Thursday, October 17, 2013

PERJALANAN

Kehidupan bisa kita ibaratkan sebagai sebuah perjalanan. Ada saat keberangkatan, ada aktifitas bergerak, ada akhir dari perjalanan ketika sampai tujuan.
Bila yang kita anggap kehidupan itu adalah masa dari lahir hingga mati, maka saat keberangkatan adalah ketika lahir, ditandai dengan usia 0 tahun. Perjalanan di awal kita hanya sebagai penumpang, ketika mulai remaja, kita sudah sedikit menentukan arah tujuan dan mengkreasi proses perjalanan. Jeda istirahat kita gunakan untuk mengevaluasi jalan yang telah kita lalui dan memperediksi yang akan ditempuh. jeda itu bisa dipilih karena waktu tertentu, misalnya saat tanggal lahir, atau ketika momen tertentu, kemudian perjalanan dilanjutkan sampai tujuan, kematian.
da saat jeda untuk istirahat, ada saat berhenti karena sudah sampai tujuan.

Benarkah sesederhana itu. lahir - hidup - mati ? Lalu bagaimana setelah mati? Adakah kaitannya dengan sebelum hidup? Informasi tentang hal ini tidak mungkin cukup hanya degan kita angankan, informasi valid tentang kehidupan tentulah dari yang membuat kehidupan itu.

Sebelum hidup :

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",(QS: Al-A'raf Ayat: 172)

Tugas kehidupan :

" Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu,"   (QS : Adzariyat ayat 56 )

Jeda dalam perjalanan :

Yaa Bilal, arihna bi shalaah.” Demikian kata Rasulullah kepada Bilal, muadzin pertama umat Muslim. Ucapan itu diriwayatkan dalam hadits Abu Daud dan Ahmad, artinya: ‘Wahai Bilal, Istirahatkan kami dengan solat.’ Rasulullah mengistirahatkan diri dengan sholatnya. Hidangan mewah ini yang merupakan peninggi bangunan jiwa seperti yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam hadits no 2616 yang demikian, Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah solat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah. Hadits ini berkedudukan shahih. Rasulullah SAW juga menggambarkan sholat sebagai kesejukan dan kesenangan hatinya seperti yang terdapat dalam hadits riwayat Ahmad, An Nasa’i dari Anas bin Malik ra berikut: “Dan Allah menjadikan qurratul ‘ain (sesuatu yang menyejukkan dan menyenangkan hati) bagiku pada (waktu aku melaksanakan) sholat.

Tentang kematian :

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”. (Surat Al Jumu`ah: 8).

Hidup sesudah mati

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka Tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al An'am: 32)

Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya). (QS. Annur: 24-25)


Perbedaan hitungan waktu di dunia an akherat

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu. QS Al Haj ayat 47

Dari beberapa informasi valid tersebut, bolehlah kita simpulkan, bahwasanya perjalanan kita tidaklah hanya antara lahir dan mati, tapi merupakan rangkaian panjang jeda jeda kehidupan yang kita sendiri sangat sulit tuk mengukurnya. Contoh, membayangkan perbandingan waktu dunia dan akherat yang 1 : 1000, tentu sangat tidak mudah.  Kehidupan dunia yang kita rasa panjang, berat berliku hanya terhitung seper seribu kehidupan di akherat, masyaallah!
Sedangkan bagaimana kehidupan di akherat sangat ditentukan oleh bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia. Jadi, mungkin kita cek ulang tentang pemahaman kita tentang kehidupan di dunia adalah perjalanan. Rasanya akan lebih tepat ketika kita memahami, kehidupan kita di dunia hanyalah waktu yang kita butuhkan untuk mengumpulkan bekal untuk perjalanan yang sesungguhnya, yang dimulai dari terminal keberangkatan yang kita sebut dengan kematian. 








No comments:

Post a Comment