Thomas Carlyle mengatakan “ the history of the world
is but the biography of greatman”, sejarah tak lebih merupakan kumpulan
biografi orang orang besar.
Thomas
Carlyle, seorang sejarawan, guru, penulis satir, penulis essay dari Skotlandia
yang hidup pada 1795-1881.
Apa yang bisa kita simpulkan dari ucapannya
tersebut?
Hanya orang
orang besarlah yang namanya akan tercatat dalam sejarah.
Siapakah orang
orang besar?
Berikut apa kata Samson Rahman dalam pengantar buku yang
diterjemahkannya ”Tarikh Khulafa” tulisan Imam As-Suyuthi :
· Orang orang yang melakukan pekerjaan
agung dan besar
·
Orang orang yang mampu mengubah arah
mata angin fikiran dan pola fikir manusia
·
Manusia yang memiliki karakter,
integritas dan bobot ( bobot = mampu mengopimalkan potensi diri untuk mengubah
dunia)
Sejarah selalu merekam mereka yang mampu bertarung
menegakkan dua sisi kemanusiaan yang saling berseberangan. Dalam sejarah akan
selalu ada manusia yang membela kemanusiaan dan sosok yang menghancurkan
kemanusiaan, sosok yang mengagungkan keadilan dan sosok yang melecehkan
keadilan, antara yang menegakkan kebenaran dan meruntuhkan kebenaran.
Ada sosok
Habil yang bijak dan Qobil yang jahat, ada sosok Musa yang alim dan Firaun yang dzalim, ada
sosok Muhammad yang rahmatan lil alamin ada sosok Abu Jahl yang kurang ajar.
Habil, Musa dan Muhammad telah mempergunakan potensi
baiknya sebagai manusia, sedang Qobil, Firaun dan Abu Jahl mengembangkan
potensi jahatnya
.
Tidak semua kita berkesempatan terukir dalam
sejarah, karena begitu kecilnya peluang untuk itu. Benar, belum ada penelitian,
satu nama dalam sejarah mewakili atau membanding berapa jumlah yang tak
tercatat dalam sejarah. Contoh, ada berapa manusia di suatu zaman, dan berapa
orang saja yang namanya tercatat dalam sejarah. Ada berapa manusia di zaman
Musa dan Firaun, sedang yang kita kenal hingga saat ini dua nama tersebut, di
tambah beberapa orang disekitarnya yang diabadikan dalam sejarah?
Mungkin kita tak mampu mencatatkan diri dalam
sejarah dunia yang akan terus dipelajari sepanjang zaman, tapi bolehlah kita
mengukir sejarah dalam silsilah keluarga dan yang terpenting bagaimana kita
belajar dari sejarah, sebagaimana perintahNya agar kita mengambil pelajaran
dari orang orang terdahulu.
Sejarah dibuat agar kita dapat gambaran, ketika
manusia mengembangkan salah satu potensi dirinya dengan sungguh sungguh dan
maksimal, akan jadi seperti apa nantinya.
Silahkan memilih tokoh seperti apa, sejarah telah
menyediakan begitu beragam model yang bisa kita jadikan figur untuk patokan.
Manusia diberi potensi yang sama, juga diberi
kesempatan di dunia yang sama, dipersilahkan memilih jalan hidupnya, bagaimana
akhirnya? Biarlah Lauhul Mahfuzh yang menyimpan catatannya.
Repotnya kalau belajar sejarah dunia tercampur
dengan cerita israiliyat, atau sejarah nasional terkolaborasi dengan cerita
klenik atau cerita rakyat, sehingga pembaca sulit membedakan, mana tokoh
sungguhan, mana tokoh khayalan, mana sejarah, mana karangan.
Satu hal yang kita tak boleh lupa, bahwa setiap diri
akan tercatat rapi dalam sejarahnya masing masing, karena sang pencatat sejarah
itu tak pernah mengantuk maupun tidur, dia akan selalu menemani dan mencatat
sedetail apapun yang kita lakukan. Jangan pernah lupakan dia, sejarawan abadi,
Raqib dan Atid.
#edisi kangen baca buku tebal//
Ukirlah sejarah baik dengan tetap menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Begitu kan ya, MBa. :)
ReplyDeleteBenar, trims sudah mampir
DeleteBenar, trims sudah mampir
DeleteBenar, trims sudah mampir
ReplyDelete