Tuesday, April 12, 2016

PsyWar


Psywar

Saat sekolah dan kuliah, saya punya kebiasaan yang kurang umum dilakukan teman-teman lain.

Menjelang ujian, biasanya siswa dan mahasiswa melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan nilai yang baik, ada usaha positif, ada juga yang curang. Belajar sampai lembur, menyiapkan contekan di kertas kecil dan tempat lainnya, memilih tempat duduk yang jauh dari pandangan pengawas ujian sekaligus aman untuk diskusi dan tukar jawaban.

Saya termasuk siswa yang malas mengulang pelajaran, tidak belajar sampai lembur kecuali ada tugas yang harus segera dikumpulkan.

Dalam memahami pelajaran, saya mengandalkan tatap muka di kelas. Bangku pojok paling depan, dekat meja guru adalah posisi favorit saat belajar maupun ujian.

Kalau tegang memikirkan akan ujian, saya lebih suka mengalihkannya dengan membaca novel atau bacaan lain yang bukan pelajaran. Beres baca novel, baru membaca bahan pelajaran.

Juga tidak tertarik dengan mencontek atau kerjasama saat ujian, teman-teman paham kebiasaan itu. Kalau mau bertanya, saya tidak pelit berbagi, tapi di luar waktu ujian.

Satu lagi yang dianggap aneh, hampir selalu selesai duluan saat ujian dan langsung meninggalkan kelas. Wajar kalau ada sebagian peserta yang grogi dan terganggu konsentrasinya.

Ada yang bilang, itu psywar! Perang urat saraf!

Wew!

Sungguh, tidak ada niat seperti itu! Saya hanya tidak suka bengong di dalam kelas, lebih nyaman menunggu jam pelajaran berikutnya di taman sekolah, emperan kelas atau masjid. Sambil baca, tentunya.

Tak jauh beda dengan sekarang, saat mulai berkiprah di dunia kepenulisan. Saya bukan tipe yang memberi kejutan dengan karya yang tiba-tiba muncul. Lebih suka menyampaikan prosesnya dan segera mengabarkan hasilnya. Bukan untuk membuat grogi teman penulis lain, tapi justru lebih bikin greget, terutama yang masih berlama-lama menahan hasil karyanya.

"Hayo, cepat! Jangan sampai ketinggalan! Jangan mau kalah sama nenek-nenek, eh, calon nenek!" 😃

Ini psywar juga!

Dalam rangka fastabiqul khoirot! Berlomba-lomba dalam kebaikan.

2 comments:

  1. Waw, jadi ninggalin kelas duluan dianggap psywar ya, mba? Padahal dulu kalo ninggalin kelas pertama karena udah pusing ga bisa mikirin jawaban soal. Haha. Atau pas emang udah bete karena semua udah dikerjain. Ya, persepsi orang ebda2 ya. Lebih suka yang mana tergantung kebutuhan. Kalau psywar soal karya aku kadang woro-woro, tapi enakan pas udah setengah mateng. Biar ga terlalu heboh juga :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah, sebenarnya sama, sudah bete, tapi waktu melihat rekasi teman-teman yang terus buru-buru dalam mengerjakannya, ya artinya mengganngu psikologis mereka, tho? Ha ha, sebenarnya waktunya masih lama, tapi karena sudah ada yang selesai duluan, jadi grogi.

      Delete