Wednesday, May 4, 2016

Kasus Yuyun, Sebuah Tamparan!

Untuk siapa?

Semua kalangan! Terutama keluarga.

Kenapa Keluarga?

"Karena semua penyakit masyarakat berasal dari rumah, dan obatnya pun, ada di rumah," kata seorang teman.

Rumah siapa? Pelaku? Korban?

Semua rumah yang membentuk masyarakat.

Saya pikir, jawaban itu bisa diterima saat kita memandang permasalahannya secara luas.

Beberapa kasus yang mencuat memang membuat kita geram dan berujung paranoid.

Musibah yang menimpa Yuyun terjadi sebulan yang lalu, gadis belia, 14 tahun, tewas mengenaskan setelah diperlakukan dengan cara melebihi kebuasaan binatang, tapi ramai di media baru beberapa hari ini. Apakah karena tkpnya ada di pelosok?

Sebelumnya kasus Dwiki, siswa SMK di Lampung yang tewas mengenaskan, dibantai oleh teman-teman sebayanya hingga 107 tusukan di tubuhnya. Apa khabarnya?

Dua kasus heboh yang melibatkan remaja-remaja kita, yang menurut psikologi memang masa usia labil, padahal kalau menurut ukuran syariah Islam, sudah masuk masa baligh, yang berarti sudah menanggung akibat dari semua perbuatannya.

Di sinikah akar masalahnya?

Keterlambatan menyiapkan kemampuan memasuki masa baligh.

Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukannya?

Maaf, tidak bermaksud menyalahkan pihak manapun, karena semua unsur saling terkait, hanya mencoba membahasnya dari sudut pernyataan awal di atas.

Kalau setiap keluarga mampu tidak menimbulkan penyakit atau menularkannya ke tengah masyarakat, tentu penyakit masyarakat tidak akan terlalu parah. Andai pun tertular, saat masuk rumah, dia akan mendapatkan pengobatan.

Semua kita bisa melakukan itu tanpa harus menjadi pejabat yang berwenang membuat peraturan, karena hampir sema kita memiliki keluarga.

Jadikan tamparan ini sebagai pengingat untuk kembali memfungsikan peran keluarga dalam perbaikan masyarakat.

No comments:

Post a Comment