Terulang lagi!
Aku membuatnya menangis lagi. Belum seminggu aku sudah membuatnya
menangis dua kali.
Mengapa semakin ke belakang istriku semakin sensitif?
Ataukah aku yang semakin bebal?
Dulu istriku tidak begitu, semua baik baik saja. Kami tenggelam
dalam kesibukan mewujudkan cita cita bersama, membentuk keluarga dakwah yang di
ridhoi Allah.
Jangan jangan? . . .
o..o.. ya, benar!
Mungkinkah ada sesuatu yang masuk, mempengaruhi istriku? Sejak
kegiatan barunya itu? Ya, beberapa bulan terakhir ini istriku kembali
menggeluti hobi lamanya, menulis. Dan kini dengan sarana yang berbeda.
Dulu, menulis ya menulis saja, tapi sekarang menulis
sekaligus fban dan chattingan. Apalagi setelah bergabung dengan beberapa
komunitas kepenulisan.
Aku tidak melarangnya, itulah salah satu caraku
membahagiakannya. Tapi efeknya? Ya itu tadi, memang dasarnya cengeng, gembeng,
mudah menangis, lah lah lah, koq sekarang kambuh lagi?
Padahal kupikir istriku sudah semakin tegar, tidak mudah
menangis, jelas ini ada apa apanya? Dan yang sekarang menyebabkannya menangis
hanya urusan kecil, yang selama ini nggak pernah kami bahas, tertutup bahasan
lain yang membutuhkan energi besar untuk penyelesaiannya, urusan anak dan
segala yang menyertainya.
Beberapa hari lalu bicara masalah cinta, ya seperti biasa
aku bicara dan berpendapat apa adanya, lah koq ujungnya tertengar tangis
membahana.
Kemarin masalah usia, masalah penampilan, masalah cantik,
seperti biasa, aku bicara dan berpendapat apa adanya, lah lah lah, koq menangis
lagi? Piye tho iki?
Walaupun tangisnya hanya sebentar, karena untuk ukuran
perempuan, logika istriku lebih dominan, itulah yang meredam emosi dan
tangisnya.
Tapi sebenarnya pengen juga sih aku belajar lagi, bagaimana
cara menyenangkan hati istri dengan ucapan, yang tidak berbohong tapi nggak
juga mentahan, apa adanya.
Belajar dengan siapa ya? Apa aku perlu ikut ikutan masuk ke
dunianya? Wah, bisa bahaya neh dunia nyata?
Atau jangan jangan istriku terobsesi dengan tulisan
tulisannya sendiri? Sedang aku tak cukup mampu untuk membaca semua tulisannya? Bagaimana
ini? Aku tak ingin membuatnya menangis lagi.
No comments:
Post a Comment