Suatu pagi, aku sapa duluan Habib dengan sms
Bib, mau hadiah, tapi ambil sendiri ya?
Hadiah apa?
Kapan? Kalau sekarang belum bisa, sedang ada yang dikerjakan
Tidak
perlu kesini, sudah Umi kirim. Ambil di warnet
ya.
Kemudian kusebutkan nama fb dan alamt blog
pribadiku. Memang aku punya blog pribadi,
tempat aku tuangkan buah fikiran dan aku publikasikan ke teman teman fb, dengan
harapan, sedikit buah fikirku bermanfaat, menginspirasi dan memotivasi mereka.
Ku fikir hidayah, inspirasi dan motivasi bisa datang dari mana saja, dan itu
yang selama ini aku rasakan. Banyak cara yang Allah pilih untuk memberi
petunjuk dan bimbungan kepada hambaNya, salah satunya adalah dengan membaca
hasil karya tulis seseorang. Beberapa hari lalu aku memposting tulisan tentang
perjalanan kehidupan rumah tanggaku, sebagai sebuah upaya refleksi dan evaluasi
tahunan perjalanan hubunganku dengan suamiku.
***
Malam harinya Habib hadir lagi, aku berharap bahasanya
sudah berubah setelah membaca tulisan tulisan di blog pribadiku dan mengenalku
lewat status dan foto keluargaku
di f
b.
Umi,
ku mohon jangan pernah tinggalkan aku. Izinkan sisa waktuku sebelum pergi
tenang bersamamu.
Kurasakan nada sendu dalam
pesannya, sampai masuk ke hatiku, tapi segera kutepis.
Iiih apa apaan nih anak? Tak kugubris permintaannya.
Sudah
lihat hadiah Umi?.
Sudah, walaupun belum semua kulihat, karena
tadi ada gangguan. Aku sangat cemburu Umi
Lalu
apa maksudmu dengan ucapan barusan.?
Sejujurnya,
awalnya aku berharap, kau bisa menjadi pengganti dirinya, tapi setelahku buka
hadiah darimu, memang nggak mungkin kau jadi milikku, tapi aku sangat berharap,
jangan tinggalkan aku, waktuku mungkin tinggal dua bulan lagi, aku akan pergi
Kau
mau pergi kemana?
Aku terhanyut! Aku dapat
membayangkan apa yang sedang dirasakannya, pesan itu ditulisnya dengan
kejujuran, aku merasakan itu.Kesedihannya begitu mendalam, dan itu sudah mampu
membuatku berkaca kaca.
Aku
akan pergi ke negeri seberang, Filipina atau Afghanistan. Aku bercita cita
syahid di sana. Dulu aku nggak pergi karena masih berharap ada penggantinya dan
ibuku belum mengizinkanku, sekarang tibalah saat yang kunanti selama ini. Umi, aku hanya ingin
ungkapkan sebuah kata,’ aku cinta padamu’ semoga Allah selalu menjagamu.
Aku benar benar terhanyut, tak terasa
air mataku mengalir, tapi hatiku berontak, aku marah!
Ketika seseorang gugur di medan tempur, tak
ada jaminan predikat syahid menyertainya. Kau harus jernih dengan hatimu, jujur
dengan niatmu, kau tak lagi bisa kembali ke dunia ketika sampai saatnya Allah
tak menerima kesyahidanmu karena niat yang keliru.
Kalau kau ingin surga, aku
juga sedang menuju kesana. Pintu surga bukan hanya untuk yang syahid di medan
perang, Allah telah banyak menyiapkan pintu syurga. Kau ingin syahid bukan
karena rindu Allah, tapi ingin menyusul orang yang kau cintai. Batalkan ! kau tidak
akan dapat keduanya, syahid ataupun kekasihmu.
Iya Umi,
aku tahu koq. . .aku ingin menyusul orang yang telah membuatku seperti ini . .
. kemarin aku kenal kau . . . ada secercah harapanku, tapi kemudian sirna lagi
tanpa bekas!
Aku sudah mempersiapkan diri beberapa tahun ini. Kesyahidan memang
mutlak milik Allah, tapi aku akan berusaha menggapainya.
Kalaupun aku berdiam
diri disini . . . aku ragu, apakah aku bisa bertahan hidup dengan kondisi
kesehatan seperti sekarang ini. Aku sangat bersyukur kalau bisa bertahan sampai
satu tahun kedepan.
Kenapa dengan kesehatanmu? Bertambah lagi alasan
gagalnya syahidmu!
Bukankah
jalan menuju syurga hanya
satu Umi?
Amanu,hajaru, wajahadu fi sabilillah?
Lalu bagaimana dengan orang orang beriman yang
tidak diizinkan Allah bertemu dengan medan tempur? Surga itu luas, menampung
sebanyak orang orang beriman dan berjihad di berbagai bidangnya.
Apa kau fikir
aku dan orang orang lain yang tidak berperang tidak boleh masuk surge? Aku
tidak mencari medan perang, tetapi seluruh hidupku kugunakan untuk menegakkan
kalimatullah, apa itu bukan jihad.?
Jihad
wajib bagi seorang ikhwan bila mampu dan berkesempatan.
Sekali lagi kukatakan wahai mujahid, jihad
tidak harus bertempur di medan perang! Wajib kalau daerah kita diserang
atau kita pasukan dengan persiapan matang yang dikirim ke negeri muslim yang
butuh bantuan.
Dan lagi
Umi, untuk apa hidup tanpa
siapa siapa? Ada jasad tanpa ruh. Kalau boleh memilih, lebih baik hidup sehari
bersama orang yang kucintai dari pada seratus tahun tanpa siapa siapa.
Parah!.. parah!.. parah!
Tak ada kesia siaan dari setiap ciptaan Allah.
Dia hidupkan kita untuk ibadah, rahmatan lil alamin, mencintai sebanyak
banyaknya makhluk Allah. Kekasihmu sedih karena telah membuatmu seperti ini, lari
dari masalah. Mana keridhoanmu pada takdir Allah?
Untuk
apalah Umi, hidup juga tanpa arti, sekarang nih yang bisa
buat aku nyaman hanya kau Umi…
tapi mau bertemu tidak boleh, mau denger suaramu saja tidak boleh? Aku tahu . . tapi mau
bagaimana lagi? Kemarin kutelfon, nggak di angkat. . . tiap malam aku nggak
bisa tidur, sebenarnya aku pengen ketemu Umi,
biar tenang. Ya
sudahlah… mungkin ini takdirku, yang pertama ditinggal ke alam baka, yang kedua
sudah milik orang lain.
Sebenarnya aku benci lelaki cengeng, tapi koq kasihan juga.
Jadilah laki laki tangguh, itu kalau benar kau
mencintaiku karena Allah, karena cinta karena Allah akan memproduksi energy
positif..
Bagaimana mau positf Umi,sekedar untuk
mendengar suaramu saja tidak boleh? Bagaimana aku bisa tenang dan nyaman?
Ini tantangan untuk menjadi lelaki tangguh,
harus bisa mengelola batinnya, HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI MENJADI
TENANG, bukan dengan mendengar suaraku atau berjumpa denganku? Jangan ada ilah
selain Allah!
Oh
ya, aku juga ada hadiah untuk Umi,
nanti ku kasih tahu.
Kunantikan
hadiah darimu, tapi jangan bom atau granat ya?
Yeach..
Umi, nggak lah? Masa aku
mau bunuh diri?...
tanpa di bunuhpun sudah mati duluan terpanah api cintamu he he he. Mengapa aku tidak boleh
bertemu Umi?
Itu yang bisa membuatku tenang.
Mengapa
kau hanya fikirkan tenangmu sendiri ? Kau tak fikirkan bagaimana perasaanku,
bertemu dengan orang yang sedang menyambut kematiannya?
Diam sejenak, dia tidak mengirim pesan
lagi.
Eh
aku koq jadi penasaran, sebenarnya apa yang membuatmu nyaman denganku?
Nyaman
saja Umi, semua masalah terasa
hilang walau sesaat. . . apapun yang kau katakan aku merasa nyaman banget. Mau
kau bercanda, marah atau ngambek, aku tetap suka. Setidaknya,
kalau sudah bertemu, . . . aku lebih lega. Aku yakin, pastilah kau bahagia,
walaupun aku bukan siapa siapa dihatimu. Umi,
tolong temui aku. . . sebentaaar saja, aku sudah merasa cukup melihatmu.
Kudiamkan saja beberapa saat, aku malas
membahas masalah itu terus, aku hargai dia, mau bertemu, izin dulu. Sebenarnya, kalau dia mau, toh dia
bisa datang ke rumahku, alamat jelas ada di brosur, jarak dari tempatnya tidak
harus makan waktu berhari hari, mungkin empat
atau lima jam sampai, tapi dia menunggu
izinku.
Umi,
sudah makan belum?
Terimakasih ya, sudah menemani Umi seharian. Hampir lupa kalau puasa,
sudah lewat Dhuhur. Alhamdulillah masih kuat, badan kurus yang semakin renta
ini agak merepotkan kalau di ajak puasa, mungkin sudah sunatullahNya ya?
He
he he Umi,
membuat aku tambah kangen saja.Biar kurus dan tua renta, tapi bagiku kau
bidadari.
Hadeeeeh! Bener bener mabok cinta nih ikhwan,
apa memang cinta tak bermata? Orang seperti Umi dijatuhi cinta?
Maafkan aku bila telah membuatmu
terperosok sedalam ini, batinku.
Besok sempatkan ambil hadiah lagi ya, pagi
pagi Umi kirim.
***
No comments:
Post a Comment