Friday, January 22, 2016

Bijak Komunikasi

Hafa : Umi sakit lagi?

Umi : Nggak, agak pusing aja, tadi malam tidur jam 12an, jam 3 sudah  bangun. Hafa nggak sekolah?

Hafa : Libur, Mbak Husna aja yang sekolah, latihan karate.

Umi : Di kulkas ada sawi dan tahu, mau masaknya kayak waktu itu?

Hafa : Mau.

Hmm, enak banget ya minta tolong anak? Dengan ringan dan tanpa bantahan.

Apa selalu seperti itu?

Nggak juga, tergantung situasi dan pandai-pandai kita memanfaatkan situasi dan kondisi.

Anak seusia Hafa (hampir 11 tahun) sedang senang belajar masak dan sangat senang jika hasilnya dinikmati keluarga. Ketika dimintai tolong untuk masak, tentunya dia merasa dihargai bukan sekedar disuruh-suruh.

Sama halnya dengan Harish, senang banget melakukan kebaikan tertentu untuk Umi, bahkan dia akan ngambek kalau itu dilakukan mbak-mbaknya.

Sebenarnya bukan sekedar masalah anak-anak yang meringankan beban orang tua untuk beberapa tugas kecil, tapi lebih pada bagimana melatih kemandirian dan ketrampilan mereka sejak dini, yang tentunya akan bermanfaat untuk kehidupannya kelak.

Nah, yang sering jadi kendala, saat kita tak bijak memanfaatkan situasi dalam mengkomunikasikannya.

No comments:

Post a Comment