Umi!
Sudah tidur? Apa masih di depan computer? Dari sore sms, tapi nggak bisa, eror! Setiap pesan yang
masuk, aku selalu berharap darimu. Setiap saat tak ada khabar, aku selalu
menanti, dalam hatiku bertanya, kemana dirimu? Sedang apa? Dengan siapa? Apakah
baik baik saja?Dan setiap kali kutau kau berkomunikasi dengan yang lain, hatiku
teriris, cemburu, gelisah. Aku tak tahu mengapa? Apa karena aku sangat
mengharapkanmu? Atau karena aku merindukanmu? Apa mungkin karena ku sangat
mengagumimu, atau karena aku sangat takut kehilangan
dirimu? Entahlah . . .perasaan itu selalu ada?
Ngantuuuuk!
Barusan
internetan ya? Uuuu… nggak tahu orang sedang kangen! Yo wes, met tidur. Semoga
bertemu dalam mimpi.
***
Di waktu Dhuha
Dingin banget Mi,
mandi mandi!
Nantiiiii!
Tadi
malam aku mimpi
ketemu Umi.
Ngapain
di mimpi? Awas kalau macam macam!
Nggak
macam macam koq, hanya mimpi, nih habis mandi wajib.
Dasar!
Uuuu… ngambek, nggak koq Mi, hanya bercanda
Dia benar, aku tersenyum, ah
ada ada saja, kalau benar mimpi semalam, koq mandinya Dhuha?
***
Bagaimana ini? Bagamana caranya segera
keluar dari situasi ini? Aku ingat istilah Oedipus komplek, kondisi kejiwaan
seorang laki laki yang tertarik dengan lawan jenis yang usianya lebih tua,
walaupun tidak disebutkan berapa perbedaan usia keduanya, yang masuk kategori
Oedipus kompleks. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan konsep Segmund Freud
ini, tapi koq kefikiran ya? Lalu, apakah Oedipus kompleks termasuk kelainan
kejiwaan? Berbahayakah? Tapi ku yakin ini bukan kelainan yang negative, ini
bagian dari misteri cinta. Namanya cinta, segala toeri keilmuan manusia
dikerahkanpun, tidak akan menemukan kesimpulan yang disepakati bersama.
Biarlah, apapun teorinya, yang jelas masalah ini harus diselesaikan, dengan
sebaik baiknya.
Ceritakan
tentang ibu, apakah beliau sangat memanjakan dan melindungimu?
Secara teori, seorang pria dengan
karakter Oedipus komplek biasanya berasal dari keluarga, dimana ibu sangat
protektif terhadap anak lelakinya. Bisa jadi juga, sianak cemburu dengan
ayahnya, yang dianggap akan menjauhkannya dari ibunya.
Kalau
dimanjakan, nggak juga lah Mi.
Namanya juga keluarga sederhana, dari kalangan ekonomi kelas bawah, hidup pas
pasan. Sejak SMP aku sudah mencari biaya sendiri untuk sekolah, kalau curhat
memang sering ke ibu dari pada ayah.
Kalau masalah ini di curhatkan nggak?
Ya
nggaklah Mi!
Kalau masalah privacyku nggak pernah cerita ke siapa siapa, paling yang tahu
hanya adikku yang akhwat, itu juga nggak semuanya.
Sudah
sih, minta carikan adek, temannya yang sudah siap menikah, yakin Umi, bakal laku keras.
Tinggi 165, kulit sawo matang,rambut lurus jenggotan lagi, daripada mimpi sembarangan.
He
he he banyak koq akhwat di sini, dari berbagai harokah ada, aku kenal semua
sama ustadz uatadznya, termasuk pengurus masalah pernikahan. Ya tapi nggak ada
minat, namanya juga perasaan, nggak bisa dibuat buat, nggak akan bisa dibeli
dengan apapun.
Bagaimana
nggak mimpi? Kalau suka, cinta + rindu bergabung menjadi satu kesatuan, maka terjadilah
sesuatu yang di inginkan he he he
Mboh!
Umi….ngambek? Uuuuu hanya
bercanda saja, marah?
Yang
kau inginkan sudah tercapai. Kita sudahi saja kisah ini. Umi takut dosa yang
semakin nyata. Sekian hari dalam kebimbangan dengan pertanyaan, dosakah yang
kulakukan? Menolong seorang hamba yang butuh pegangan, tapi bukan mahram?
Bercandanya
orang beriman nggak ada unsur bohongnya, Umi
paling nggak suka kalau ada bohongnya, urusan apapun!
Jangan
marah dulu Umi…
sudah kufikirkan koq, jangan khawatir. Nanti kalau sudah sembuh, aku mau kesana
bersama adikku yang akhwat, biar Umi
kenal, nggak selalu negative menilaiku.
Ya
sudah, aku minta maaf he he he. Aku memang ada niat, nanti kalau memang ada akhwat
yang cocok di tempat Umi,Iinsyaallah mau
ta’aruf,kalau Umi
mau bantu. Aku tahu nggak bisa selamanya terus terusan seperti ini. Aku memang
suka sama Umi,
tapi ya nggak mungkinlah kalau aku mau memiliki istri orang.
Syukurlah!
Nyadar!
Nanti
aku akan silaturahim dulu ke tempat Umi
bersama adikku yang akhwat, sambil berobat. Siapa tahu ada akhwat yang sreg,
kalau di sini memang benar nggak ada yang ku suka. Insyaallah minggu
depan, siapa tahu bisa menambah saudara dari sana, kalaupun nggak ada akhwat di
tempat
Umi,
insyaallah aku ke pondok
tempatku belajar dulu, ya didoakan saja.
Amin,,,
beneran amin.
He
he he Aminnya ada berapa Mi?
Sebanyak
yang dibutuhkan untuk terkabulnya doa ini.
Mi, aku makan dulu ya,
sudah dua hari nggak nafsu makan karenamu…duh, badan yang kurus dan semakin kering
ini begitu merepotkan.
Uuuuu…menyalahkan
terus. Siapa pula yang mengundangku ke hatimu? Wk wk wk.
Mi, inboxku penuh, nggak
muat lagi…semua pesan dari Umi
kusimpan semua dari awal kita smsan, ku simpan dalam catatan harian. Kurenungi
semua kata kata Umi,
dari yang seneng, sedih, marah, rindu. Banyak ilmu yang kudapatkan.
Ha ha ha dia tidak tahu, aku melakukan
hal yang sama untuk memantau dan mengevaluasi perkembangannya.
Alhamdulillah,
semoga ini jadi amal sholeh Umi.
Nanti kalau kesini difoto copy ya, untuk dokumen, he he he.
Dari
sekian banyak pesan Umi,
satu pesanmu yang membekas dalam hatiku, dan itu sudah cukup menjadi bekal
bagiku, menghadapi kehidupanku sampai nanti saat menghadapNya.
Yang
mana itu? He he he jadi penasaran.
Umi, aku serius nih,
koq malah bercanda?
Lha
iya, pesan yang mana? Kan Umi
sudah bilang, walaupun kesannya bercanda tapi nggak bohong.
Jangan
pernah berharap pada makhluq, kau akan kecewa. Berharaplah hanya padaNya.
Siiip!
Pegang terus itu, kau akan selamat!
Umi… aku benar benar
merindukanmu… eit jangan marah dulu! Hanya rindu, nggak mimpi apa apa koq. Allahu akbarrrr… baru
hari ini aku bisa takbir, setelah sekian lama terombang ambing.
Alhamdulillah…
syukur kehadiratMu yaa Rahman. Aku jadi saksi kembalinya seorang hamba ke
pelukan Rahman RahimMu, kembalikan dia ke barisan da’wah ini, agar kami bersama
menuju syurgaMu dalam golongan orang orang yang Kau ridhoi, amin.
***
Mi, sedang apa?
Ha
ha ha Habib dengan nomor barunya,
kemarin dia berniat menggantinya karena sering ada gangguan..
?? ?
Kangen
Mi! Kutunggu tunggu sms
darimu nggak nongol nongol, nelfom habis pulsa, padahal masih kangen, baru saja
nyaman dengar suara Umi.
?? ?
Aku, Habib! Memang ada
yang lain?
Tauuu!
Memastikan saja, takut nyasar, nanti ada yang jatuh cinta lagi, yang satu ini
saja belum beres.
Umi sedang apa, sibuk
ya?
Sibuk
? selalu! Detikku adalah taat, nafasku adalah ibadah, gerakku adalah manfaat,
lisanku adalah dzikir, diamku adalah tafakur, amin!
***
Umi
sedang apa? Sudah sholat ?
Tak kubalas, kubiarkan. Setengah jam
kemudian,
Mi, makan yok?
Tetap tak kubalas, tunggu
reaksinya.sepuluh menit kemudian,
Umi marah ya? Aku minta
maaf kalau ada kesalahan, nggak biasanya Umi
nggak membalas smsku?
Aaaah,
baru tiga nggak dijawab sudah down, bagaimana kalau sehari diacuhkan?
Umi boleh minta apa saja
dariku selama kumampu,
insyaallah pasti kulaksanakan, tapi jangan pernah tinggalkan aku, jangan pernah
berfikir tuk menjauh dariku, karena itu yang tak pernah kubisa. Jangankan satu
hari, setiap detik ku selalu menunggu nasihat darimu.
Beneran?
Minta mobil!
Aku
baru merasakan hidup semenjak kehadiranmu, karenamu kucoba bangkit tuk lebih
baik, jadi plizzz, jangan pergi dariku.
Iiiiih, orang nggak kemana mana! Nih sedang
duduk manis, mau tilawah wk wk wk!
***
Mi, sedang apa?
Biasaaaaa.
Sedang
internetan yaaa?
Nggak usah nyesek, biasa
saja.
Nih sedang tarik nafas, biar nggak ngos ngosan.
Sudah
selesai koq, lelah matanya. Mana mobilnya? Koq belum dikirim?
Mobilang
lo cantik he he he.
Bib!
Sudah tidur apa masih melanjutkan internatan
nih?
Mau
tidur! Nih Umi
kasih PR, jawabnya besok saja.Coba cari dalil yang berhubungan dengan sikap
Habib terhadap Umi.
Kalau Umi
sih mudah mudahan ibadah, berpahala, karena niatnya menolong, tapi sekalian
saja cari dalilnya, takutnya sudah GR melakukan kebaikan, tidak tahunya malah
banyak dosanya, karena caranya salah.Jujur, kadang Umi ragu dengan apa yang
sudah Umi
lakukan terhadap Habib. Umi
sedang malas buka buku, sedang senang menulis.
Nggak
ada Mi,
bukunya, masalah fiqh hanya tentang thaharoh, sholat, jihad.
Yaa
carilah! Kan temannya banyak yang ustadz, tanya
ke mereka!
Ya
sudah, aku mau tidur dulu, Umi belum mau tidur? Insyaallah kalau kakiku sudah
bisa gerak bawa motor, besok kucari.
***
No comments:
Post a Comment