Friday, November 21, 2014

Mengapa Umi Ngisi Pengajian?

Status sore ini:

Hmmmm, Jum'at.

Harish nggak ada teman, Umi mo ke masjid, ya udah deh, diajak aja.
Selama Umi menyampaikan materi, Harish main game di hape. Nggak mau senyum, maklum bangun tidur. Tidak menggangu dengan banyak tanya, seperti kalau pengajian di rumah. 

Sampai di rumah,

Harish : Kenapa sih, Umi yang suruh ngomong?

Hmm, dijawab apa ya? Ya namanya Umi diminta ngisi, kan nggak tanya alasannya?

Harish : Kenapa, Umi?

Umi : Karena Umi rajin membaca, rajin belajar, makanya bisa berbagi ilmu yang sudah didapat.

Eh, jawabnya bener nggak ya?

Harish : ngggggg....ngengg ( menirukan suara sirine sambil menjalankan mobilan polisi).

Loh? paham nggak ya?

Kemudian ada yang berkomentar:

Richie : Wayooo loh Mi! Selama ini pernah mikir sampe ke situ nggak? Kenapa Umi diminta ngisi pengajian? Itu pertanyaan Harish terlihat sepele, tapi bisa jadi renungan buat kita semua. Bukan cuma buat Umi.

Asih Wardani : Kalau kita yang nanya,"Mengapa Umi ngisi pengajian," jawabannya harus yang benar ya, Umi.

 ***

Richie benar! Bisa jadi ini harus direnungkan. Tak ada kejadian di alam ini tanpa izin Allah, tanpa tujuan. Semua digerakkan untuk memberi pelajaran pada orang-orang yang berfikir.

Harish bertanya seperti itu, mungkin karena kekritisannya, tapi benarkah dia menanyakan itu untuk mendapatkan jawaban? Mengapa Umi tergerak untuk menjadikannya status? Benar! Umi punya tujuan dengan status itu dan terbukti berhasil, dengan munculnya komentar di atas. Tetapi semua itu tak akan menjadi ide, bila tidak digerakkan oleh-Nya dan kejadian sepele itu akan benar-benar sepele ketika tidak ada hikmah yang diambil.

Saat akan menjawab pertanyaan Harish, yang Umi pikirkan adalah memilih bahasa yang bisa difahami anak seusianya. Selain itu, ada nilai motivasi dan keteladanan yang bisa diserapnya. rajin membaca dan belajar. 

Nah kalau yang bertanya Richie dan Mbak Asih, tentu bahasa dan konteksnya beda.

Mengapa Umi ngisi pengajian?

Jawabnya bisa dilihat dari beberapa sudut pandang.

1. Kalau jawabannya terkait dengan pertanyaan, kok Umi ya yang diminta ngisi, bukan orang lain? 

Ada beberapa kemungkinan jawabannya:

a. Panitia malas repot cari yang lain, jauh dan susah jadwalnya. Kalau Umi kan memang orang sendiri, besok pengajian mintanya malam ini pun, kalau memang sedang tidak ada agenda, tidak sedang sakit, maka jawabannya, oke, insyaallah.

b. Umi biasa ngisi pengajian mingguan dari rumah ke rumah, jadi nggak canggung lagi ngisi ta'lim yang pesertanya banyak. Kan enak mendengarkan penjelasan dari orang yang mengalir bicaranya.

c. Nggak enak sama Umi kalau minta yang lain, he he, Umi kan dianggap yang duluan ngisi pengajian di sini.

d. Memang Umi pantas, karena punya isi yang bisa dibagi.

Artinya, jawaban di atas kemungkinan yang terjadi pada pihak panitia.

2. Kalau pertanyaannya, Kok Umi mau ngisi pengajian?

Maka jawabannya tidak pakai dugaan. Asli jawaban dari dalam diri.

Rasulullah Saw mengatakan bahwasanya, sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya. Umi ingin masuk golongan manusia itu, manusia yang banyak memberi manfaat, dengan apa?

a. Harta? Alhamdulillah, rizki berupa harta Allah berikan secukupnya, dibandingkan dengan orang lain, maka lebih banyak orang yang bisa memberikan manfaat dengan hartanya dibanding Umi.

b. Tenaga? Alhamdulillah, Umi sehat, bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan merawat anak-anak, tentunya bersama Abi. Tapi tenaga itu tidak terlalu berlebih jika untuk memberikan manfaat pada orang lain.

c. Ilmu? Alhamdulillah Allah menitipkan sedikit ilmu yang sangat bermanfaat untuk menjalani kehidupan ini, ditambah dengan kesempatan waktu untuk menambah dan kecenderungan Umi suka membaca. Sepertinya di sini Umi bisa memberikan manfaat, mengingat kecenderungan ibu-ibu di masyarakat kurang hobi membaca, entah karena malas atau tidak ada waktu. Ditambah dengan bawaan lahir, he he dan masa kecil yang ceriwis, doyan ngomong, berani bertanya, maka jadilah, dengan izin Allah, Umi bisa tampil bicara di hadapan orang banyak. Satu yang sangat penting, Umi ingin masuk golongan yang disebut Allah,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَآ إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ الْمُسْلِمِينَ 
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. [Fushshilat:33]
Alhamdulillah, terimakasih Harish, Richie dan Mbak Asih.

No comments:

Post a Comment