Tuesday, January 21, 2014

TERINGAT RAMADITYA ADIKARA

Disaat seperti ini, yang mana aktifitas ternyaman hanyalah tilawah, menulis dan membaca
Aku langsung teringat dia, Ramaditya Adikara
Sibuta mata tapi tak buta hatinya
Dalam gelap dia sibuk berkarya

Saat kumerasa sangat tergantung pada mata
Yang berkurang fungsinya karena termakan usia
Atau karena kurang menjaga dan memelihara
Terlalu berat membebaninya
Kutahu dia telah merdeka dari keterikatan fungsi mata
Anugerah dan juga ujian dariNya

Di balik kekurangan menurut pandangan biasa
Tersimpan kelebihan yang luar biasa
Aku harus mempertanggung jawabkan hati, mata dan telinga
Dia telah selamat untuk urusan mata

Dengan kebutaannya dia telah banyak menginspirasi
Dengan kepekaan hatinya dia telah memotivasi
Bagaimana aku dengan kelengkapan inderawi
Sudahkah kutemukan jati diri

Saat kuteringat kisah gagalnya seorang hamba masuk surga
Tersebab menolak rahmat dariNya dan merasa bangga dengan amalannya
Ternyata puluhan tahun ibadahnya
Tak sebanding dengan karunia sebutir bola mata

Bagaimana denganku yang terlalu sering melupakannya
Apa jawabku ketika ditanya yang telah kuperbuat dengan karuniaNya
Kuteringat Ramaditya Adikara
Dia telah terbebas dari masalah pintu masuknya iblis durjana

Dalam gelapnya dia banyak berkarya
Dalam gelapnya hatinya penuh cahaya
Dalam gelapnya dia selalu bersyukur padaNya
Dengan gelapnya mengingatkanku padaNya

Barokallah

No comments:

Post a Comment