Wednesday, February 3, 2016

Produktivitas Amal

Produktivitas Amal

Beberapa waktu lalu beredar dan di share berulang-ulang, meme di beranda fb yang kira-kira isinya begini:

"Kalau setiap amal kebaikan kita catat di dinding fb, lalu malaikat kebagian nyatat apa?"

"Kalau doa kita panjatkan di dinding fb, apa doa yang kita panjatkan saat menghadap Allah?"

Bagus ya, isinya? Anjuran atau sindiran untuk menyembunyikan amal ibadah yang kita lakukan! Hindari riya!

Tapi benarkah?

Apakah orang-orang yang menuliskan amal kebaikan di fb berarti dia sudah melakukannya? Kalau sudah melakukan dan ditulis di dinding fb, apakah malaikat tidak boleh mencatatnya sebagai catatan amal kebaikan? Seperti itukah cara kerja malaikat?

Kadang kita bicara tentang hal yang tidak dipahami, dengan logika sendiri.

Mari kita bicara tentang dakwah dan produktivitas amal!

Sebagai pribadi, dakwah seperti apakah yang paling menyentuh dan menyadarkan kita?

Kata-kata kosong tanpa bukti atau contoh nyata amal yang dilakukan dengan penjelasan yang penuh kelembutan?

Bisakah kita mencontoh sesuatu yang tidak terlihat dilakukan? Bisakah kita mencontoh kebaikan orang yang diam, tanpa bukti nyata amal, tanpa kata-kata yang menjelaskan atau ungkapan hasil tadabur dan tafakurnya?

Bagaimana kita bisa melakukan amal ibadah yang dituntunkan Rasulullah tanpa beliau mencontohkan dan menjelaskan?

Dinding fb, sebagimana sarana lain, bisa kita manfaatkan untuk apa saja.

Mencari teman, menciptaan musuh, mencari ilmu dan info yang berkembang, membuat galau atau mencari kesejukan, atau justru untuk meningkatkan produktivitas amal kebaikan.

Bandingkan! Mana yang lebih produktif?

1. Kita melakukan ibadah sendiri, maka Allah akan membalas dengan nilai tertentu.

2. Kita melakukan amal ibadah yang terlihat orang lain, lalu mereka terinspirasi dan melakukan hal yang sama. Maka Allah akan membalas amal kita dan amal orang lain sesuai apa yang dilakukan, ada bonus juga, kita mendapatkan nilai dari Allah tanpa mengurangi nilai mereka.

Mana yang lebih produktif dalam perbaikan kondisi masyarakat? No 1 atau no 2?

Bagaimana dengan kebersihan niat?

Sudahlah! Itu urusan masing-masing dengan Allah. Kita urusi kualitas niat kita, dan orang lain juga begitu.

Jadi?

Mari kita perbaiki diri tanpa mengganggu upaya orang lain untuk memperbaiki diri dengan cara yang dipilihnya.

Andai kita tak suka dan merasa terganggu dengan amal kebaikan orang lain yang ditampakkan, hindari beranda, lewat notifikasi saja.

No comments:

Post a Comment