Friday, January 17, 2014

ROYAL

Selama ini aku sering mendengar tentang aksi seorang calon dihadapan para simpatisannya. Baik itu calon bupati, walikota, gubernur ataupun calon legislatif.

Sayangnya, yang sering jadi pembicaraan bukan gaya orasinya, penyampaian visi misinya atau sesuatu yang berhubungan dengan apa yang akan dilakukannya nanti ketika terpilih dan menduduki posisi yang sekarang sedang ditujunya, tetapi lebih pada aksi spontanitasnya di panggung ketika berlangsungnya pertemuan dengan calon pemilihnya.

Pernah suatu saat, seorang teman yang ikut lomba antar guru TK, mendapatkan hadiah umroh tanpa ada sebab yang menjadi alasannya. Bukan karena juara, tapi semata mata sang calon menunjuknya begitu saja. Tentu saja yang bersangkutan terkejut mendapat hadiah yang tak pernah disangkanya, tapi kemudian ya sangat senang dan bahagia. Ini rizki dari Allah, undangan ke rumahNya dengan cara yang Dia kehendaki.

Beberapa hari lalu aku berkesempatan menyaksikan aksi serupa, dalam sebuah acara seminar yang bertabur door price yang terpampang di undangan dan brosur, tentu saja menarik minat, baik itu ilmunya maupun door pricenya.

Beberapa door price sudah disediakan panitia, tentu saja dana dari para sponsor, yang untuk mendapatkannya sudah diatur oleh panitia untuk memeriahkan berlangsungnya acara.

Ada beberapa cara mendapatkan keberuntungan itu, antara lain, menjawab pertanyaan pembicara, aktif dalam merespon, dan tentu saja dengan kocok undian.

Selain itu, ada door price yang luar biasa, berupa alat alat rumah tangga yang berharga lumayan, di atas satu juta, tetapi barangnya belum ada, akan di antar ke tempat.

Tiga orang beruntung mendapatkannya, tinggl tunggu di rumah, nanti barang akan di antar. Tak akan ada yang meragukan, karena beliau adalah orang yang terkenal tepat janji.

Apa yang menarik?

Cara menentukan siapa yang beruntung!

Hanya dengan menebak isi tas dan melanjutkan pernyataan beliau!

Ups! wooow!

Aku berdecak kagum. Hmmmm, enak banget yach?

Ah, koq jadi iseng nih, pengen tahu apa yang ada dibenak para hadirin. Tapi keinginan ku tahan.

Keesokan harinya aku berkesempatan bertemu dengan sebagian peserta yang hadir pada acara itu, hmmm ini saatnya menuntaskan rasa ingin tahuku, he he he, survey kecil kecilan.

"Kalau menurut saya itu bagus, menunjukkan bahwa beliau punya empati, ingin menyenangkan konstituennya, nggak masalah."

"Kaget sih, wuihh, royal banget? eh, itu dana pribadi ya?"

"Sepertinya kurang tepat sasaran. Sebaiknya, walaupun ingin memberikan kesan spontan, sebaiknya ada kordinasi dengan panitia, sehingga panitia bisa merekayasa bagaimana agar hadiah itu tepat sasaran, sampai kepada yang benar benar membutuhkan."

"Mungkin akan lebih baik kalau diratakan, maksudnya, harganya di kecilkan, yang mendapatkan lebih banyak orang."

"Ya memang sudah rizkinya yang dapatlah."

He he he, itu pendapat yang hadir, sebagian besar simpatisan, nah bagaimana pendapat umum?

Yang pasti, di musim seperti ini, apapun tindakan yang dipilih dan dilakukan para kandidat akan menuai pro dan kontra dari masyarakat, tinggal bagaimana sang kandidat bijaksana mengapresiasi pendapat pendapat tersebut dan mengambil pelajaran.

No comments:

Post a Comment