Tuesday, December 31, 2013

SEDERHANA

Sederhana. . .

Itu komentar yang paling sering kudapatkan dari pembaca ketika mengapresiasi tulisan tulisanku.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online didapatkan defenisi sederhana sebagai berikut:

1. bersahaja; tidak berlebih-lebihan, contoh : hidupnya selalu sederhana.

2. sedang (dalam arti pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dsb), contoh : harga sederhana.

3. tidak banyak seluk beluknya (kesulitan dsb); tidak banyak pernik; lugas, contoh : dia menerangkan dengan kalimat kalimat yang sederhana.

Anggaplah para komentator bermaksud menyatakan penilaiannya mengacu pada defenisi yang ketiga, tulisan-tulisanku tidak banyak seluk beluk/ kesulitan dalam memahami, tidak banyak pernik dan bunga bunganya, lugas pada maksud dan tujuan dalam menyampaikan pesan, maka kesimpulan sementara, dalam hal menyampaikan pesan, tulisanku berhasil, pesan diterima oleh pembaca.

Sudah cukupkah? Tujuan sudah tercapai? O...o, belum, masih ada yang akan kubahas.

Menarikkah tulisan sederhana?
Mengapa dikaitkan dengan menarik atau tidak?
Tidak cukupkah dengan tercapainya tujuan tulisan, pesan diterima pembaca?

Seberapa menariknya sebuah tulisan terkait dengan banyaknya pembaca, artinya, walaupun pesan yang ada dalam sebuah tulisan itu super penting, dibutuhkan, menginformasi, menginspirasi, memotivasi, kalau yang membaca hanya sedikit berarti nilai kemanfaatannya berkurang, tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Di sinilah peran ilmu kepenulisan, bagaimana mengemas pesan dengan cantik, menarik, bikin penasaran, haus baca terpuaskan, sukma mengawang awang, tanpa memaksa pesan masuk dengan elegan. Wuiiih! itu baru impian, sebatas angan. Tingginya cita cita tak sesuai dengan upaya menggapainya.

Kalau menulisku masih seperti sekarang, sekedar mengeluarkan buah fikiran, tulisan menggantikan bahasa lisan, yang penting sampaikan pesan, hmmmm, nggak tau deh. . . apakah cita cita jadi penulis beneran pantas kusandang!

#Curhat awal tahun (1-1-14)






No comments:

Post a Comment