Jujur, kadang aku ragu dengan pilihan
langkahku, dengan keberanianku ingin mengatasi masalah ini, ingin membantu
Habib meluruskan hidupnya, karena aku belum bisa mempercayai Habib sepenuhnya, realistis saja. Siapa
dia? Kalau aku memikirkan keselamatanku, keselamatan keluargaku, aku ingin
mengakhiri semua ini.
Tapi ketika aku ingat ada seorang hamba Allah yang butuh
bantuan, yang butuh teman tempat bertanya, berbagi, koq nggak tega, kasihan,
lalu ingat, bagaimana kalau aku yang mengalami? Atau anakku yang mengalami? Aku
ingin dengan membantunya, Allah akan membantuku disaat aku menghadapi
kesulitan, yang aku tak mampu mengatasinya, juga aku ingin di tolong Allah, di
hari yang tak ada pertolongan yang berlaku selain pertolongan Allah, Ya Rabb,
ku mohon perlindunganMu.
***
Malam hari, Habib sms lagi
Umi…
Mau ikut nongkrong nggak?
Koq
nongkrong sih? Malezzz jadinya. Bukan bahasanya mujahid,tapi ABG iseng!
Nih, lagi nongkrong di pinggir rawa, sambil
tiduran di bawah pohon, biar agak tenang coy! Panas banget badanku, kepala juga
pening.
Dalam hati aku terpingkal, membayangkan
suasana yang diceritakan Habib, malam
malam nongkrong di pinggir rawa? Terbayang nggak, berapa ribu nyamuknya Hiiii…
Umi kira
kongkow di pinggir jalan, ngobrol ngalor ngidul sama jomblo jomblo, he he he.
Siapa
yang mau menemaniku di tengah hutan, yang ada paling juga ular dan buaya.
Ihhhh, serem amat sih?
Tarzan kan temannya Jane. Cari dulu Jane, biar
Tarzan ada teman, kalo nggak ketemu Jane, ya sama Jin saja he he he… btw, jadi
mau ke sini?
Insyaallah
kalau sudah agak fit kondisi kesehatannya.
Koq
jadi membayangkan
yang datang
seperti Rambo ya? Terus Rambo baru masuk langsung dikepung densus 88 hiiii…
serem
Rambo mah kekar, jagoan, orang kafir lagi,
orang Amerika musuh Islam… Bisa saja serem, tapi insyaallah hatiku nggak
seperti densus 88.
Serius nih! Habib sudah terdaftar dipasukan
yang akan berangkat dua bulan lagi? Nggak bisa mundur?
Memang kenapa Mi, koq tanya seperti itu? Yang
jelas aku pengen ketemu Umi
dulu, Insyaallah… Mati jadi penasaran kalau belum ketemu Umi.
Kalau
memang begitu, mungkin sebaiknya Umi
nggak usah ketemu, sekalian saja. Kemarin mau lihat foto Habib, nggak jadi, fb
nya nggak ketemu. Kalau memang mau lihat Umi
ya terserah, bagaimana caranya, kan gampang. Kalau ada yang mau dibicarakan,
lewat telfon saja.
Umi!... memang pengennya
seperti apa? Yang Umi
harapkan, aku jadi seperti apa? Apa Umi
ingin aku batalkan niatku untuk pergi, bagitu?
Lha bagaimana dengan Umi? Mengapa Umi putuskan begitu? Pertama, artinya usaha Umi sia sia. KeduaUmI takut terlibat dengan
orang orang yang DIANGGAP teroris karena Umi.
nggak tahu Habib berangkat di bawah bendera apa? Habib tahukan tujuan Umi tetap menyambung
silaturahim?Umi
juga nggak tahu, apa Umi
ingin Habib batal pergi atau tidak? Umi
masih belum yakin Habib pergi dengan niat jihad yang bersih dan diterima syahid
olehNya.
He
he he , koq sampai seperti itu pemikirannya Mi?
Takut dianggap teroris ya Mi?
Takutkaaan sebenarnya?Jangan jangan pemikiran Umi
neh yang sudah teracuni oleh faham mereka? Sedikit sedikit terror. Sebentar sebentar
sudah menganggap orang teroris. Siapa sebenarnya teroris itu Mi?
Bukan
takut dianggap teroris. Umi
orang lama Bib. Ingat kejadian Talang sari Way Jepara tahun 89? Umi kehilangan beberapa
teman Umi
di kejadian
itu.
He he he … belum lahir aku Mi? Nggak usah terlalu
takut, memang Umi
fikir aku seperti yang di tv itu?
Terus
seperti apa? Orangmengigau/
nglindurnya jihad terus begitu? Di negeri kita nih, kalau
sudah terendus dicatat sebagai teroris, apapun mungkin terjadi.
Umi … Umi, bicara aqidah koq
masih ada rasa takut ini dan itulah, semuakan milik Allah, dia akan
mengambilnya dengan cara apapun dan kapanpun juga,bukankah Umi yang mengajariku?
Nggak
usah bicara konsep! Ini urusan
taktik dan strategi. Bereskan dulu urusan niat yang lurus, karena disitu hakekat
dari aqidah! Ragu
dengan keberanian Umi?
Nggak apa apa. Habib belum faham apa itu takut, berani atau nekad! Belajar lagi
sebelum berangkat perang!
Kan
sudah aku jelaskan, aku tuh baru mengadakan persiapan, belum pernah ikut kesana
dan itukan wajib bagi tiap mu’min? proses Mi!
Bergaya
pakai rahasia? Dari kemarin Umi
tanya, tapi nggak di
kasih tahu.
Umi kan yang ngajarin
bentar bentar rahasia?
Aku kan njiplak, begitu?
Halah!
Ngelesss!
Oya,
Umi pernah baca buku Hasan
al Bana
dan Sayyid
Qutb?
Sudah, tahun sembilan
puluhan!
Apa
perkataan Imam syahid sebelum beliau di ekskusi?
Apa?
Bagaimana pemikiran dan siyasah yang beliau
pakai mencapai tujuan? Kenapa pemahaman Yusuf Qordowi bisa berbeda sedangkan
beliau satu harokah?
Kenapa?Baca
dan membahas buku beliau beliau tuh nggak bisa sendiri, harus ada yang
membimbing, makanya ada tarbiyah, pengajian.
Ya . . .kan aku tanya? Generasi awal
murid Hasan Al Banna ada berapa? Berapa kitab yang beliau tulis? Mengapa Hasan
Al Banna di eksekusi oleh pemerintah Mesir? Mengapa harokah yang dibentuk oleh
Hasan Al Banna berpecah belah sampai sekarang? Siapa yang membawa pemikiran ini
pertama kali masuk Indonesia? Apa tujuannya? Katanya Umi tarbiyah dari tahun
Sembilan puluhan? Aku mau belajar sama Umi,koq
diam? Sudah tidur apa?
Ya
kalau ustadz lagi taujih ya diam dulu, dengarkan dengan ta’zim, biar ilmunya
barokah.
Bukannya
begitu, kan
Umi sudah senior, dulu aku
ngaji hanya seminggu sekali dan sekarang sudah lama nggak aktif, lupa. O ya, bagaimana menurut
Umi masalah partai?
Itu bagian dari dinamika. Setiap individu
boleh punya pendapat, tetapi kalau syuro sudah memutuskan, yang jadi
masalah adalah ketaatan.
Sudah
ngantuk ya Mi?
Orang jadul tahan melek kalau ada diskusi,
tapi karena sudah mau udzur umurnya, lambung protes, mual, kalau mata sih masih
benderang.
Aku
kira mual mual itu he he he… Setiap kali Umi
ngomong udzur, tua, renta dan sebagainya, rasanya aku ingin berlari dan memeluk
Umi, jangan ngomong itu
lagi, membuat aku semakin sedih, nggak tahu mengapa? Ya sudah, lanjutkan
tidur lagi, nanti mriyang. Kalau sampai Umi
mriyang, aku yang lebih parah lagi. Selamat bertemu dalam
mimpi.
***
Keesokan pagnya, Habib sms
Umi,
sedang apa? Belum mandi kan?
Masak!
He he he… tumben, masak
apa?
Nggoreng ikan mas dan tumis kacang panjang
cabe rawit, pedasss, mantabsss, yang tipus, njauuuh.
Uuuuuh,. . . nggak minat.
Baru
saja Umi
menangis, ketika seorang binaan datang
berpamitan mau berangkat jihad memenuhi panggilanNya ke baitullah, kapan
giliran?
Umi
berkesmpatan tujuh kali berjihad, melahirkan, tetapi Allah tidak berkenan Umi syahid disana. Dia
lebih memilih Umi
untuk mendampingi seorang perindu syahid dan membimbing enam calon mujahid, Umi ikhlas, ridho.
Dan
dimanakah kekasihNya Rasulullah saw menemui syahidnya? Artinya Allah
membentangkan kesempatan syahid begitu luas, intinya ikhtiar kita untuk
istiqomah di jalan Allah, itukan hakekat jihad?
Walaupun badan agak meriyang,
tidur semalam diganggu mujahid jangkrik, tapi tetap bersiap berangkat ke medan
jihad, mengisi pengajian, memenuhi kewajiban. Bismillah.
***
Sampai dengan malam hari, bahkan pagi
berikutnya, Habib tidak sms, walaupun tiga kali miscall, siang, setelah ashar
dan setelah magrib. Entahlah apa yang terjadi? Mungkinkah gangguan jaringan
seperti biasanya atau… ? semoga dia sedang melatih diri menjauh dariku, amin.
***
Pagi berikutnya,
Ketika
kuberusaha bangkit dari keterpurukanku, kau hadir bagai pelita di malam hari,
bagai embun penyejuk di pagi hari. Kau anugerah terindah bagiku. Dari lubuk
yang paling dalam, aku ucapkan terimakasih Umi.
Aku sangat terharu membaca pesannya,
bahagia, begitu berartikah aku bagi hidupnya?
Wa
iyyakum, sama sama.
Pasti
belum mandi kan? He he
Uuu,
tau ajah!
Telah
kucoba semalam tanpa hadirmu, tapi sungguh aku tak bisa. Aku terlalu lemah
untuk itu, jangan pernah berfikir untuk meninggalkanku.
Tidak ku balas, biarkan dulu, aku hargai
usahanya, tapi memang butuh kesabaran dan waktu, seperti pintanya, okelah, akan
aku coba.
Umi!
Lagi apa? Aku berangkat kerja dulu ya? Assalamu’alaikum!
Ya,
wa’alaikum salam, barokallah!
Eh,
… baik baik ya Mi?
Ya he he he
Kadang aku tak tega mengusik
kegembiraannya, kebahagiaannya, keceriaannya yang selama ini hilang dari
hidupnya, tapi bagaimanapun aku harus tetap mengendalikannya, jangan sampai
jebakan ini lebih dalam menyeret kami terperosok ke dalamnya, semoga Allah
segera memberikan jalan terbaikNya, amin.
***
No comments:
Post a Comment