Friday, August 14, 2015

Maya-Maya-Nyata

Berbagai perasaan sering muncul sebagai respon saat membuka beranda facebook.

Kadang heran, ketika seorang teman pulang dari Jum'atan update status yang isinya mengkritisi Islam. Islam, lho, bukan sebagian muslim.

Heran itu meningkat menjadi geregetan bahkan memuncak menjadi amarah ketika postingan dan komen-komennya bukan sekedar mengkritisi, tapi menjurus kepada candaan yang terkesan melecehkan dan terus mengerucut pada upaya reaktualisasi ajaran Islam!

Ingin rasanya ikut komentar yang tujuannya membela Islam dan memojokkan pemosting kalau bisa membuatnya mengakui kekeliruannya.

Ups!

Sebelum niat itu terlaksana, seakan ada bisikan dari dalam diri.

"Ssssst! Pertimbangkan lagi. Apa yang akan kau dapat? Semudah itukah dia akan menyadari kekeliruannya? Bukannya dia sudah dedengkot dalam bidang itu? Dan sepertinya memang itulah visi misinya memasuki dunia maya."

"Hmm, iya juga, sih."

"Jangan-jangan apa yang akan kau lakukan justru akan merendahkan Islam? Bisa jadi kau pun tak beda dengan dia? Bisa jadi ilmunya tentang Islam jauh lebih banyak darimu sehingga dengan mudahnya dia mematahkan argumen-argumenmu? Hanya karena kebencian yang sudah mengakar, ilmunya yang banyak itu justru digunakan untuk menyerang Islam balik."

"Lalu, apa aku harus diam saja menyaksikan Islam direndahkan?"

"Kalimatullahiyal ulya. Kalimat Allah itu tinggi dan Dia tetap akan meninggikannya. Fokus pada tujuanmu memasuki dunia maya, sebagaimana dia juga fokus dengan visi misinya. Satu lagi, perdalam pemahamanmu terhadap Islam, agar kau tak mudah goyah menghadapi badai yang tak akan berhenti sampai akhir zaman dengan berbagai bentuknya, sekalian bisa lebih banyak menebarkan kemanfaatan sebagai rahmatan lil alamin yang sesungguhnya."          

No comments:

Post a Comment