Thursday, November 12, 2015

Egois itu...Kamu



Label egois sangat jarang ditempelkan pada diri sendiri, dan tentunya berkonotasi negatif.

Kebanyakan kita beranggapan atau mendefenisikan egois itu sebagai sikap yang mencerminkan mau menang sendiri, memikirkan diri sendiri, cari enak sendiri, dll, yang biasanya berefek pada pengabaian terhadap orang lain.

Tentu sangat menyakitkan kalau orang yang berlabel egois itu adalah pasangan hidup kita.

Bayangkan!

Pastinya orang yang paling merasakan pengabaiannya adalah kita, yang setiap saat mendampinginya. Fuihh!

Mau ganti pasangan?

Ha ha ha, tentu tak semudah ganti hape, kan?

Apa mau mengubahnya?

Tentu tak semudah membuat donat, kan?

Karakter itu sudah terbentuk sebelum dia menjadi pasangan kita, sudah jadi.

So? Bagaimana supaya kita tetap nyaman mendampinginya?

1. Evaluasi ulang persepsi kita tentang egois. Tidak selamanya egois itu buruk!

Mari resapi kalimat berikut: 

"Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka!"

Itu perintah untuk egois, kan? Itu perintah Allah, lho.

Kalau egois, bertahan dengan pendapatnya dalam upaya menjaga keluarga dari hal-hal yang tidak disukai Allah, apakah itu buruk? 
Ketika kita menyadari bahwa alasan egoisnya karena itu, mungkin kita sebagai pasangan perlu membantunya dalam mengkomunikasikan sehingga kesan egoisnya dapat dikurangi.

2. Evaluasi kondisi emosi kita saat itu, obyektifkah kita menilainya egois? Jangan-jangan justru kita sedang egois?

Sebaiknya, pending dulu komunikasi, tunggu saat yang tepat.

Benar! Komunikasi adalah cara untuk menjembatani dua jiwa yang kemungkinan sama-sama egois.

3. Pada dasarnya setiap kita adalah egois. Bagaimana refleksinya dalam sikap, sangat tergantung temperamen dominan yang kita miliki. Belajar memahami orangnlain dengan memposisikn diri sebagai dia akan sangat membantu salingmpengeryian dan penerimaan antar pasangan.

Kuncinya ada pada komunikasi sehat, maka latihlah terus agar rasa segelombang semakin terwujud nyata dalam keseharian kita.

2 comments:

  1. berarti egois gak selamanya buruk ya mba....

    ReplyDelete
  2. Tergantung sudut pandang n permasalahan, karena persepsi ttg egois tidak sama persis setiap orang

    ReplyDelete