Tuesday, January 28, 2014

RINDU MEMBAWA BERKAH

Mi, Hatif lagi online 

SMS sulungku yang di Jakarta membuatku mengarahkan kursor pada tab FB.

Hmm, benar. Sudah lima belas menit yang lalu Hatif mengirimkan pesan.
Haaaah! keasyikan ngblog membuatku nggak nengok-nengok ke FB. Aku terbiasa bloging nyambi chatting, komen-komen di status teman FB dan postingan di KBM, kadang goegling, saat aku butuh referensi untuk tulisan yang sedang kugarap.

Ya, lagi bloging. Kemarin Hatif nelpon Umi ya? tapi nggak jelas suaranya. Gimana hasil ujiannya?

Seminggu yang lalu Hatif nelpon, minta doa karena mau ujian, setor hafalan kitab yang kedua. Istimewanya anakku yang kedua ini, selalu minta doa ketika ada kesempatan interaksi, entah itu saat bertemu, saat nelfon, chatting, apalagi ada peristiwa penting yang akan dihadapinya, selalu menyempatkan diri minta doaku. Benar, aku selalu mendoakannya, tetapi ketika dia meminta doa khusus, tentu kekhusyu'anku juga berbeda.

Ya, dua hari yang lalu, abis liburan ke pemandian air panas, nginepnya di asrama dekat situ, jadi ada kesempatan aku nelfon Umi, sayang, sinyalnya nggak bagus. 
Alhamdulillah, hasil ujian bagus, berkat doa Umi.

Subhanallah, aku sangat terharu membaca pesannya.

Kata Abi, Hatif sekarang ngajarin teman-teman bahas Turki ya?

Kemarin suami memberitahukan hal itu, setelah telfonan dengan Hatif. Padahal, ketika berangkat ke Turki lima bulan lalu dia merasa, kemampuan bahasa Turkinya paling buruk dibanding teman-teman seangkatannya.

Alhamdulillah Mi, aku memperbanyak interaksi dengan teman-teman yang asli Turki saat ada kesempatan, untuk memperlancar bahasa Turki dan menambah kosa katanya. Sekarang setiap pagi teman-teman yang dari Indonesia sering berlatih denganku.

Waaah, enak ya bisa jalan-jalan terus?

Alhamdulillah Mi, sekarang lagi libur panjang di Turki, sepuluh hari, insyaallah besok mau ke Istambul.

Alhamdulillah, barokallah ya sayang, Umi bahagia banget.

Tak dapat kutahan lagi, air mata ini menitik, bahagia, terharu, juga. . .rindu.

Masih musim salju?

Kemarin turun.

Nggak tiap hari ya turunnya?

Nggak Mi, ya seperti di Indonesia, walaupun musim hujankan nggak tiap hari hujan.

Sudah upload foto? share ke FB Umi ya?

Ini lagi coba, tapi sepertinya ada gangguan, dari tadi belum berhasil. Insyaallah nanti dishare.

Mi gimana dengan catatan harianku? Ini sudah dua buku tebal, bingung, nanti kalau sudah banyak gimana nyimpennya?

Beli buku lagi aja, yang udah penuh disimpan yang rapi. Kalau ongkirnya nggak mahal kirim ke rumah, tapi cathar Hatif yang di rumah juga belum Umi salin ke komputer. Simpen aja sama Hatif, nanti kalau belajarnya sudah agak longgar, trus sudah dapat fasilitas lep top, baru di salin.

Jadi diterusin aja nulisnya?

Ya! Terusin! Pasti suatu saat nanti akan sangat bermanfaat, ibarat Hatif sedang mengukir sejarah untuk anak keturunan Hatif nantinya.

Ya Mi, aku terusin. Aku merasakan nikmat banget ketika menulis, sampe nggak ingat waktu, sudah berapa jam, nggak siang nggak malam.

Ya bagus itu, tapi inget, tugas utama sekarang apa? jauh-jauh Hatif ke Turki, jangan sampai lalai kewajiban utama karena kenikmatan menulis, skalian latihan mengendalikan diri, mana yang harus diprioritaskan.

Mi, udah dulu yah, mo sholat. Doakan aku bisa membahagiakan Umi dan Abi, hiks, sampe nangis aku, terharu.

Amin, semoga hidup Hatif penuh keberkahan.

Hatif nggak liat sih, Umi dari tadi berlinangan air mata, sangat bahagia dan terharu. Ahhhh, kalau melihat Hatif sekarang, jadi lucu ingat waktu kecilnya, sering bikin Umi nangis karena greget merasakan kebengalan dan segala tingkah kreatifnya yang kadang mengkhawatirkan.

Umipun rela menahan kerinduan ini, kerinduan yang terbayar dengan kesholehan seorang permata hati Umi, semoga lima orang lainnya juga akan membahagiakan Umi-Abi dengan kesholehannya, walaupun dengan bidang yang berbeda.

No comments:

Post a Comment