Tuesday, July 19, 2016

Bekal Tidur

Dulu, di awal kehidupan rumah tangga, hampir setiap hari suami pulang larut malam, terkait dengan tugasnya sebagai guru privat.

Sendiri di rumah, apalagi yang dilakukan selain membaca? Maka, setelah shalat isya, naik ke tempat tidur dengan membawa bahan bacaan; Al Qur'an, buku dan majalah. DAN ya, bukan ATAU, artinya ada kebiasaan membaca yang mungkin di anggap aneh. Membaca buku satu belum selesai, ganti yang lain, kalau bertemu dengan halaman yang tidak menarik atau bikin bete. Itu salah satu cara membuat membaca sebagai aktivitas yang menyenangkan.

Benar, di rumah banyak buku, yang jelas lemari berlabel lemari buku, ada empat, belum lagi buku-buku yang berserak di atas meja, di laci atau di tempat tidur.

"Semua  buku ini sudah Umi baca?" tanya, Hafa.

"Belum semua, tapi mungkin lebih banyak yang sudah Umi baca dari buku-buku pinjaman."

Ya, kalau buku pinjam biasanya segera diselesaikan dan segera dikembalikan, lalu...pinjam lagi. Itu dulu, saat anak-anak sampai menjelang berkeluarga.

Setelah berkeluarga dan diberi rizki untuk mempunyai  buku sendiri, kebiasaan membacanya disesuaikan. Dan itulah harta kami. Saat pindah rumah, yang paling banyak kardus berisi buku. Butuh waktu 2 minggu untuk mengemasnya sebelum pindah dan 2 minggu lagi untuk membongkarnya di rumah baru.

Sedih, saat buku-buku itu kurang terawat, apalagi kalau sampai kebocoran saat hujan.

No comments:

Post a Comment