Wednesday, January 20, 2016

Efek Antihistamin

Ini testimoni, jadi nggak boleh dikomplain, he he.

Setiap datang bulan, sejak usia memasuki kepala lima, memang terasa sekali menurunnya stamina.

Bahkan bisa dipastikan, migrain datang, jika persiapan kurang memadai. Jadi, menjelang hari H, diusahakan sudah mempersiapkan madu dan spirulina sebagai suplemen, selain juga menjaga istirahat, asupan yang memadai dan aktivitas yang dikurangi.

H1 dan H2, oke. Sesuai yang seharusnya, tapi H3 diluar kendali. Pagi-pagi menangani dua orang yang terapi, jam 11 memghadiri undangan, jam 13 menerima tamu rombongan, jam 14.30 menghadiri pengajian RT, jam 17.00 menerima tamu sampai maghrib, jam 19.00 besuk teman ke rumah sakit, sampai rumah jam 21.00.

Ha ha, di luar kontrol, tak terkendali, yaaaa, sudah bisa ditebak.

H4 tepar! Migrain datang dengan beberapa pasukannya. Malam hari keluar galigata, nggak kaget sih, karena biasanya, terutama saat cuaca dingin, memang sering galigata, tapi sedikit. Herbal yang biasa untuk mengatasinya, habat, minyak zaitun, sambiloto sudah dikonsumsi, tapi efeknya tidak seperti  biasanya. Madu habis, belum sempat beli.

H5 galigata merata, hampir sekujur tubuh, sampai kepala, mata sebelah bengkak. Terpaksa minum antihistamin yang mengandung Mebhydrolin 50 mg. Memang reaksinya cepat, nggak sampai 2 jam galigata lenyap, gatal menghilang. Tapiiiii...

Mual, diare, lemes, kalau berjalan seperti tidak menapak, pandangan tidak nyaman.

Itu berlangsung selama dua hari satu malam, berangsur-angsur hilang. Bersamaan dengan itu, galigata muncul lagi.

Jera! Nggak mau mabok dua kali.

Back to herbal! Kunyit plus madu. Memang reaksinya tidak secepat antihistamin, tapi tidak memberikan efek mabok, malah menimbulkan selera makan.

Entahlah!

Mungkin karena tubuh ini sangat jarang kemasukan obat medis, sekalinya konsumsi memberikan efek luar biasa.

No comments:

Post a Comment