Tuesday, April 19, 2016

Menulis Sebagai Jejak Sejarah

Saat masih hidup, mungkin Kartini tidak pernah berpikir bahwa namanya akan disebut sampai sekarang. Beliau tidak tahu akan dipahlawankan.

Hampir setiap bulan April, ada yang mempermasalahkan, kenapa Kartini yang dipahlawankan sedangkan ada tokoh wanita lain dengan kiprahnya yang dianggap lebih layak mendudukl posisinya?

Semua itu terjadi, selain karena memang garis takdir, juga ada peran penulis sejarah di dalamnya.

Kita pun tak tahu, berapa ratus kemudian, apakah nama kita masih disebut oleh anak cucu?

Mengapa tak mencoba menuliskan sejarah diri kita sendiri untuk menjadi  bukti sejarah yang otentik jika ternyata Allah memilih mengabadikan nama kita di masa generasi mendatang?

Jadi, menulis bukan sekedar hobi.
Menulis bisa ditingkatkan urgensinya sebagai bukti sejarah kehidupan selain juga sebagai warisan untuk keturunan.

Maka, mengapa mesti menunda untuk menulis?

No comments:

Post a Comment