Monday, February 1, 2016

Kabar Untuk Penilis Pemula

Kabar Gembira untuk Penulis Pemula

Idealnya, buku yang kita tulis diterbitkan mayor. Tanpa modal dan masuk jaringan pemasaran yang menggurita.

Tapi realitasnya tidak semudah itu, banyak penulis kecewa karena belum berkesempatan bukunya diterbitkan secara mayor.

Saya hanya akan bercerita, yang semoga bisa diambil pelajarannya. Tak ada yang disembunyikan karena takut tersaingi, karena saya ingin teman-teman penulis dapat mewujudkan harapannya, menerbitkan buku, walau diterbitkan indie.

Pembaca juga tidak terpengaruh, apakah buku diterbitkan mayor, indie atau self publishing.

Buku solo pertama terbit bulan Januari 2015, tanpa isbn, karena memang dibuat untuk suvenir pernikahan anak sulung. Ukuran buku saku. Cetak 1500 eks, sisa dari suvenir sering saya gunakan untuk bonus buku berikutnya.

Buku kedua, Umi & Richie, dialog inspiratif. Terbit April 2015 hanya 100 eks, dua bulan kemudian cetak ulang 100 eks, sampai sekarang masih ada beberapa. Selain terjual, banyak juga yang dibagikan gratis untuk saudara dan relasi, belum banyak memberikan keuntungan, tapi  biaya terbit tertutupi. Diterbitkan lovrinz, penerbitan punya Mbak Rina Rinz, trims ya, Mbak. Pelayanan yang ramah dan familiar tapi tetap profesional.

Buku ketiga terbit bulan Juli 2015, Atas Nama Cinta, hanya cetak 100. Sudah habis, baru mau cetak ulang lagi. Dengan alasan pengiriman, saya memilih penerbit lokal, Aura Punlishing. Bagusnya, dengan Mbak Rina tetap ada komunikasi dan konsultasi.

Buku ke empat, Menuju Keluarga Hafidzul Qur'an. Awal Januari keluar dari penerbit, langsung dipasarkan. Cetak pertama hanya 100, biasa, terbentur dana 😃.

Masyaallah, 5 hari habis! Langsung cetak ulang, ada jeda beberapa hari stock kosong, hari ini, sebulan sudah buku keempat terbit, dan dievaluasi, Alhamdulillah, kata Kak Ikhsan Aura, owner Aura Publishing, termasuk keren. Dalam waktu sebulan, buku penulis pemula, terbitan indie pula, bisa terjual lebih dari 250 eks, diluar yang kongsinasi (bener nggak ya, nulisnya) dan free untuk orang-orang tertentu. Penjualan itu hanya mengandalkan promo di medsos dan relasi dunia nyata yang sangat mendukung. Sebagian teman dengan sukarela membantu promosi, dengan share status, testimoni bahkan menawarkan ke teman-teman sejawatnya.

Jujur, saya termasuk pemalu kalau berjualan, tapi dengan keyakinan bahwa isi buku ini bermanfaat dan dibutuhkan, semangat itu meningkat. Bukan semata jualan materi tapi konsep.

Sepertinya kita perlu mempertimbangkan alternatif seperti ini, terbit indie. Sesuaikan dengan kemampuan. Bila perlu galang dukungan, orang akan senang mendukung gerakan untuk kebaikan.

Jadi?

Jangan takut terbit indie. Pilih penerbit lokal yang profesional dan familiar, saling kerja sama atas dasar kejujuran dan niat baik Saling membesarkan dan mendukung usaha.

Setiap buku akan ada takdirnya, mari jemput takdir baik.

Tanamkan sebuah keyakinan, jika karya kita bermanfaat untuk kehidupan, maka ikhtiar seoptimal mungkin, Allah takkan membiarkan kita bekerja sendiri.

Bismillah!

No comments:

Post a Comment