Sudah dicegah, tapi tamu rutin yang tak diharapkan tetap saja datang, migren. Ya, diterima saja, mau gimana lagi?
Untunglah anak-anak libur.
Umi : Rish, tolong buka tutup botol madu ini, segelnya dibuka pakai gunting.
Harish : Ini, Mi sudah, tapi nggak bisa buka tutupnya.
Umi : Minta tolong Abi.
Harish membawa madu ke kamar depan.
Harish : Abi lagi istirahat, jangan diganggu.
Hafa : Sini, Mbak Hafa bukain.
Hafa berhasil membuka tutup botol itu.
Harish : Mau dibuatin teh madu, Mi?
Umi : Nggak usah, pakai sendok aja, ini sudah ada teh pakai gula.
Harish menyiapkan sendok, Umi yang menuangkan madu dan meminumnya. Harish juga ikutan.
Husna : Fa, bersihin ayam sama ikan, Mbak Husna sudah cuci piring, tadi juga sama Harish sudah bersihin kamar belakang, ngepel.
Hafa : Mi, kepala ayamnya buang aja, ya, geli.
Umi : Ya.
Harish : Sini, Mi, leher belakangnya Harish pijitin lagi.
Umi : Umi pengen makan pecel, siapa yang mau beliin?
Harish : Harish aja, pedes ya, Mi? Cabe berapa?
Umi : Lima.
Harish pergi beli pecel ke tetangga.
Husna : Garam, kunyit, lada, apalagi, Mi, bumbu ungkep?
Umi : Bukan lada Hus, ketumbar, bawang putih.
Harish datang, bawa pecel.
Harish : Ini, Mi pecelnya.
Umi : Iya, sebentar.
Harish : Sini Harish suapin, Umi sambil belajar tab.
Umi : Jangan banyak-banyak, trus nunggu yang di mulut Umi habis.
Harish : Lama banget sih.
😃😃😃
No comments:
Post a Comment