Pagi harinya
Umi
belum
mandikan? Mandi bareng yuk?
Pletak!
Ya,
kan
sunnah kalau bareng.
Jedasss!
Suara apaan itu mi?
Monggo, Umi sedang
berlari mengejar impian. Andai tak tidur takkan membuatku lelah dan terkulai,
maka sayang punggungku menyentuh kasur.
Memang apa impian umi?
Detikku taat,
nafasku ibadah, gerakku manfaat, diamku berfikir, lisanku dzikir, salah satunya
dengan menulis, menulis, menulis.
Bahagianya Abi punya
pendamping seperti Umi, sering ku
bermimpi Umi jadi milikku,
tentu keadaanku tak seperti ini, berjalan tanpa arah.
Arah itu tetap ada, hanya kau abaikan. Abi juga kadang
cemburu koq, kalau Umi di depan computer terus, he he he.
Kalau Abi enak,
cemburu bisa di atasi, datang saja ke Umi, ada jalan keluar, kalau aku mau apa? Paling- paling jadi nyesek atau memimpikan Umi.
Habib oh Habib, mengapa kau memilih nasib seperti itu?
Memilih apa Umi? Lha itu yang kurasa?
Rasa itu bisa di
ubah Habib sayaaaang... wuih ge er! Contoh, rasa benci bisa sirna karena
memaafkan, rasa dengki bisa hilang karena keridhoan, rasa cintamu tuuuh, bisa
diubah menjadi sayang. Jangan terjebak dengan desiran desiran di hati. Nikmati
saja itu sebagai kenangan yang tak kan hilang.
Habib tidak menjawab, kudiamkan
saja, aku tidak tahu bagaimana suasana hatinya. Sejak peristiwa kecelakaaan itu
aku berusaha lebih hati hati menjaga perasaannya, aku belum tahu kekuatan
hatinya. Kadang ku nilai lemah sekali, bayangkan! Begitu mudahnya dia
terpengaruh dengan sms, dengan membaca postinganku di blog, yang menyebabkan
kondisinya drop. Ternyata Habib menelfonku beberapa menit kemudian.
“ Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikum salam, pengen
dengar suara Umi.”
“ Ha ha, masih tho? Tahu nggak
apa kata si bungsu? Suara Umi
tuh seperti suara ayam. Masa suara ayam bisa bikin tentram?”
“ Ya nggak apa apa lah, iya,
memang jelek suara Umi, tapi aku suka, senang, tenang mendengarnya.”
‘ Lha kalau bagus sudah jadi penyanyi!”
“ Kalau nggak penyiar radio.”
“ Eh Umi dulu penyiar radio
lho, eh bukan nara sumber tetap di radio.”
“ Kapan itu Mi? Sekarang koq nggak lagi?”
“ Tigabelas tahun lalu, adalah sekitar lima tahun, seminggu
sekali. Akhirnya berhenti, susah ngatur waktunya.”
“ Mi ...” tut ...tut...tut...
Putussss. Langsung ku sms
Habib.
Pulsa habis? Apa sudah puas mendengar ayam meringkik?
Eror tadi, ah Umi, yg kucari
bukan indahnya suaramu, tapi nyaman dan tenangnya
hati saat mendengar suara orang yg kucintai.
Hadeeeh!
Kemudian kutuliskan ulang sms
yg pernah dikirimkannya padaku saat sebelum kepergiannya ke pesisir.
Bismillah.
Mungkin sampai disini cerita cinta diantara kita berdua, mulai saat ini aku
akan mengganggapmu sebagai ibu, teman atau guruku, semoga Allah mempertemukan
kita di surga sebagai jodoh. (ingat)
Ya masih ingat koq.
Ya sudah, itu pedoman tuk melangkah.
***
Umi, ada info dari teman, aku disuruh aktif lagi kajian
pekanan, aku dimasukkan kelompok malam Kamis, menurut Umi bagaimana? Aku ingin
ikut, tapi masih belum tenang, banyak fikiran
Ikut saja
secepatnya, insyaallah akan membantu menenangkan fikiran, jangan tunda
kebaikan ketika ada kesempatan.
Entahlah Mi... pengen
libur saja dulu, nanti ku
fikirkan lagi.
Kurang lama memikirkannya? Butuh
waktu berapa tahun?
Nanti kalau sudah sembuh, ketempat Umi dulu.
Kapan sembuhnya?
Nanti kalau sudah sembuh, sekarang belum.
***
Mi badanku sakit
sakit semua, panas dingin, mual mual, kepalaku pening, duh... maafkan Habib ya
kalau selalu menyusahkan Umi?
Menyusahkan apa? Umi hanya membantu Habib sebisanya, nggak usah mikir seperti itu, yang penting kembalikan hati kepada Allah, ikut maunya Allah, ridho dengan yang Allah beri, sudah beres. Kapan Allah mau ambil, nggak masalah. Nggak ada jaminan Umi mati lebih dulu karena lebih tua atau Habib lebih dulu karena penyakitan, he he mo duluan siapa?
Pengennya aku saja yang duluan, kalau Umi, sayang, karena banyak yang membutuhkan.
Rugiiii! Belum sempat nyicip nikah, weeek.
Nyiciplah di akherat sama Umi.
Lha Abi sama siapa?
Sama bidadari lainkan banyak, di dunia Abi sama Umi, di akherat tinggal giliran aku merasakan sama Umi.
Ha ha ha maksa! Serius nih, Umi tuh masih heran dan seperti tidak percaya lho kalau ada yg jatuh cinta he he, Umi saja nggak tahu Abi cinta ngga sama umi, kalau sayang mah jangan di tanya.
Ya kalau di dunia kan Umi nggak bisa jadi milikku karena sudah ada Abi. Aku berharap dan berdoa semoga Allah mempertemukan kita di surga sebagai jodoh.
Hmmm Umi perlu belajar cinta nih sama Habib, tapi kalau bikin sengsara nggaklah, biarkann saja nggak tahu cinta.
***
Belum mulai kerja?
Nih sedang melihat tanaman.
Tersenyumkah mereka? Orang yg dinanti telah datang? Atau mereka mengeriyitkan kelopak daunnya karena belum merasakan perubahan dihatimu?
Ah Umi bisa saja.
***
Sedang apa Mi?
Baru selesai kajian pekanan.
Materinya apa Mi?
Istiqomah, ini Umi kirim ringkasannya ya, semoga bermanfaat.
Istiqomah, tetap teguh di jalan Allah, bagi seorang Muslium sesuatu yang harus diupayakan selalu ada dalam dirinya. Untuk mendapatkan istiqomah, ada beberapa hal yang harus diupayakan dalam diri seorang Muslim, yaitu:
1.
Berusaha
untuk selalu merasa
diawasi
Allah, sehingga selalu berhati
hati dalam mengambil tindakan.
2.
Mengingat perjanjian dengan Allah, janji untuk
mengesakan dan beribadah hanya kepada Allah.
3.
Selalu
mengevaluasi diri, mengamati perkembanhan kleistiqomahan.
4.
Menghukum
diri jika melakukan kelalaian, sebagaimana pernah dicontohkan oleh salah
seorang sahabat yang menginfakkan kebunnya yang telah melalaikannya dari sholat
jamaah.
5.
Bersungguh
sungguh mengimplementasikan Islam dalam kehidupannya.
Kiat mendapat istiqomah
1.
Minta kepada Allah untuk tetap istiqomah,
karena istiqomah diawali amalan hati, maka berdoalah ‘ yaa muqollibalqulub tsabit qolbi ‘ala dinika ( Wahai yang membolak
balikkan hati,tetapkan hatiku pada dinMu’
2. Mengenal
hakekat istiqomah,
istiqomah pada hakekatnya adalah syahadat kita kepada Allah, tetap dalam janji
mengesakan Allah, tidak mempersekutukannya dengan apapun.
3.
Pokok
istiqomah ada pada hati, jadi benar benar
harus diperhatikan masalah kesehatan hati. 4.
Lakukan yang terbaik, seakan akan kita
menyaksikan Allah, setidaknya pasti Allah. Menyaksikan
5. Tidak bersandar pada amal, artinya keistiqomahan
itu di peroleh tidak semata mata karena banyaknya amalan kita, lebih karena
adanya rahmat Allah.
6. Istiqomah di dunia selamat di jembatan shirohol mustaqim.
.7.Penghalang istiqomah adalah subhat
dan syahwat.
8.Jangan meniru gaya/hidup orang kafir.
Sengaja ku kirimkan ringkasan materi
kajian itu, karena ku harap bisa memberikan sedikit pengaruh pada upaya yang
sedang di jalaninya.
***
Sudah
berapa lama nggak ikut kajian pekanan?
Sudah lama…
Lima tahun?
Setelah tamat SMA masih aktif sekitar satu tahun. Kalau dari segi amalan ibadah, insyaallah masih terjaga, dulu aku juga ikut kajian saja, nggak masuk dalam struktur partai, kalau Umi masuk struktur nggak?
Sekarang Umi ngurus majelis ta’lim ibu ibu, pernah dua periode jadi ketua kewanita tingkat kecamatan. Kalau pendapat Umi pribadi juga nggak terlalu senang berpartai, penuh fitnah dan sulit menjaga keikhlaan dalam beramal, tapi sebagai peserta tarbiyah kita punya kewajiban taat selama nggak beretentangan dengan syariat. Kalau ada yang nggak sreg, Umi sms ke dewan syariah..
Umi lagi chatingan, dengan siapa, laki laki ya?
Ya, yang bisa ngasih, banyaklilmu kebetulan laki laki, ada dosen, penulis,dan lain lain. Tuh ada Abi lagi ngetik pakai laptop, nggak apa apa, wong laki lakinya di dunia lain, nggak bakalan ngerebut Umi, he he he.
Yach, detak jantungku semakin kenceng, saat ku tahu umi lagi chatingan. Mungkin aku terlalu cemburu... ntar mi, kuatur nafas dulu.
Piye tho?
***
Sudah tidur, nggak nyesek lagi kan?
Belum, neh lagi duduk di dekat jendela, mandangin langit kelam. Nggak nyesek, cuma asma kambuh aja, detak jantung seperti mau copot, hati rasa disayat sayat
Ihhh, apa apaan? Kalau orang lain tahu, di bilang gila nih si Habib, yang nggak perlu perlu, bisa buat begitu. Naa kalo Rasul di hina, Al Quran dilecehkan, orang tua didzolimi, baru pantas begitu, marah, jantungan, sesak, lha ini?
Manusia itu tidak sama Umi, perasaan orang itu beda-beda, ya mungkin saja aku memang sudah gila
Kalau nggak ada syariat hijab, Umi dari dulu suka bergaul dengan laki-laki, bukan tebar pesona, mana ada laki-laki selain Abi yang mau sama Umi, takut mungkin, kalau debat kalah terus.
Ibuku di rumah saja mungkin sudah bingung dengan sikapku, makanya beliau sudah rela jika kupergi suatu saat, ya mungkin iba melihat aku seperti ini, daripada di rumah seperti orang stres, kerja nggak konsentrasi.
Ha ha ha Umi juga gila, lha mau nanggepin orang gila. Pernah membayangkan kalau yang di sms Habib waktu itu umahat lain, bukan Umi?
Nggak, memang ada yg lain sms aku? Pakai no Umi?
Seandainya! Kan Habib belum cerita, apa alasannya sms Umi? mengapa bukan no lain?
Setelah beberapa kali kita smsan, aku mulai ada rasa suka terhadap Umi, dalam hati ku berkata, nih dia orang yg kucari
Salah Umi, seharusnya Umi cuekin seperti sms togel. Berawal dari kata afwan jiddan yg bikin Umi penasaran, maafkan Umi ya, sudah bikin stres baru tuk Habib, makanya bangkit, kasihan ibu, minta doanya.
***
Ini postingan Umi hari ini di blog, biar enak bacanya, nanti di salin trus disusun seperti puisi
KU INGIN MENCINTAIMU
Aku bukan Robi'ah al Adawiyah
yang mampu membaris aksara merangkai kata
mempersembahkan syair yang menggetarkan
dinding arsyMU
Aku bukan Khalil Gibran
yang syairnya dipuja tanpa tahu apa
millahnya
Kuingin mencintaiMu layaknya
para malaikat bertasbih tanpa
menghitung
burung ababil yang memporak porandakan
pasukan gajah Abrahah
air bah yang menenggelamkan umat nabi Nuh
yang durhaka
bumi membalik menguburkan umat nabi Luth
yang mengingkari kemanusiaannya
tsunami yang datang menggulung tuk
mengingatkan yang sedang lalai
Kuingin mencintaiMu layaknya
Ibrahim Alkholil yang merelakan permata
hatinya
Ismail yang mengikhlaskan lehernya
Muhammad kekasihMu yang dengan sepenuh
jiwa berkata
biarlah semua makhluk membenciku asal
Engkau tidak marah padaku
Ku ingin mencintaiMu selayaknya
Ratu Asyiah tetap suci jiwanya walau
terkurung di istana Fir'aun
bunda Masyithoh yang dengan gagah
menceburkan diri di minyak panas
bunda Siti Hajar ikhlas di tinggal di
padang tandus yang panas
bunda Maryam yang rela terserang fitnah
karena mengemban amanahMu
bunda Summayah yang tercabik terbelah
membela cintanya padaMu
bunda Khadijah yang korbankan semua
miliknya tuk mendampingi kekasihMu
bunda Aisyah yang berilmu yang menjadi
kecintaan kekasihMu
bunda Fatimah yang lembut mengusap peluh
lelah kecintaanMu
Terlalu mulukkah itu padahal kini aku
sedang tertatih mensucikan hatiku dari
sifat yang Kau tak suka
belajar mencintai belahan jiwaku secara
apa adanya
menjaga Ismail dan Fatimahku agar tetap di
jalanMu berada
( Al Wadud = Yang Maha Mencinta )
Makan dulu, nanti abis Isya kita diskusi yg panjang, siapkan pulsa.
***
No comments:
Post a Comment