Saturday, April 30, 2016

Buku Mahal?

"Dijual berapaan, Mi?" tanya Husna.

"15.000."

"Mahal banget, bukunya kecil begini?"

"Kalau belinya banyak, ya lebih murah, bahkan nisa setengahnya."

***

Tidak ada peraturan baku bagaimana menentukan harga buku. Sementara ini, khususnya untuk buku self/indie, sepenuhnya tergantung pada penulis, kadang-kadang ada masukan dari penerbit sebagai pertimbangan.

Mahal atau murah itu relatif, terutama untuk produk yang sifatnya hasil pemikiran.

Kalau untuk buku kosong, tentu harga sebesar itu mahal, karena kita membeli kertas, beda dengan buku yang merupakan hasil pemikiran. Kertas hanya sebagi wadah, walaupun sementara ini, yang jadi pertimbangan pertama saat menentukan harga adalah biaya terbit, yang di dalamnya termsuk harga kertas, tinta dan tenaga cetak.

Kalau kita berfikirnya lebih dalam, sebenarnya apa tujuan utama kita membeli buku? Untuk mendapatkan manfaat, bukan? Di sana kita akan menemukan hasil pemikiran penulis yang bisa kita ambil dan gunakan tanpa harus memikirkan dan menemukannya sendiri.

15.000 rupiah, kalau untuk beli bakso dapat satu mangkuk, atau nasi ayam satu bungkus, membuat kita kenyang sekitar 2 sd 6 jam, lapar lagi, bakso/ nasinya sudah habis.

Buku ini sengaja dikemas ukuran saku, supaya mudah dibawa ke mana-mana, dibaca sewaktu-waktu.

Bukan kamus, buku doa atau dzikir, isinya tentang bagaimana teknik mengubah-ubah sudut pandang dalam menghadapi berbagai permasalhn hidup yang sering menggnggu pikiran dan perasaan sehingga membuat hidup gelisah.

Buku ini dikemas ukuran saku, agar bisa dijadikan suvenir acara penting seperti pernikahan, tasyakuran, dsb. Anggarannya pun terjangkau untuk hampir semua kalangan. Terkait dengn biaya cetak, semakin banyak pemesanan, harga semakin murah.

Jadi?

Ya segera pesan! 😃, nggak mahal untuk mendapatkan manfaat di dalamnya.

2 comments: