilmu kebetulan laki laki, ada dosen, penulis,dan lain lain. Tuh ada Abi lagi ngetik pakai laptop, nggak apa apa, wong laki lakinya di dunia lain, nggak bakalan ngerebut Umi, he he he.

Yach, detak jantungku semakin kenceng, saat ku tahu umi lagi chatingan. Mungkin aku terlalu cemburu... ntar mi, kuatur nafas dulu.

Piye tho?
***

Sudah tidur, nggak nyesek lagi kan?

Belum, neh lagi duduk di dekat jendela, mandangin langit kelam. Nggak  nyesek, cuma asma kambuh aja, detak jantung seperti mau copot, hati rasa disayat sayat

Ihhh, apa apaan? Kalau orang lain tahu, di bilang gila nih si Habib, yang nggak perlu perlu, bisa buat begitu. Naa kalo Rasul di hina, Al Quran dilecehkan, orang tua didzolimi, baru pantas begitu, marah, jantungan, sesak, lha ini?

Manusia itu tidak sama Umi, perasaan orang itu beda-beda, ya mungkin saja aku memang sudah gila

Kalau nggak ada syariat hijab, Umi dari dulu suka bergaul dengan laki-laki, bukan tebar pesona, mana ada laki-laki  selain Abi yang mau sama Umi, takut mungkin, kalau debat kalah terus.

Ibuku di rumah saja mungkin sudah bingung dengan sikapku, makanya beliau sudah rela jika kupergi suatu saat, ya mungkin iba melihat aku seperti ini, daripada di rumah seperti orang stres, kerja nggak konsentrasi.

Ha ha ha Umi juga gila, lha mau nanggepin orang gila. Pernah membayangkan kalau yang  di sms Habib waktu itu umahat lain, bukan Umi?

Nggak, memang ada yg lain sms aku? Pakai no Umi?

Seandainya! Kan Habib belum cerita, apa alasannya sms Umi? mengapa bukan no lain?

Setelah beberapa kali kita smsan, aku mulai ada rasa suka terhadap Umi, dalam hati ku berkata, nih dia orang yg kucari

Salah Umi, seharusnya Umi cuekin seperti sms togel. Berawal dari kata afwan jiddan yg bikin Umi penasaran, maafkan Umi ya, sudah bikin stres baru tuk Habib, makanya bangkit, kasihan ibu, minta doanya.

***

Ini  postingan Umi hari ini di blog, biar enak bacanya, nanti di salin trus disusun seperti puisi

KU INGIN MENCINTAIMU

Aku bukan Robi'ah al Adawiyah
yang mampu membaris aksara merangkai kata
mempersembahkan syair yang menggetarkan dinding arsyMU
Aku bukan Khalil Gibran
yang syairnya dipuja tanpa tahu apa millahnya

Kuingin mencintaiMu layaknya
para malaikat bertasbih  tanpa menghitung
burung ababil yang memporak porandakan pasukan gajah Abrahah
air bah yang menenggelamkan umat nabi Nuh yang durhaka
bumi membalik menguburkan umat nabi Luth yang mengingkari kemanusiaannya
tsunami yang datang menggulung tuk mengingatkan yang sedang lalai

Kuingin mencintaiMu layaknya
Ibrahim Alkholil yang merelakan permata hatinya
Ismail yang mengikhlaskan lehernya
Muhammad kekasihMu yang dengan sepenuh jiwa berkata
biarlah semua makhluk membenciku asal Engkau tidak marah padaku

Ku ingin mencintaiMu selayaknya
Ratu Asyiah tetap suci jiwanya walau terkurung di istana Fir'aun
bunda Masyithoh yang dengan gagah menceburkan diri di minyak panas
bunda Siti Hajar ikhlas di tinggal di padang tandus yang panas
bunda Maryam yang rela terserang fitnah karena mengemban amanahMu
bunda Summayah yang tercabik terbelah membela cintanya padaMu
bunda Khadijah yang korbankan semua miliknya tuk mendampingi kekasihMu
bunda Aisyah yang berilmu yang menjadi kecintaan kekasihMu
bunda Fatimah yang lembut mengusap peluh lelah kecintaanMu

Terlalu mulukkah itu padahal kini aku
sedang tertatih mensucikan hatiku dari sifat yang Kau tak suka
belajar mencintai belahan jiwaku secara apa adanya
menjaga Ismail dan Fatimahku agar tetap di jalanMu berada

( Al Wadud = Yang Maha Mencinta )

Makan dulu, nanti abis Isya  kita diskusi yg panjang, siapkan pulsa.

***

No comments:

Post a Comment