Saturday, April 11, 2015

Hobi, Dari Waktu ke Waktu.

Kemarin ada yang menanyakan, apa hobiku?

Ha ha, kok mau menjawab, nggak selincah saat masih anak-anak dan remaja dulu, ya?

Dulu, kalau mengisi buku kenangan teman atau mengisi biodata, mudah sekali menjawabnya.

Sekarang? Mau menjawab, perlu memastikan diri dulu bertanya pada KBBI online, apa defenisi hobi?

Hobi adalah kegemaran : kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama.

Dulu, serasa bangga ketika menjawab, hobi membaca.
Seiring berjalannya waktu, ada koreksi atas jawaban itu, karena dipikir-pikir, membaca tidak seharusnya jadi hobi, karena membaca itu semacam kebutuhan atau keharusan.Membaca adalah konsumsi otak, pikiran, intelektual. Jadi, demi keadilan terhadap diri, maka membaca, yang identik dengan belajar atau menuntut ilmu, kedudukannya sejajar dengan makan sebagai konsumsi jasad dan ibadah sebagai konsumsi jiwa.

Dulu, dengan ringannya menjawab makan bakso.
Ternyata jawaban itu karena suka dengan bakso tapi jarang terbeli.
Sekarang? Walaaah, ditawari gratis saja kadang menolak, ha ha, terutama saat perut kenyang.

Pernah juga menjawab hobi masak.
Dipikir-pikir, kalau masak itu hobi, kasihan banget suami dan anak-anak? Nunggu Umi punya waktu senggang baru dimasakin. Dan ternyata kemampuan masak itu pernah menjadi pekerjaan utama. Nggak cocok dong dengan defenisi hobi. Demikian halnya dengan menjahit.

Nah, sekarang apa hobiku?

Menuliskah?

Mungkin sebagian orang mengannggap begitu, tapi kalau membaca ulang defenisinya, nggak tepat juga, karena menulis bukan saat senggang, tapi menyediakan waktu sengaja untuk menulis, walau sedang sibuk.

Jadi?

Sudahlah, nggak usah dibuat pusing. Lakukan hal yang bermanfaat dengan senang hati, dan anggaplah itu hobi, bila memang kolom hobi harus terisi, ha ha.

2 comments:

  1. Hiiiiiiiiiiii sama, suka plin plan kalau ditanya hobi. Bahkan saat ini kayaknya saya lagi nggak punya hobi T___T

    ReplyDelete