Thursday, June 9, 2016

Prasangka yang Proporsional

Sulit menghindari prasangka kepada orang lain, sedang kita bisa melihat, mendengar dan berfikir.

Tidak selamanya prasangka baik itu sesuai kenyataan dan bisa jadi prasangka buruk itu benar adanya.

Prasangka baik yang polos bisa saja menghilangkan kewaspadaan dan menjerumuskan, sedang prasangka buruk yang dipertahankan bisa mendatangkan fitnah dan tuduhan palsu.

Jadi, bagaimana seharusnya?

Proporsional!

Kalau tidak bisa menghindari prasangka, karena salalu ada lintasan dalam fikiran, maka kita harus berusaha proporsional dalam menilai sesuatu, yang nampak atau tersembunyi, yang dikatakan maupun dirahasiakan

Kenapa?

Jangan sampai kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang rugi.

Jika prasangka baik kita benar, sesuai kenyataan, maka keuntungan bagi kita, tidak mengotori hati.

Jika prasangka baik kita salah, hati kita tidak terkotori, tapi mungkin kewaspadaan berkurang sehingga keburukan seseorang tidak dapat dicegah, bahkan mungkin mendatangkan musibah kepada orang lain.

Prasangka baik yang proporsional tetap menyisakan ruang dalam hati untuk menerima kemungkinan bahwa kenyataannya tidak seperti prasangka kita, mengingat dalam diri manusia selalu ada kemungkinan khilaf, sehingga sikap waspada dan bersiap mencegah hal buruk masih sempat dilakukan.

Prasangka buruk jelas mengotori hati kita, dan itu kerugian. Tapi prasangka buruk yang proporsional berdasarkan fakta, akan meningkatkann kewaspadaan dan upaya untuk pencegahan andai prasangka itu benar adanya.

Dengan selalu menyambungkn hati kepada Allah, kita akan lebih terlatih berprasangka yang proporsional kepada makhluk-makhluk-Nya, satu hal yang tak perlu kita ragukan dalam prasangka adalah kepada Allah, jangan pernah sekalipun berprasangka buruk kepada Allah, karena itu adalah , kesalahan fatal!

Subhanallah!

No comments:

Post a Comment