Friday, May 27, 2016

Home Sweet Home

Seperti apakah gambarannya?

Mungkin setiap individu berbeda kriterianya.

Mungkin kita termasuk yang memperhatikan suasana sebuah keluarga, terutama saat berkesempatan menginap atau sering berinteraksi dengan sebuah keluarga, walau belum berkesempatan bermalam bersama.

Ada keluarga yang terlihat begitu damai, tenang, sejahtera, tak ada masalah atau gejolak. Tingkat ekonomi memadai untuk mencukupi kebutuhan sesuai tuntutan zaman. Tak ada pembicaraan serius kecuali urusan rutinitas, makan, ke kantor, sekolah, rekreasi dsb. Semua anggota keluarga melakukan rutinitas sesuai tugas masing-masing, sama setiap harinya.

Muncul pertanyaan, apa tidak bosan?

Mungkin tidak, kalau memang itu pencapaian yang diinginkan dari perjuangannya selama ini. Atau memang tipenya seperti itu, senang dengan kemapanan. Hidup mapan, tanpa kekurangan materi. Menikmati hasil perjuangannya yang panjang. Model keluarga seperti ini banyak ditemui di kalangan PNS atau BUMN, karirnya berjenjang, tangga demi tangga dilalui.

Berbeda dengan keluarga pebisnis atau wira usaha. Bisa dibilang tak ada istirahatnya, bahkan saat sudah sukses sekalipun, berusaha menjaga agar tidak bangkrut. Tidak bisa lengah!

Bagaimana dengan keluarga dakwah?
Keluarga yang tak pernah berhenti memikirkan masalah umat, bagaimana pun kondisi perekonomian keluarganya. Rumahnya adalah markas untuk mempersiapkan apa yang akan dilakukannya untuk kebaikan umat. Entah dalam kondisi lapang atau sempit. Rumahnya adalah masjid, untuk meningkatkan kualitas ruhiyah. Rumahnya adalah sekolah yang mendidik dengan prinsip asah, asih, asuh. Anggotanya saling mengutkan dan mengingatkan dalam proyek kebaikan.

Masih banyak tipe home sweet home yang ada di masyarakat.

Hmm, home seperti apa yang sweet home bagi kita?

No comments:

Post a Comment