Friday, January 9, 2015

Pawang Hujan

"Umi, Abi bisa mindahin hujan, ya?"

Seorang ibu menahanku di perjalanan, sepulang dari belanja sayur, pagi ini. Aku sempat kaget dengan pertanyaan itu. Tapi segera dapat memaklumi, mengapa beliau bertanya begitu, mengingat beberapa hal yang kadang Abi lakukan sebagai seorang terapis juga pengurus rukun kematian.

"Maksud, ibu?"

"Dengar-dengar Abi bisa menahan hujan, misalnya saat ada hajatan," katanya.

Wow! Keren banget? Sakti dong, Abi?

"Ibu, itu berita nggak benar. Hanya Allah yang bisa menurunkan, menahan dan memindahkan hujan. Semua itu ada dalam kekuasaan-Nya. Kalau selama ini ada kabar Abi meruqyah atau mendoakan orang yang sedang sakit parah, atau menuntun orang yang sakaratul maut, itu benar. Karena itu diperintahkan, dibolehkan," aku berusaha menjelaskan sesederhana mungkin, lha namanya di pinggir jalan, beda kalau saat pengajian.

"Eh, iya, Mi, maaf," beliau terlihat salah tingkah. Mungkin dari raut wajah atau intonasi suaraku terasa ada nada tersinggung, walaupun sedikit. Lha, iya...suami dianggap dukun. Sedangkan selama ini kami berusaha mengikis hal-hal yang mengindikasikan merusak keimanan di lingkungan.

***
Sebuah kenyataan yang masih sering kita temui di sekitar. Perbuatan-perbuatan yang membahayakan aqidah tapi dianggap biasa-biasa saja. Kemajuan zaman, tingginya tingkat pendidikan dan kehidupan perkotaan yang dekat dengan berbagai informasi, tidak otomatis sejalan dengan peningkayan keimanan dan pemahaman agama. Cara berpikir pragmatis kadang membuat manusia kurang memperhatikan kesehatan aqidahnya. Mungkin ini salah satu sebab, mengapa ada sebagian kecil orang-orang dianggap ahli ibadah, tapi masih juga melakukan tindakan yang mengindikasikan kesyirikan.

Pawang hujan! Ini salah satu fenomena yang sering kita temui saat ada hajat besar, baik hajat pribadi maupun masyarakat yang terkait dengan berkumpulnya banyak orang, yang diperkirakan acara akan terganggu jika turun hujan. Dari pada repot mempersiapkan segala atribut untuk mengantisipasi datangnya hujan, lebih memilih menghalangi hadirnya hujan. Praktis bukan?
 “Ada lima kunci ghaib yang tidak diketahui seorangpun kecuali Allah: Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang terdapat dalam rahim, tidak ada satu jiwapun yang tahu apa yang akan diperbuatnya esok, tidak ada satu jiwapun yang tahu di bumi mana dia akan mati, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan turunnya hujan.” (HR. Al-Bukhari no. 1039).

No comments:

Post a Comment