Thursday, October 3, 2013

KATANYA IKHLASSS . . . . . ?

Mungkin terlambat. . . . . . . . tapi masih lebih baik.

Allah memberikan jalan hidayah kepada setiap manusia dengan caraNya sendiri, yang sering kali diluar perhitungan dan logika manusia.
Logisnya, binaan mendapatkan jalan hidayah melalui pembina, murid melalui guru, anak melalui orang tua, bawahan melalui atasan, dan seterusnya,  tapi pada kenyataannya tidak selamanya begitu. Banyak kutemukan kenyataan, bagaimana Allah membalik logika tersebut, terutama yang sering terjadi pada diriku. Mungkin karena ada karakter buruk pada diriku, sehingga Allah memberikan jalan yang mengantarkan aku pada sebuah pemahaman yang sesungguhnya, bukan sekedar teori atau mengutip ayat Al Quran, hadist atau hikmah dari para ulama, bahwa memberikan hidayah pada manusia adalah haq sepenuhnya milik ALLAH, agar tak ada kesombongan pada diri manusia sebagai perantara hidayah, karena memang sombong adalah milik Allah semata.
Malu ! rasa itu yang menghampiri diriku saat pertama aku merasakan pengalaman itu. Ketika aku membahas masalah ikhlas sebagai solusi semua kejutekan dan kesempitan hidup, ada pernyataan dari salah satu peserta ta'lim, mengutip dari ust. Arifin Ilham, semoga Allah merahmatinya, “ belum dikatakan ikhlas bila kita belum mau bangun untuk sholat malam” . ngekkkkk! Menohok ulu hatiku! Bukan apa apa, aku belum sempat berfikir kearah itu atau seluas itu, aku hanya mengutip dari salah satu motivator kondang saat ini, dari yang aku terima dan aku fahami, baru sebatas itu. Belum sempat mengembangkan dan mencari referensi lain, aku ingin orang lainpun dapat merasakan yang aku rasakan, ketika bisa bebas dari kejenuhan, kejutekan dan himpitan perasaan, ketika aku mampu merasakan keikhlasan atas kehendak Allah, itu saja. Tapi Alhamdulillah, justru peringatan seperti itu yang begitu mengena, dibandingkan dengan upaya dengan dibantu program amalan harian yang disediakan, bahkan motivasi dari murobbi sekalipun.
Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.
Kejadian lain, ketika salah satu binaanku  curhat tentang suami yang kurang perhatian, susah diajak komunikasi, kurang sayang, kurang mendukung untuk kemajuan istri, kurang bekerja sama dalam mendidik anak dan sebagainya. Kemudian kukeluarkan nasehat yang membuatnya begitu berterimakasih dan minta bantuan doa, “ ikhlaslah dengan apa yang Allah berikan walaupun kau tak menyukainya maka kau akan mendapatkan apa yang kau harapkan!” indah bukan ? dari mana aku dapatkan nasehat seindah itu? Jujur, aku lupa, bahkan tidak tau. So, dimana masalahnya ? yes! Kau benar! Aku belum sukses menjalankan nasehat itu , tapi karena itulah aku selalu teringat dengan nasehat itu dan berusaha menyesuaikan sikapku dengan apa yang aku nasehatkan.
Aku teringat Hasan Basri, seorang ulama yang tak diragukan lagi keilmuan dan keimanannya, ketika beliau hanya bersedia menasehatkan suatu kebaikan yang beliau sudah laksanakan, Subhanallah! Aku ingin seperti itu, tapi kalau mau begitu, waaaah sangat sedikit apa yang bisa aku tularkan dan serukan pada orang lain. Aku merasa cocok dengan konsep, belajar terus - - - > lakukan yang bisa , sampaikan yang kau tau, ajak kebaikan bersama, kalau belum bisa mencontohkan setidaknya jadi motivasi untuk menjadi baik bersama sama. Semoga tidak salah, semua dalam proses.


No comments:

Post a Comment