Wednesday, June 1, 2016

Saat Uang Jadi Tuhan

Saat dompet menipis
Seakan sah-sah saja seorang suami menampakkan wajah berlipat untuk sang istri

Saat uang tak ada
Seolah wajar-wajar saja seorang ibu memuncak emosi, menyalahkan suami, memarahi anak-anak yang dianggap tak memahami kondisi.

Saat isi kantong habis terkuras, sedang perut lapar melilit, seolah boleh saja mencuri, bahkan dalil agama dijadikan sandaran untuk membenarkannya.

Saat gengsi bertengger menjadi mahkota, seolah wajar saja melakukan korupsi untuk menjaga imaji.

Saat hati gulana ketika tak ada uang dalam genggaman, kemanakah Tuhan yang menenangkan?

Ahay! Jangan-jangan, selama ini uanglah yang menduduki posisi-Nya dalam diri!

No comments:

Post a Comment