Saat dhuha.
Umi…
sedang apa?
Baru
saja mandi, kemarin betah sehari semalam nggak sms, teruskan dong latihannya.
Bukannya
nggak mau sms, tapi eror. Kemarin kan aku miscall Umi karena nggak bisa sms…
Mana tahan sehari saja tanpamu, terasa
hampa, Umi…
lemezzz aku.
Ha
ha ha Umi
kira latihan mengurangi dosis, uuuu nggak tahunya korban eror.
Semalaman
aku nggak bisa tidur, Umi
juga nggak sms aku. Nggak sabar banget aku nunggu pagi… bisa bisa aku mati
berdiri kalau lama lama begini.
Sebentar dulu ya, lagi mau membekam pasien
nih.
Oke…
oya nanti kalau aku kesana, obati aku juga ya, barangkali saja kalau Umi yang ngobati bisa agak
berkurang penyakitku ini.
Makanya
Umi tanya,
sakitnya apa saja, biar umi
siapkan nanti herbalnya. Sebenarnya kalau dekat bisa rawat jalan, dua hari
sekali selama satu bulan, insyaallah efektif.
***
Umi,
sudah makan belum?
Belum,
baru selesai sholat sekalian doakan Habib.
Di doakan biar apa Mi?
Biar
jadi mujahid tangguh, bersama Allah menghadapi apapun sanggup.
Amin.
***
Umi,
lagi apa?
Siap
siap berangkat jihad, ngisi pengajian, he he he lo lagi apa coy?
Lagi istirahat Mi, tadi baru saja jatuh,
biasa kecelakaan kecil, ngisi pengajian tapi belum mandi ya? Kabur semua nanti
pesertanya.
Enak
saja! Hoby koq jatuh,
sudah jatuh cinta, jatuh hati, jatuh badan, cepat bangun! Biar jatuh seribu
kali, kalau mujahid
selalu bisa bangun.
Aku
kan berusaha bangun jika kau selalu bersamaku.
Hoby koq bila, jika, kalau, piye tho?
Hoby
apa Mi?
Hoby pakai kata bila, jika, kalau, tiga kata
satu ma’na.
Ooo.
Umi memang pakarnya, aku nggak
ngerti banget tentang ma’na kata kata, memang jenius sih.
Pengajian
siapa Mi sore begini? Sampai jam berapa?
Ibu
ibu lingkungan yang sebagian bekerja di luar rumah. Ya sampai menjelang magrib.
Kesini
aja Mi
ngisi pengajiaannya, biar aku ngaji sama Umi.
Hahhhh!.
***
Umi!
lagi apa? Sudah sholat belum?
yaa
Rahman yaa Rahim yaa Malik yaa Quddus yaa Salam yaa Mu’min yaa Muhaimin yaa
Aziz yaa Jabar yaa Muttakabir, teruskan !
Oooo
lagi dzikir wirid ya? Besok kalau mau shoum, bareng ya saurnya?
Bangun
saur bisa, insyaallah,
tapi belum berani
shoum, kondisi badan belum fit, sedang pemulihan.
Ooo
gitu tho, yo wez, temenin aku saur saja
ya Mi,
biar nyaman saat saurku.
***
Masak
masak sendiri…makan makan sendiri…cuci piring sendiri…sauuuur… temenin Mi!
Selamat
saur, pake telur ya? Umi
mau sholat dulu.
He
he he koq Tahu?
***
Alhamdulillah, sudah
selesai Mi
Ya,
tahajud dulu, walau sedikit, mumpung belum subuh.
Sudah
Mi, tadi jam 2.
Alhamdulillah. Bahagianya Umi ketika hadir
menyaksikan bangkitnya seseorang yang tersandung, ketika turut andil dalam
proses kembalinya seorang hamba pada kasih sayang
Robbnya. Lanjutkan! Sampai suatu saat nanti…
Sampai
suatu saat nanti, kau benar benar berada di sampingku, saur bersamaku he he he
nggak dech.
Pandanganmu adalah
pandanganNya, pendengaranmu adalah pendengaranNya, kehendakmu sesuai dengan
kehendakNya. Tak ada kesedihan, tak ada keluhan, karena hidupmu diliputi nur
keagunganNya.
***
Sedang apa Mi?
Siap
siap pengajian.
Pengajian
setiap hari ya Mi?
Hampir.
***
Sudah menyiapkan bukaan?
Sudah
Mi, Nih lagi merebus
terong bunder… anda berminat? He he he
No
thanks, siapkan doa, kan doa orang puasa makbul? Doanya, biar mujahid jangkrik
cepat jadi lebih tangguh, nggak sedih lagi, nggak melo lagi.
***
Habib hadir setiap saat, pagi hari,
waktu makan, menjelang atau sesudah sholat, atau kapan saja. Sampai saat ini
tetap aku biarkan, perkembangannya semakin bagus. Semakin kebelakang,
kesedihannya semakin berkurang, kegembiraannya semakin nampak. Aku membalas sms
nyapun tidak khusus, tetap dengan melakukan aktivitas seperti biasa.Sampai saat
ini masih tetap kulayani, aku masih menunggu saat yang tepat untuk
menghentikannya, harapanku, bukan aku yang menghentikannya, tetapi dia dengan
kesadaran sendiri dan secara perlahan bersedia menghentikannya, aku tetap
berharap, Habib kembali kedunia nyatanya dengan segala kewajibannya sebagai
seorang pemuda yang memahami agama dan mengamalkannya dengan sebaik baiknya.
***
Tidur
Mi?
Di
depan computer.
Sedang
apa di depan computer?
Melanjutkan
cerita cinta salah alamat.
Ooo… lanjutkan Mi aktivitasnya, aku mau
berendam dulu.
Aneh! Tarzan malam malam begini berendam pakai
apa?
Badan
panas banget, sakit sakit semua tubuhku, kepala cenut cenut, biasalah Mi, malam malam yang
kulalui… Uuuuh, kalau dirasa memang bosan, tapi ya sekarang ada Umi yang menemaniku setiap
saat. Mi, jangan pergi ya?
Mulai dech, melonya kambuh, harus di
cegah!
Dari
tadi Umi
di sini, memang dikira mau kemana?
Syukurlah kalau begitu, aku
takut saja Umi
pergi , kemana gitu? Di bawa orang kabur. Ya udah Mi, tidur saja, nanti
meriyang!
***
Hampir jam enam pagi, ketika dia
menyapa,
Umi! Sedang apa?
Sedang sarapan sambil nyuapin si kecil!
Tumben, biasanya jam segini baru
masak… sudah sarapan, tapi belum mandi ya?
He
he he, .. .Bib! Sampai kapan kau harapkan Umi mendampingimu?
Sampai
aku bisa menata hati dan fikiran. Aku juga nggak mau koq menyia nyiakan harapan
Umi! Aku ingin Umi selalu mendampingiku
sampai suatu saat nanti Allah memberi keputusan yang terbaik untukku.
He
he he… bagaimana bidadari kan hadir dalam hidupmu,jika kau tak mau berlepas
diri dari sirenta yang hampir punah ini? Keputusan yang terbaik
akan datang ketika kita menentukan tujuan yang diridhoiNya dan melakukan
tindakan untuk mencapai tujuan itu dengan mengikuti syariatNya.
Heeem,
ruwet.
Simple
koq
Kalau
aku tanya,
Umi ingin aku jadi seperti
Apa? Dengan kondisiku yang seperti sekarang, simple saja?
Kena gw! Coba cari satu dalil saja yang
menyatakan bahwa menikah itu harus didasari adanya cinta kepada calon
pasangannya?
Memang benar kalau bicara konsep, pada kenyataannya
bagaimana? Jadi Umi
ingin aku segera menikah? Walau tanpa rasa cinta?
Kau
tahu? Atas dasar apa Umi
menikah dengan Abi?
Sudah 22 tahun kami jalani! Tanpa cinta sebelumnya! Andai Umi sekarang ditanya,
apakah cinta kepada Abi?...Umi nggak bisa jawab,
karena Umi
nggak perduli dengan itu! Umi
melakukan semua sesuai fitrah, ketika kita lakukan hanya berharap ridhoNya,
yakinlah! Allah tak kan pernah tinggalkan kita yang tak mau menjauh dariNya.
Bagaimana
dengan aku Mi?
Apakah aku bisa? Masa laluku membuatku terbelenggu, untuk bangkit saja aku
merasa begitu berat.
Bisa! Pasti!Kalau kau ragu dengan kemampuanmu,
maka aku yakin kau punya kemampuan itu, selama iman masih bersemayam di dadamu.
Kalau
memang itu yang Umi
harapkan dariku, akan ku usahakan untuk itu, walaupun harus mengorbankan
perasaanku sendiri, yeach… mungkin saja Umi
merupakan mimpi terindah bagiku.
Laa
yukallifullahunafsan illa wus aha… Allah tidak akan memberi beban melampaui
kemampuanmu… masih ragu?
Saat
kau berkata… berlinangkah air mataku…
Allah
mengharamkan neraka bagi seorang laki laki yang menangis karena takut
kepadaNya. Bergembiralah dengan janji Allah.
Dampingi
aku Mi! agar selalu kuat
menghadapi semua cobaan yang Allah berikan. Jangan menjauh dariku. Aku kan selalu
membutuhkanmu dalam hidupku sebagai apapun juga, yach… daripada aku menunggumu
sampai tua.
Oke, I am a your mother, say it!
Yaaach… butuh waktu, namanya juga masalah
perasaan, kalau itu yang terbaik untuk Umi,
aku kan mencobanya, tapi yang pasti aku tak bisa tanpamu. Aku ingin kau selalu
hadir dalam hidupku walau bukan sebagai bidadari. Yang jelas aku tak bisa jalani
waktuku tanpa hadirmu, tanpa nasehatmu, tanpa sms darimu, sungguh aku tak bisa. Umi boleh menginginkan aku
jadi seperti apapun juga, tapi yang tak bisa untukku adalah melewati waktuku
tanpamu.
Tapi
bilang dulu! Pernyataan itu penting bagiku!
Aku
akan berusaha mengalihkan perasaanku, walau sangat berat. Kata Umi aku bisa, ya akan
kucoba.
Bandel!
Ngomong dulu, yang lain menyusul!
Tak ada balasan.
Halooo!
Berat
Mi ngomongnya…
Tidak
lebih berat dari pernyataan cintamu dua minggu yang lalu.
Mi… aku mau ke pasar dulu ya,
assalamu’alaikum.
Tak ku balas.
Sibuk
apa ngambek neeh? He he he
Tetap kudiamkan.
Oke
kalau itu yang terbaik untuk Umi.
Aku akan melakukan apa saja demimu. Bismillah. Mungkin
sampai disini cerita cinta diantara kita berdua, mulai saat ini aku akan
mengganggapmu sebagai ibu, teman atau guruku, semoga Allah mempertemukan kita
di surga sebagai jodoh.
Kena
Lo! I get it! I like it. But… buntutnya nggak enak, seolah kau tau saja yang
terbaik untukmu.
Bagaimana Mi?
Puas? Nggak tahu perasaanku saat mengucapkan kata kata itu! Memang ada yang lebih baik darimu bagiku?.
Yes! You can do it.Itu sebuah langkah awal
yang hebat. Abaikan perasaanmu, kau pasti bisa. Sakit sedikit tak apa, lama
lama akan terbiasa.
Itu
karena aku masih bisa bertahan seperti ini, andai kau benar benar
pergi…entahlah.
***
Umi!
Hmmm
Mi lagi apa? Sudah maem
belum?
Alhamdulillah,
Habib sudah bikin Umi
laper, sesiang ini Umi sudah makan tiga kali.
Alhamdulillah
aku turut bahagia bila Umi
bisa bahagia karenaku. Akan kukorbankan semuanya termasuk perasaanku sendiri,
yaaach… beginilah takdirku, tiada harapan yang sesuai kenyataan.
Ganti kacamata pandang kehidupanmu dengan
kacamata syukur. Bagi orang beriman, apapun yang Allah berikan itulah pasti
yang terbaik, walau kita belum menemukan mana sisi baiknya. Fabiayyi ‘aala
irobbikuma tukadzdzibaan. Ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang hendak engkau
dustakan?
***
Mi!
Aku mau ke pesisir dulu ya, nampaknya malam ini akan menjadi sangat panjang bagiku.
Mancing?
Maafkan aku bila telah memberatkanmu, but… trust me, this is the best for us,
specialis for you. Smile for this, please?
***
No comments:
Post a Comment