Sudah
tidur Mi?
Beluuuum!
Sedang
apa?
Coba
tebak, sedang apa jam segini?
Kulirik
jam dinding, uff… hampir jam sepuluh malam.
Paling
paling di depan computer!
Betul!
Anak pinter!
Apa
yang Umi kerjakan di depan computer, malam malam begini?
Menulis sambil menjelajah dunia maya. Badan
nggak ke mana mana, tapi wawasan semakin luas, teman semakin banyak, nggak
sempat sedih,sangat
banyak yang bisa kita lakukan untuk membahagiakan orang lain, sekaligus kita
juga bahagia.
Owh!
Kenapa, sakit ya?
Memang
lagi sakit, gimana tho?
Lha
jawabnya, owh… Umi
kira lagi ngaduh kesakitan.
Yaaa,
mau bagaimana? Kau masih di dunia maya,
masih bahagia dengan teman teman dan konco konco sedanten… aku mau bilang apa
coba, selain owh… senanglah dengar Umi
sedang bahagia banget. Dan
lagi, kalau aku mengajak komunikasi, jelas Umi
nggak konsentrasi dengan teman temanmu. Begitu banyak yang membutuhkan, begitu banyak juga yang bisa
membuat Umi bahagia.
Cie ….cie…cemburu? mengapa nggak ikut
sekalian?
Aku
hanya menambah bebanmu saja, membuatmu sedih, sedangkan ada yang bisa membuatmu
bahagia… bukankah yang Umi cari adalah bahagia?
Terus?...
mau berlalu begitu?
Sepi… tak ada balasan, apa sudah tidur
dia?
Bib! Ingat nggak?
Apanya?
Nanti nggakkonsen
lagi, tuh masih ada yang lagi nunggu Umi.
Iiih, cemburunya kelihatan banget.
Nggak,
sudah Umi
tutup koq. Nih mau ke peraduan, bersiap berlayar ke pulau kapuk.
Ingat apa Umi?
Habib
pernah melamar Umi?
Ya
ingatlah! Memang mengapa? Ada apa dengan kata kata itu?Aku nggak bakal lupa koq
dengan kata kataku sendiri.
Ya
sudah, besok saja, ngantuk.
***
Hhhhh kesiangan! Tahajud lepas, lewat!
Innalillah… astaghfirullah!
Mi,
mau ngomong apa tadi malam?
Penasaran?
Tenaaang, nanti ya! Tilawah dulu! Sudah dapat berapa juz yang nggak bisa tidur?
***
Umi!
Lanjutkan!
Kalau
melamar diterima, selanjutnya apa?
Ya
menikahlah!
Mau
menikah persiapannya apa?
Maksudnya?
Lha
yang sudah dipersiapkan untuk sebuah pernikahan apa saja? Ingat, arrijaalu
qowwamuuna ‘alannisaa.
Owh…
kalau masalah hukum, insyaallah sudah baca beberapa kitab fiqih, kalau ekonomi,
aku fikir nggak ada masalah. Planing masa depan, domisili di sini atau tempat istri atau
tidak kedua duanya, apa itu yang Umi
maksud?
Umi,
koq diam? Memang kenapa?
Sedang
nggoreng tempe! Baguslah kalau begitu. Terus sekarang bagaimana? Panah asrama..
eh.. asmara yang kau lepaskan salah sasaran?
Mengapa
salah? Bukankah aku tanya,
menikahlah denganku. Kalau Umi
menerimaku, mengapa nggak aku menikah sama Umi?
Karena hanya YOU yang membuatku seperti ini.
Yeee… nyalahin! Mengapa mau dibuat seperti itu. Memang Umi kejam banget ya?
Umi bilang hidup tidak
cukup dengan perasaan? Di satu sisi memang benar, tapi hidup juga tidak akan
berarti tanpa bersama orang yang kita cintai. Kalau boleh memilih, lebih baik
hidup satu hari asal bersama orang yangkita cintai.
Mau
ilmu kehidupan yang sudah Umi
uji coba seumur hidup? Kau pasti kecewa ketika berharap kepada makhluq, maka
berharaplah hanya kepadaNya, karena Dia akan memberikan yang terbaik untukmu
dan akan meluruskan harapanmu yang keliru.”
Bagi
sebagian orang mungkin materi yang dituju dalam berumah tangga, tetapi berapa
banyak keluarga yang berlimpah harta ternyata tidak bahagia karena tanpa rasa
cinta?
Ya
sudah kalau sedang sibuk, semoga aja Abi bosen sama Umi, biar nanti Umi bisa jadi sama
aku. Kalaupun Umi
sudah tua, nggak masalah, hanya melanjutkan, tinggal nambah momongan satu saja
cukup.
Kadang
Umi tertawa sendiri, waktu
muda Allah begitu menjaga Umi.
Jatuh cinta tak berbalas. Nggak ada juga yang membidik dengan panah cinta… eh..
sudah tua koq adaaa saja yang nempel, mengapa ya. ..?
Manusia
tidak ada yang sama, kalau yang lain mungkin cinta karena fisik, kalau aku suka
karena karakter yang bisa buat nyaman.
Lah hebat apa ngawur? Sms an baru dua hari koq
sudah tau karakter, dukun ya?
Disanalah
letak hebatnya Umi.
Kalau yang dulu aku suka sama akhwat butuh waktu dua tahun, sedang Umi bisa membuatku jatuh
hati hanya dalam dua hari. Apa itu tidak bisa membuktikan, bahwa Umi sangat special? Memang selain aku, ada
juga ya yang berusaha mendapatkan Umi?
Pantes saja aku sering cemburu kalau.Umi lagi buka internet.
Begitu
deh he he he, nih sedang buka internet wk wk wk.
Uuugh… nambah sesak
nafas saja, pantas perasaanku selalu cemburu!
Uuuu
begitu ya? Owh… aku tersanjung! Begini saja, biar nggak sesak, ikut saja. Kan punya uang yang mau untuk menikah sama Umi he he he tapi batal,
kalau belum minat mencari bidadari yang lain, beli laptop dan modem dulu. Nggak
lebih mahal dari biaya pernikahan koq he he he.
Ya nanti setelah bertemu
Umi, sekarang aku nggak
ingin apa apa. Nanti kalau sudah sembuh, pasti ketempat Umi. Keadaan saja masih
seperti ini, nggak jelas mau hidup atau mati, meu beli laptop?
Yaa
Qowwi Tolong beri kekuatan hambamu yang sedang terbaring di sana.Katakan
padanya, hidup ini indah, karuniaMu, hadiah dariMu. Orang lain mau membelinya
seberappun harganya, ampuni kekhilafannya. Katakan padanya, aku sedih karena
dia tidak mensyukuri hadiah dariMu.
Ya,
bagi Umi
indah karena Umi
merasakan ni’matnya dunia, harapan harapan Umi
tercapai, sekarang saja banyak yang mendambakanmua, sedang aku? Bagaimana
kehidupanku?
Woiiiii! Keluar dulu dari goa
persembunyianmua! Apa yang aku bisa, kau juga bisa, asal mau dan bertindak. Kadang aku
sedih, marah, greget pada diri sendiri, mengapa aku tak bisa segera mengangkatmu
dari kubangan ini?
Ya
Mi, apa yang harus aku
lakukan? Aku bingung dengan diri sendiri. Apa mungkin aku hidup tanpa perasaan?
Tanpa hati? Dengan kondisi seperti ini, apa yang bisa kuperbuat? Mau bangkit
dan keluar, arah mana yang harus ku tuju? Mau mulai dari mana? Semakin stress!
Biasa
saja kaleee! Umi
kalau sedang bête, langsung berwudhu, sholat kemudian pasrahkan semua pada
Allah.Kemudian tentukan satu langkah sederhana. Misalnya menyapu. Nikmati
kegiatan itu, kalau sudah selesai, ganti pekerjaan lain. Menyapu, kalau hanya
kita fikirkan, sapunya jalan sendiri tidak?”
Faham, artinya perlu ada tindakan. Tapi yang
jadi masalah, ibadahku tidak tenang, hanya sholat Dhuha yang terasa
nyaman, terus bagaimana dengan yang lain?
Kalau
sholat Dhuha
bisa nyaman, yang lain juga bisa.Terus dicoba walau belum nyaman, Allah sedang menguji
kesabaran. Kau tahu, sekarang Umi
sedang apa?Memanaskan air untuk mandi, sarapan nasi hangat dengan tempe goreng plus sambal kecap,
hmm sedap, smsan, internetan, mulut sibuk memberi
komando empat orang anak, sekali sekali melayani si kecil.Dalam
waktu yang bersamaan, coba bayangkan, stress atau asyik?
Berjanjilah!
Jangan tinggalkan aku!
Oke,
dengan janji juga, Habib mau bangkit! Tau mimpi Umi?
Apa
?
Detikku
adalah taat, nafasku adalah ibadah, gerakku adalah manfaat bagi diriku dan orang
lain.
Aku
hanya takut kehilangan Umi,
siapa tahu dengan internetan Umi
kecantol dengan seseorang terus di bawa kabur? Namanya manusia, apalagi ada
yang berusaha mendapatkan Umi,
dan mungkin Umi
sreg dengan salah satu teman yang ada disitu.
Ha
ha ha tidak ada lowongan bagi siapapun untuk posisi yang satu itu,Umi sudah terima hadiah
dari Allah, Abi,apa
adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Silahkan yang lain ambil posisi di
hatiku, tapi tidak untuk yang akan mengambil posisi Abi.
Diam, tidak ada jawab.
Halo? Nangis ?
Sepi.
***
No comments:
Post a Comment