Sunday, December 1, 2013

MUJAHID JANGKRIK 12


Sudah tidur Mi?

Beluuuum!

Sedang apa?

Coba tebak, sedang apa jam segini?

Kulirik jam dinding, uff… hampir jam sepuluh malam.

Paling paling di depan computer!

Betul! Anak pinter!

Apa yang Umi kerjakan di depan computer, malam malam begini?

Menulis sambil menjelajah dunia maya. Badan nggak ke mana mana, tapi wawasan semakin luas, teman semakin banyak, nggak sempat sedih,sangat banyak yang bisa kita lakukan untuk membahagiakan orang lain, sekaligus kita juga bahagia.

Owh!

Kenapa, sakit ya?                           

Memang lagi sakit, gimana tho?

Lha jawabnya, owh… Umi kira lagi ngaduh kesakitan.

Yaaa,  mau bagaimana? Kau masih di dunia maya, masih bahagia dengan teman teman dan konco konco sedanten… aku mau bilang apa coba, selain owh… senanglah dengar Umi sedang bahagia banget. Dan lagi, kalau aku mengajak komunikasi, jelas Umi nggak konsentrasi dengan teman temanmu. Begitu banyak yang  membutuhkan, begitu banyak juga yang bisa membuat Umi bahagia.

Cie ….cie…cemburu? mengapa nggak ikut sekalian?

Aku hanya menambah bebanmu saja, membuatmu sedih, sedangkan ada yang bisa membuatmu bahagia… bukankah yang Umi cari adalah bahagia?

Terus?... mau berlalu begitu?

Sepi… tak ada balasan, apa sudah tidur dia?

Bib! Ingat nggak?

Apanya? Nanti nggakkonsen lagi, tuh masih ada yang lagi nunggu Umi.

Iiih, cemburunya kelihatan banget.

Nggak, sudah Umi tutup koq. Nih mau ke peraduan, bersiap berlayar ke pulau kapuk.

Ingat apa Umi?

Habib pernah melamar Umi?

Ya ingatlah! Memang mengapa? Ada apa dengan kata kata itu?Aku nggak bakal lupa koq dengan kata kataku sendiri.

Ya sudah, besok saja, ngantuk.

***

Hhhhh kesiangan! Tahajud lepas, lewat! Innalillah… astaghfirullah!

Mi, mau ngomong apa tadi malam?

Penasaran? Tenaaang, nanti ya! Tilawah dulu! Sudah dapat berapa juz yang nggak bisa tidur?

***

Umi! Lanjutkan!

Kalau melamar diterima, selanjutnya apa?

Ya menikahlah!

Mau menikah persiapannya apa?

Maksudnya?

Lha yang sudah dipersiapkan untuk sebuah pernikahan apa saja? Ingat, arrijaalu qowwamuuna ‘alannisaa.

Owh… kalau masalah hukum, insyaallah sudah baca beberapa kitab fiqih, kalau ekonomi, aku fikir nggak ada masalah. Planing masa depan, domisili di sini atau tempat istri atau tidak kedua duanya, apa itu yang Umi maksud?

Umi, koq diam? Memang kenapa?

Sedang nggoreng tempe! Baguslah kalau begitu. Terus sekarang bagaimana? Panah asrama.. eh.. asmara yang kau lepaskan salah sasaran?

Mengapa salah? Bukankah aku tanya, menikahlah denganku. Kalau Umi menerimaku, mengapa nggak aku menikah sama Umi? Karena hanya YOU yang membuatku seperti ini.

Yeee… nyalahin! Mengapa mau dibuat seperti itu. Memang Umi kejam banget ya?

Umi bilang hidup tidak cukup dengan perasaan? Di satu sisi memang benar, tapi hidup juga tidak akan berarti tanpa bersama orang yang kita cintai. Kalau boleh memilih, lebih baik hidup satu hari asal bersama orang yangkita cintai.

Mau ilmu kehidupan yang sudah Umi uji coba seumur hidup? Kau pasti kecewa ketika berharap kepada makhluq, maka berharaplah hanya kepadaNya, karena Dia akan memberikan yang terbaik untukmu dan akan meluruskan harapanmu yang keliru.”

Bagi sebagian orang mungkin materi yang dituju dalam berumah tangga, tetapi berapa banyak keluarga yang berlimpah harta ternyata tidak bahagia karena tanpa rasa cinta?
Ya sudah kalau sedang sibuk, semoga aja Abi bosen sama Umi, biar nanti Umi bisa jadi sama aku. Kalaupun Umi sudah tua, nggak masalah, hanya melanjutkan, tinggal nambah momongan satu saja cukup.

Kadang Umi tertawa sendiri, waktu muda Allah begitu menjaga Umi. Jatuh cinta tak berbalas. Nggak ada juga yang membidik dengan panah cinta… eh.. sudah tua koq adaaa saja yang nempel, mengapa ya. ..?

Manusia tidak ada yang sama, kalau yang lain mungkin cinta karena fisik, kalau aku suka karena karakter yang bisa buat nyaman.

Lah hebat apa ngawur? Sms an baru dua hari koq sudah tau karakter, dukun ya?

Disanalah letak hebatnya Umi. Kalau yang dulu aku suka sama akhwat butuh waktu dua tahun, sedang Umi bisa membuatku jatuh hati hanya dalam dua hari. Apa itu tidak bisa membuktikan, bahwa Umi sangat special? Memang selain aku, ada juga ya yang berusaha mendapatkan Umi? Pantes saja aku sering  cemburu kalau.Umi lagi buka internet.

Begitu deh he he he, nih sedang buka internet wk wk wk.

Uuugh… nambah sesak nafas saja, pantas perasaanku selalu cemburu!

Uuuu begitu ya? Owh… aku tersanjung! Begini saja, biar nggak sesak, ikut saja.  Kan punya uang yang mau untuk menikah sama Umi he he he tapi batal, kalau belum minat mencari bidadari yang lain, beli laptop dan modem dulu. Nggak lebih mahal dari biaya pernikahan koq he he he.

Ya nanti setelah bertemu Umi, sekarang aku nggak ingin apa apa. Nanti kalau sudah sembuh, pasti ketempat Umi. Keadaan saja masih seperti ini, nggak jelas mau hidup atau mati, meu beli laptop?

Yaa Qowwi Tolong beri kekuatan hambamu yang sedang terbaring di sana.Katakan padanya, hidup ini indah, karuniaMu, hadiah dariMu. Orang lain mau membelinya seberappun harganya, ampuni kekhilafannya. Katakan padanya, aku sedih karena dia tidak mensyukuri hadiah dariMu.

Ya, bagi Umi indah karena Umi merasakan ni’matnya dunia, harapan harapan Umi tercapai, sekarang saja banyak yang mendambakanmua, sedang aku? Bagaimana kehidupanku?

Woiiiii! Keluar dulu dari goa persembunyianmua! Apa yang aku bisa, kau juga bisa, asal mau dan bertindak. Kadang aku sedih, marah, greget pada diri sendiri, mengapa aku tak bisa segera mengangkatmu dari kubangan ini?

Ya Mi, apa yang harus aku lakukan? Aku bingung dengan diri sendiri. Apa mungkin aku hidup tanpa perasaan? Tanpa hati? Dengan kondisi seperti ini, apa yang bisa kuperbuat? Mau bangkit dan keluar, arah mana yang harus ku tuju? Mau mulai dari mana? Semakin stress!

Biasa saja kaleee! Umi kalau sedang bête, langsung berwudhu, sholat kemudian pasrahkan semua pada Allah.Kemudian tentukan satu langkah sederhana. Misalnya menyapu. Nikmati kegiatan itu, kalau sudah selesai, ganti pekerjaan lain. Menyapu, kalau hanya kita fikirkan, sapunya jalan sendiri tidak?”

Faham, artinya perlu ada tindakan. Tapi yang jadi masalah, ibadahku tidak tenang, hanya sholat Dhuha yang terasa nyaman, terus bagaimana dengan yang lain?

Kalau sholat Dhuha bisa nyaman, yang lain juga bisa.Terus dicoba walau belum nyaman, Allah sedang menguji kesabaran. Kau tahu, sekarang Umi sedang apa?Memanaskan air untuk mandi, sarapan nasi hangat dengan tempe goreng plus sambal kecap, hmm sedap, smsan, internetan, mulut sibuk memberi komando empat orang anak, sekali sekali melayani si kecil.Dalam waktu yang bersamaan, coba bayangkan, stress atau asyik?

Berjanjilah! Jangan tinggalkan aku!

Oke, dengan janji juga, Habib mau bangkit! Tau mimpi Umi?

Apa ?

Detikku adalah taat, nafasku adalah ibadah, gerakku adalah manfaat bagi diriku dan orang lain.

Aku hanya takut kehilangan Umi, siapa tahu dengan internetan Umi kecantol dengan seseorang terus di bawa kabur? Namanya manusia, apalagi ada yang berusaha mendapatkan Umi, dan mungkin Umi sreg dengan salah satu teman yang ada disitu.

Ha ha ha tidak ada lowongan bagi siapapun untuk posisi yang satu itu,Umi sudah terima hadiah dari Allah, Abi,apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Silahkan yang lain ambil posisi di hatiku, tapi tidak untuk yang akan mengambil posisi Abi.

Diam, tidak ada jawab.

Halo? Nangis ?

Sepi.
***

No comments:

Post a Comment